Jangan main balas bila ditolak


(Lukas 9:51-56)

Tidak selalu karya pelayanan itu berjalan mulus. Pasti saja ada jalan menikung. Rencana A bisa berubah menjadi rencana B dan seterusnya.

Injil hari ini menampilkan kisah yang tak lazim. Yesus hendak pergi ke Yerusalem tapi berencana hendak melalui sebuah kampung Orang Samaria. Apa yang terjadi? Orang sekampung tak mau menerimaNya. Maklumlah, relasi Orang Samaria sejak awal tak sedap dengan Orang-orang Yahudi. Keluhan mereka ini jelas. Bila Yesus mau ke Yerusalem, mana boleh Ia harus singgah disini…??? Apa maksudnya itu…???

Para murid yang mendengar sikap Orang Samaria ini bereaksi cukup keras. Mereka segera mengkonfirmasi Yesus agar kampung itu bila perlu dibumihanguskan. Tak layak mereka hidup bila menolak jalan-jalan Tuhan. Tapi Yesus segera membatalkan niatan itu. Tak banyak kata, Ia meminta mereka mengikuti jalan lain saja.

Ada saat-saat dimana kita juga akan mengalami hal yang sama. Tujuan pelayanan kita terbentang indah di depan. Namun untuk merealisasikan semua itu, lain kali kita butuh rehat, istirahat sejenak, canda tawa, basa basi, kerja sama bahkan dukungan dengan orang lain yang kita jumpai di tengah jalan. Tapi reaksi mereka lain kali tak seindah sebagaimana yang kita bayangkan. Kita bisa ditolak. Bukan karena mereka membenci kita tapi keliru menangkap misi mulia yang kita bawa. Dan Injil katakan, bila kita ditolak, tak perlu bereaksi balik dengan ambil jalan kekerasan, entahkah verbal melalui medsos maupun fisik menggunakan relasi kekuasaan. Ambil jalan lain saja. Tidak perlu frontal. Itu perintah intrinsik dari Yesus.

……………
M. Taher