Belas kasih dan kenabian kita

PW. St. Yohanes Krisostomus
(1Kor 12:12-14.27-31a; Luk 7:11-17)

Setelah menghidupkan kembali orang mati, yakni pemuda di Nain, anak seorang janda, Yesus dimuliakan dalam rasa heran banyak orang sebagai nabi dan mempertandakan hadirnya Allah di tengah mereka. Kejadian ini berawal dari rasa iba dan belas kasih yang dalam dari Yesus ketika melihat duka mendalam seorang janda mengantar putra semata wayangnya menuju tempat istirahat terakhir. Injil Lukas menerangkan Yesus menghentikan laju usungan jenazah itu. Dihampirinya jenazah itu dan membangkitkannya seketika itu juga.

Rasul Paulus mendidik orang di Korintus untuk juga tahu soal misteri pelayanan Tuhan sebagaimana ditemukan dalam Injil Lukas kali ini. Kesediaan menolong dan melayani dari pihak kita terhadap orang kecil, lemah dan tak berdaya akan dilengkapi Tuhan dengan menganugerahkan kepada kita karunia-karuniaNya: untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Semua ini bisa kita dapatkan asal kita mengusahakannya, tegas rasul Paulus.

Orang kudus yang hari ini kita peringati, Yohanes Krisostomus, juga memiliki karunia. Ia adalah sang mulut kencana, mulut emas. Ia memiliki kemampuan berkhotbah yang ulung. Kata-katanya yang dalam memberi inspirasi bagi banyak orang untuk bertobat. Ia begitu dekat dengan Kitab Suci sehingga tak heran kata-katanya tajam dan begitu otoritatif membawakan Sabda Allah ke tengah hidup dan pergumulan orang beriman.

Mari kita berusaha mengejar karunia utama untuk pelayanan sebagaimana orang kudus hari ini begitu serius dan tekun mendekati Kitab Suci. Mari kita mohon Tuhan yang empunya semua itu agar diberikan kepada kita. Bila rasa iba dan belas kasih itu datang begitu dekat dan riil di depan mata serta mengguncang nurani maka kita siap merespon kebutuhan sesama kita. Perbuatan baik yang benar akan pula dikonfirmasi secara sama: kita adalah nabi (orangnya Tuhan) dan lewat peristiwa itu, orang banyak akan alami Tuhan yang sementara datang melawat umatNya.

………………
M. Taher