USAHA MEMBUKA BELENGGU “KEMELEKATAN”

DAILY WORDS, SENIN, 01 JULY 2024
PEKAN XIII MASA BIASA
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : AM 2: 6 – 10. 13 – 16
MAZMUR : MZM 50: 16bc– 17. 18 – 19. 20 – 21. 22 – 23
INJIL : MAT 8: 18 – 22

@ “ Amos ”, dari asal katanya berarti “ beban ”. Apa yang menjadi “beban” bagi nabi Amos? Dia cuma seorang peternak dari daerah Kerajaan Selatan (Yehuda), namun memikul tugas kenabian yang maha berat. Mengapa? Ya, karena Amos harus bergerak ke wilayah Kerajaan Utara (Israel) untuk menubuatkan masa penghakiman yang bakal terjadi atas Kerajaa Utara/Israel akibat kebobrokan yang mereka lakukan dalam masa kepemimpinan raja Yerobeam II atas Israel dan raja Uzia atas Yehuda. Dalam kenyataan, pada masa itu Kerajaan Utara sedang dalam kejayaannya, khususnya dalam bidang ekonomi, kemiliteran dan politik. Ironisnya, berbarengan dengan kejayaan itu, nabi Amos menemukan begitu banyak kebobrokan yang terjadi. Begitu banyak ketidakadilan sosial yang marak dalam masyarakat. Adanya perdagangan internasional yang luas namun keuntungannya hanya dinikmati oleh para penguasa. Adanya praktik-praktik bisnis yang penuh tipu daya terhadap orang miskin dan tak berdaya. Bahkan terjadi perampasan tanah milik orang yang miskin. Memang pada waktu bersamaan, mereka melaksanakan upacara-upacara keagamaan dan terus memeliharannya. Namun, hal itu dilakukan beriringan dengan tindakan atau perlakuan yang tidak adil atas mereka yang miskin dan menderita. Mereka memberi persembahan yang mahal, namun jika ditelusuri, persembahan itu merupakan pemberian dari orang-orang miskin. Sungguh, nabi Amos menemukan ketidakadilan yang bahkan dianggap lumrah. Para elite melihatnya sebagai sesuatu yang normal dan akhirnya menjadi MELEKAT dan terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan yang demikian. Atas semua alasan di atas, nabi Amos meneriakkan pertobatan atau perubahan di dalam kerajaan Utara (Israel).

@ Yesus lahir, bertumbuh dan hidup di dalam masyarakat yang tidak beda perilakunya dengan masyarakat di jaman nabi Amos. Para elite hidup dalam perilaku yang tidak adil terhadap orang-orang yang miskin dan berkekurangan. Adanya kelas-kelas di dalam masyarakat yang turut memperuncing cara tindak orang-orang elite terhadap kaum marginal/penggiran. Yesus mengkritik kaum-kaum elite ini atas cara mereka memanipulasi hukum Taurat Musa dan membenarkan segala tindakan mereka yang tidak becus. Kaum elite Yahudi yang di dalamnya termasuk para ahli Taurat sudah MENYATU atau MELEKAT erat dengan praktek-praktek ketidakadilan di dalam masyarakat. Mereka sudah nyaman dengan keadaan yang ada. Oleh karena itu, ketika ada seruan untuk merubah cara tindak atau perilaku mereka yang lama, di sana terjadi resistensi atau perlawanan atas kritikan-kritikan dan ajakan-ajakan baru yang bersifat revolusioner. Di dalam Injil yang kita dengar hari ini, Yesus memberi jawaban yang sangat ekstrim kepada seorang ahli Taurat yang hendak mengikuti Yesus. Ada dua hal yang memberi kesan “betapa radikal” tuntutan untuk mengikuti Yesus. Pertama , ungkapan “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”. Ini merupakan suatu gambaran bahwa jika hendak mengikuti Yesus, lepaskan semua kemelekatan yang memberi kenyamanan atas diri seseorang. Harta duniawi ini dapat berupa kepemilikan atas barang-barang materil dan ambisi atau kerinduan yang mendalam atas kedudukan atau kekuasaan tertentu. Kedua , “ biarkan orang mati menguburkan orang mati”. Ini merupakan sebuah ungkapan yang mau menegaskan bahwa jika kita hendak mengikuti Tuhan, hendaknya kita melepaskan juga kemelekatan-kemelekatan kita atas keluarga, sahabat, atau pihak-pihak lain yang sungguh membelenggu atau melilit diri kita sehingga kita tidak menjadi “ bebas merdeka ” untuk menjalankan amanat atau perintah Tuhan.

@ Baik orang-orang Israel (Kerajaan Utara) di jaman nabi Amos maupun kaum elite di jaman Yesus dan kita semua di jaman modern dengan segala tawaran yang menggiurkan ini, kita semua dituntut untuk tidak melekatkan diri atau terobsesi dengan segala sesuatu yang membelenggu pergerakan kita untuk menjalankan firman Tuhan. Kita saling mendoakan agar, entah sebagai imam, biarawan/biarawati, sebagai orang tua, suami dan istri, sebagai pengusaha atau sebagai aparatur negara, dsbnya., kita semua dapat mengalami pembebasan dari semua yang membelenggu diri kita dan membuat kita mengalami kesulitan dalam mencintai Tuhan dan sesama secara “ lepas bebas ”. Semoga Roh Kudus memampukan kita untuk keluar dari segala macam belenggu, baik belenggu harta duniawi dan kuasa atau kedudukan maupun belenggu oleh karena kemelekatan kita dengan sahabat dan keluarga. Mari kita hadirkan Tuhan untuk turut serta bersama kita di dalam usaha membuka belengggu-belenggu kemelekatan duniawi agar kita boleh mencintaiNya dan sesama secara bebas dan merdeka. Have a blessed evening filled with love and kindness. Warm greetings to you all. padrepiolaweterengsvd 🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽