MENGGUNAKAN TELINGA & MATA IBLIS

DAILY WORDS, KAMIS, 30 JUNI 2022
PEKAN BIASA XIII
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : AM 7: 1O-17
MAZMUR : MZM 19: 8.9.10.11
INJIL : MAT 9: 1-8

@ Ada satu ungkapan berbunyi demikian, Devil does not like to hear the truth (Iblis tidak suka mendengar tentang hal yang benar). Ungkapan ini bagi saya sangatlah tepat jika kita kaitkan dengan pengalaman penolakan atas Amos dan nubuatnya tentang nasib Israel dan penolakan para ahli Taurat akan tindakan Yesus mengampuni dosa dan menyembukan orang yang sakit lumpuh.

@ Ramalan Amos atas nasib Raja Yerobeam dan Israel merupakan sesuatu yang mengganggu kenyamanan raja dan rakyat Israel. Amazia, imam di Betel adalah seorang tokoh spiritual yang bersekongkol dengan raja untuk mempertahankan status quo-mendukung segala macam kebobrokan yang terjadi di dalam kerajaan Israel. Hatinya yang sudah terbius oleh ketamakan dan kebobrokan, tidak dapat lagi membedakan manakah yang baik yang mestinya dilakukan dan manakah yang jahat yang mestinya dihindari. Pantaslah jika Amos menyerukan nasib buruk yang akan menimpa diri mereka jika mereka tidak segera berbalik ke jalan yang benar. Ketegaran hati raja dan bangsa Israel membuat telinga mereka tidak suka mendengar peringatan Tuhan lewat Amos. Mata mereka talah tertutup untuk melihat jalan yang benar yang mestinya dituruti. Iblis telah membutakan mata dan membuat telinga mereka tak sanggup mendengar tentang hal yang benar.

@ Hampir mirip dengan pengalaman penolakan Amos, Yesus pun mendapat penolakan dari para ahli Taurat atas tindajanNya mengampuni dosa dan menyembuhkan orang lumpuh. Padahal, apa yang Yesus lakukan adalah sesuatu yang luhur dan mulia. Di sini, Tuhan bukan saja membawa penyembuhan fisik tetapi juga sekaligus membawa penyembuhan spiritual yaitu pengampunan atas dosa-dosa si lumpuh.

@ Kita pun, di dalam kehidupan bersama, cenderung memandang perbuatan baik orang lain dengan kaca mata iblis. Maka apapun baik dan luhurnya suatu perbuatan seseorang, sering kita abaikan dan bahkan kita cenderung mencari celah untuk meneropong kekurangan atau kelemahan dari seseorang. Benar ungkapan ini, PQNAS SETAHUN DIHABISKAN HUJAN SEHARI. Perbuatan baik seseorang dihapus oleh satu kesalahannya.

@ Menyikapi kecenderungan untuk melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga iblis, mari kita kembali kepada apa yang diserukan oleh Pemazmur. Kita mesti lebih akrab dengan firman Tuhan, baik dalam Kitab Suci maupun di dalam tradisi suci dan ajaran-ajaran resmi Gereja yang kudus. Di dalamnya kita percaya bahwa titah Tuhan itu selalu tepat, perintah Tuhan itu murni. Takut akan Tuhan itu suci, hukum-hukum Tuhan itu benar dan adil selalu. Kita cukup meluangkan waktu untuk lebih banyak mengakrabkan diri dengan Tuhan lewat dan dalam doa maupun dalam membaca dan merenungkan firmanNya. Saya yakin, kita akan lebih jernih melihat setiap perbuatan baik di dalam diri orang lain dan dihindari dari kecenderungan untuk melihat kekurangan mereka. Dan dalam kaitan dengan pengalaman Amos hari ini, kita bakal dituntun untuk lebih berani BERINTROSPEKSI – melihat ke dalam diri sendiri meskipun hal itu bakal berat untuk kita lakukan apalagi berhubungan dengan kritik atas diri sendiri. Kita saling mendoakan agar kita lebih jernih melihat setiap pengalaman hidup ini. Have a wonderful and blessed evening, filled with a true love and forgiveness…warm greetings to you all…❤❤❤🙏🙏🙏