Sebagai orang yang diutus


(Kis.13:13-25; Yoh. 13:16-20)

Sebenarnya, setelah Yudas, peristiwa pengkhianatan itu sudah selesai. Tidak ada lagi yang mengangkat tumitnya terhadap Sang Guru. Nas yang tertinggal telah terpenuhi.

Kini orang yang diutus sudah harus sibuk mempertontonkan siapa Dia yang mengutus. Kwalitas tontonan ini mempertemukan secara sejuk Pribadi Ilahi yang diperkenalkan Sang Guru selama ini kepada dunia.

Kita, Gereja, pihak yang menerima perutusan dari Tuhan dipanggil membuat jelas karya Allah sejak semula. Paulus telah menggores sketsa itu di hadapan Israel. Ia menuturkan kisah manis itu sampai Yohanes tiba dengan semangat kerendahan hati, tidak cari untung bahkan tak rasa pantas membuka tali kasutNya.

Kita terus belajar dan bergiat melaksanakan misi. Yohanes telah menunjukkan kwalitas itu. Paulus membawanya terus dalam pewartaan. Yesus terus hadir memurnikan kita, Gereja, untuk tidak lebih dari tuan atau Dia yang mengutus. Kita terus taat dengan kemurnian jati diri sebagai pihak yang diutus. Tentang kita para imam, seorang Uskuplah yang mengutus kita. Ya… Dia mewakili Tuhan mengutus kita.

Marlon Taher
(Lodar El)