SISI LAIN GENERASI MILLENIAL (Suatu refleksi)


Gerenasi Milenial adalah generani yang hidup dan tumbuh di jaman Milenium Baru, sesuda tahun 2000. Generasi ini lahir dalam suasana dunia yang ditandai dengan pelbgai perkembangan dunia seperti Ilmu dan teknologi. Perubahan dunia begitu cepat di jaman ini, ambil contoh: di tahun 2004 jenis HP yang menguasai dunia adalah Nokia, kemudian di tahun 2010 sempat dikuasai oleh HP Balck Berry, dan sesudah itu muncul HP dengan kekuatan Unroid dengan fitur-fitur yang menggiurkan dan menyejukan sampai saat ini. Perkembangan dunia elektronik dengan segala jenis kemudahannya bisa diperoleh di era ini. Jaringan internet yang membahana di seluruh dunia, menciptakan generasi milenial dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

Mereka dapat menemukan informasi-informasi terkini dan aktual dalam pelbagai bidang dengan sangat mudahnya. Ada evoria untuk masuk dalam iklim teknoligi ini, siapa yang tidak memiliki gadget atau smartphone yang aduhai berarti dia belum masuk dalam sisi anak muda millennial. Begitulah cara pandang anak muda milenial…kadang orangtuanya dipaksa untuk harus memenuhi kebutuhan smartphone yang canggih demi menyeimbangi gaya hidupnya dengan teman-teman seangkatannya. Inilah lifestile generasi milenial pada umumnya.

Ada sisi lain generasi milenial yang ditampilkan anak-anak milenial yang ada di Quasi paroki St. Maria Imakulata Wowonda. Selama kurang lebih 2 pekan terakhir, mereka berjuang menggali dan mengasah kemampuan mereka dibidang Bahasa daerah.

Kita tahu bersama bahwa pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi masuk dalam cara dan gaya hidup anak-anak millennial termasuk anak muda quasi paroki ini, sehingga banyak dari mereka tidak memiliki kemampuan dan kecakapan berbahasa daerah dengan baik dan lancar. Traditional knowledge menjadi benda asing bagi mereka sendiri, mereka lebih gemar dan bangga memiliki budaya luar ketimbang budaya sendiri.

Menjawab tantangan ini, DPP dan semua perangkatnya menciptakan suasana yang sedikit memaksa anak muda untuk mencintai budayanya sendiri yakni BAHASA DAERAH, melalui kegiatan perlombaan membaca, menyanyi, bertutur semuanya dalam Bahasa Yamdena. Perlombaan ini dilaksanakan oleh Pantia kecil yang terdiri dari kalangan anak muda berbakat, difasilitasi oleh YPMD, Pemerintah Desa Wowonda dan Quasi Paroki.

 

Kegiatan ini berlangsung dari tgl. 16 Mei sampai 23 Mei. Selama hari-hari ini, Generasi milenial ini larut dalam suasana cinta budaya: mereka bangga menggunakan Bahasa Yamdena, mengenakan pakaian Tanimbar bersama atribut-atributnya, bergoyang dan bernyanyi bersama dalam suasana suka cita sebagaimana cirikhas Tanimbar. Sungguh indah dan mempesona ada dalam suasana ini selama kurang lebih 1 pekan.

Usai seluruh kegiatan ini, muncul banyak wacana untuk melestarikan budaya Tanimbar ini melalui kelompok sanggar, tempat pembinaan dan Pendidikan sekaligus pematangan generasi milenial untuk memelihara nilai-nilai budaya yang kadang kurang dilirik di wilayah pedesaan karena diianggap bahwa akan terpelihara secara natural. Sanggar memang sudah popular di Tanimbar, namun sayang sekali bahwa hanya berpusat di kota Saumlaki dan sekitarnya, karena memang memiliki nilai ekonomis.
Semoga lewat tulisan ini, ada banyak orang yang mau berminat untuk membentuk sanggar budaya, tempat Pendidikan anak-anak milenial Tanimbar dalam Upaya memelihara kelestarian budaya Tanimbar, bukan hanya di kota Saumlaki, tetapi mau masuk sampai ke pedesaan, anatara lain di Quasi Paroki St. Maria Imakulata Wowonda. Salam dari bukit Inspirasi, Wowonda.(RD. Simon Petrus Matruty)