Category: Kunjungan Uskup

<em>GEREJA SATU KELUARGA</em>

Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik di Pulau Morotai ( Seri – 3 ) “Bapa Uskup, sangat disayangkan karena sebelumnya kami berjumlah sekitar 10 KK, tapi karena konflik dengan Romo Paroki sebelumnya sehingga domba-domba kecil itu telah kembali ke asalnya. Kendatipun demikian aku memutuskan untuk tetap tinggal di dalamGereja yang telah kuputuskan sendiri untuk menjadi anggotanya,

<em>KUJAGA TANAH GEREJA, KUDAPATKAN SURGA TUHANKU</em>

Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik di Pulau Morotai ( Seri – 2 ) Setelah kematian suamiku, aku telah didesak bukan hanya pulang ke kampung halamanku, tapi juga kembali ke gereja asalku Protestan. Namun hatiku tidak goyah dengan semua bujukan dan rayuan itu, karena cinta akan Gereja Katolik ini bukan hanya telah mengikat erat hatiku, tapi

<em>BAPA, BERILAH KAMI ALAT MUSIK UNTUK MEMUJI TUHAN</em>

Ungkapan polos di atas keluar dari mulut seorang Frater Tahun Orientasi Rohani Simon Vas Tobelo dalam pertemuan saya dengan para frater pagi ini. Seminari TOR SIMON VAS Tobelo di Maluku Utara ini baru saja saya resmikan tanggal 4 Agustus tahun ini dengan jumlah calon Imam Diosesan Amboina yang berjumlah 26 Frater. Karena baru berumur 3

<em>GEREJA TANPA GEDUNG GEREJA</em>

Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik di Pulau Morotai ( Seri – 1 ) Setelah seharian kami berada di kota Daruba, ibu kota Kabupaten Morotai, maka kami pun melanjutkan perjalanan ke sebuah stasi di bibir pantai Selatan pulau Morotai, tepatnya desa Tiley Pantai. Setelah disambut dan beristirahat minum sore, kami pun menyeberang dengan Speedboat ke sebuah

<em>JERITAN PILU DOMBA-DOMBA KECIL DI PULAU MOROTAI</em>

Kunjungan kanonik ke Pulau terutara Morotai esok akan berakhir, namun kenangan perjumpaan dengan domba-domba kecil ini seakan terus membayangi hati dan pikiranku sebagai Gembala mereka. Bagaimana mungkin kenangan itu cepat berlalu jika di stasi tertentu hanya ada Gereja tapi tidak ada gereja, pun di stasi lain fakta mengagumkan bahwa seorang janda rela bertahan hanya mau

<em>AKU GEMBALAMU YANG AKAN MENDATANGIMU</em>

Kalau bulan lalu saya mengunjungi domba-domba kecil di pulau Terselatan, Pulau Wetar di Maluku Barat Daya, yang berbatasan langsung dengan Negara Timur Leste, maka mulai hari ini saya akan mengunjungi domba-domba kecil pulau terutara, Morotai di Maluku Utara hari, yang juga berbatasan langsung dengan Negara Filipina. Pulau Morotai ini terkenal bukan hanya karena destinasi pantai

<em>GEREJA KATOLIK DI ATAS BATU KARANG PETRUS DAN LAHIR DARI RAHIM GEREJA PROTESTAN MALUKU DI PULAU KISAR</em>

Kemarin, saya memberkati gedung gereja Katolik St. Petrus Kisar. Ini adalah satu-satunya gedung gereja Katolik di pulau Kisar. Kisar adalah salah satu dari gugusan pulau-pulau terselatan di Maluku yang langsung berbatasan dengan Negara Timor Leste. Penduduk pulau-pulau ini mayoritas GPM ( Gereja Protestan Maluku ) yang mendekati 98%. Gereja Protestan Maluku ( GPM ) ini

<em>GEREJA ADALAH DIRI DAN SEMANGAT KAMI</em>

Siang itu, dengan menumpang mobil Danramil, yang adalah seorang Katolik dari Timor Leste dan sudah menjadi warga NKRI, kami melintasi bukit dan lembah pulau Wetar dari ujung Utara menuju Selatan. Inilah satu-satunya jalan nasional yang hanya bisa menghubungkan 2 desa, sementara 21 desa lainnya harus digapai melalui laut; Sebuah daerah perbatasan yang hanya bernasib indah

<em>PESAN SEORANG SAHABAT</em>

Setelah memposting kisah perjalananku kemarin dan mengikuti semua kisah kunjungan ke paroki dan stasi pinggiran, seorang sahabat mengirim pesan kepadaku: “Kawan, beta terharu sekali membaca dan mengikuti semua kisah kunjunganmu kepada domba-domba yang Tuhan percayakan kepadamu. Beta hanya berdoa semoga Tuhan Yesus selalu menuntunmu dalam mengunjunggi domba-dombamu yang tinggal di tempat terpencil selagi kawan masih

<em>INGATLAH JANJIMU KEPADA KAMI, BAPA</em>

Siang ini, waktu 5 hari 4 malam pun bergerak ke titik batas. Setelah Misa dan sarapan pagi, kami pun berangkat ke pelabuhan di mana kapal perusahaan Tambang di Wetar telah menanti untuk membawa kami kembali ke pulau Kisar. Kini, detik-detik terakhir itu pun tiba ketika aku keluar dari mobil Danramil sambil berjabat tangan dan mengucapkan

1 4 5 6 7 8 13
wpChatIcon
wpChatIcon