MUJARAB-NYA SEBUAH DOA YANG TULUS IKHLAS

DAILY WORDS, KAMIS, 09 JUNI 2022
PEKAN BIASA X
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : I RAJ 18: 41- 46
MAZMUR : MZM 65:10abcd.10e-11. 12-13
INJIL : MAT 5: 20-26

@ Jika pernah menelusuri gurun maha luas dan bukit batu yang tak bertepi di sepanjang Semenanjung Sinai, tentu anda terbawa berbagai perasaan dan bahkan mungkin tergiring untuk membayangkan sesuatu yang luar biasa dan bahkan meragukan jika ada manusia dan makluk hidup yang lain bisa bertahan hidup di sini. Untuk kita ketahui, curah hujan di gurun sangat rendah, berkisar 25 mm pertahun. Oleh karena itu, hanya tumbuhan dan hewan tertentu yang dapat hidup di area semacam ini. Misalnya kaktus yang dapat bertahan hidup karea memiliki duri agar kadar air di dalamnya tidak dapat menguap. Begitupun binatang semisal unta yang dapat bertahan hidup karena memiliki punuk untuk menyimpan cadangan air di dalamnya. Sangat sulit membayangkan bahwa di area seperti ini toh masih ada manusia yang dapat hidup di sana.

@ Melihat kenyataan ini, setelah sekali berziarah ke Tanah Suci, saya merasa diri sangat beruntung telah dilahirkan dan dibesarkan dan sekarang hidup di wilayah tropis yang sangat kaya hujan dengan tingkat kelembaban tanah yang sangat tinggi dan kaya humus dibandingkan dengan keadaan alam yang didominasi gunung batu dan jenis tanah pasir sepanjang semenanjung Sinai. Terkadang saya berpikir, apakah Tuhan marah pada orang-orang di wilayah ini? Namun justru sebaliknya, penduduk di wilayah ini hidupnya jauh lebih baik. Terlintas di pikiranku sepanjang peziarahan menelusuri gurun pasir dan gunung batu, apakah ada titik hujan yang turun membasahi persada bumi nan gersang ini mengingat tak satu gumpal awan pun yang saya lihat di langit atau di lereng-lereng pegunungan batu sepanjang Semenanjung Sinai.

@ Berkaitan dengan pengamatanku beberapa hari peziarahan ini, dan bila saya kaitkan dengan cerita nabi Elia dan raja Ahab, hari ini, saya sungguh menyadari kekuatan doa Elia dan keagungan karya Allah. Dengan membungkuk ke tanah dengan mukanya di antara kedua lututnya, Elia berdoa kepada Allah. Hujan pun turun di atas gersangnya gurun dan ganasnya gunung batu. Ada harapan setelah kekeringan dan kelaparan yang berkepanjangan akibat ulah raja Ahab dan bangsa itu sendiri yang telah menyembah berhala kepada para Baal. Elia dekat dengan Allah. Dialah Nabi yang menyuarakan teriakan bangsa Israel.

@ Tentang mujarab-nya sebuah doa, Yesus dalam Kotbah di Bukit menekankan dua hal ini: pertama, sebelum memohonkan sesuatu pada Allah atau sebelum berdoa, atau sebelum mempersembahkan kurban, hendaknya saya membereskan hatiku dalam hubungan dengan relasiku dengan sesama. Berdamailah dalam ketulusan dengan sesama sebelum saya mengangkat hati untuk berdoa atau sebelum mempersembahkan kurban;kedua, hendaknya saya membereskan beban batin di atas dalam suatu komunikasi langsung yang genuin dan bermartabat.

@ Kedua hal di atas bukanlah sesuatu yang mudah bagiku dan mungkin tidak mudah bagimu juga untuk mempraktekkannya. Ada begitu banyak faktor di dalam diriku dan di luar diriku yang dapat menjadi halangan bagiku untuk sampai pada keputusan untuk berdamai dan keputusan untuk menjalin komunikasi yang baik dan berguna. Oleh karena itu, saya membutuhkan kerendahan hati dan keberanian untuk memulihkan suatu hubungan dalam dan melalui komunikasi yang baik, benar dan bermartabat. Komunikasi yang demikian tentu saja menjanjikan dan melahirkan sesuatu yang baik, menciptakan suasana hati yang damai dan tentram serta persatuan antara individu yang satu dengan yang lain. Sering saya mengekspresikan kemarahan dan kekecewaanku secara tidak proposional dan mengabaikan nilai cinta kasih dan kesantunan. Pada kelemahanku seperti inilah, saya membutuhkan dukungan doa yang ekstra agar bisa merubahnya. Jika doa nabi Elia bisa mendatangkan hujan di atas padang gurun dan membasahi pegunungan batu, doa kita yang tulus pun akan didengarkan Allah. Dia tentu saja dapat memberika kita embun rahmat-Nya yang sejuk untuk meluluhkan hati kita yang tegar- hati yang penuh dendam dan amarah. Mari, seperti nabi Elia, kita membungkuk ke tanah dan dengan kerendahan hati memohon kepada Bapa di Surga untuk menurunkan hujan rahmat pada hati kita yang tegar dan gersang. Have a good night filled with love and forgiveness. Warm greeting to you allπŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ§‘πŸ§‘πŸ§‘πŸ§‘