
Rekoleksi Uskup dan Pastores Kevikepan Kota Ambon ( Selasa, 15 April 2025 )
Oleh: RD. IGO REFO
“Dunia menantikan kita para Imam, yang memiliki hati seperti Hati Kudus Yesus. Umat kita haus akan gembala yang tidak hanya tahu jalan, tapi mau berjalan bersama. Biarlah Hati Yesus menjadi kompas pelayanan kita, dan kasih-Nya menjadi bahan bakar setia untuk hari-hari kita yang akan datang.”
Renungan 1:
“APAKAH AKU ( PASTOR ) MELAYANI DENGAN HATI?”
Pengantar:
Rekoleksi ini mengajak kita untuk kembali kepada hati; tempat segala sesuatu bermuara dan bermula; tempat paling rahasia, paling jujur, sekaligus paling terluka dalam diri kita; dan tempat yang menjadi pusat keberadaan kita;
1) Krisis Yang Tak Terlihat: Hati yang Mati Rasa:
- Tanpa kita sadari, kita terjebak dalam rutinitas pelayanan yang tidak menyentuh hati;
- Kita bisa berkotbah tanpa menyala;
- Kita memberi sakramen tanpa kasih;
- Kita hadir di tengah umat tanpa makna kehadiran
- Kita menjadi imam yang efektif tanpa menyentuh.
2) Panggilan untuk kembali ke Hati
- Hanya dalam keheningan hatilah, kita menemukan siapa diri kita sebenarnya;
- Identitas diri kita sebagai Imam yang melayani dengan hati tidak ditemukan dalam penghargaan umat, bukan dalam pujian dari atasan, pun bukan dalam statistik pelayanan, melainkan dalam suara lembut Kristus yang berbisik: “Angkau adalah sahabat-Ku… Aku mengasihi engkau.” ( Yoh. 15: 9, 15 )
- Ingatlah bahwa sesaat ketika kita berhenti membiarkan diri kita menyatu dengan Hati Kristus, maka kita akan kehilangan arah pelayanan kita. Kata Paus Fransiskus: “Hati kita yang bersatu dengan hati Kristus, msmpu melakukan mujizat sosial.” ( No. 8 )
3) Tuhan Menyentuh Kita Agar Kita Menyentuh Orang Lain
- Paus Fransiskus menulis: “Setiap kali Yesus menyembuhkan seseorang, Dia lebih suka melakukannya, bukan dari kejauhan tetapi dari dekat; Dia mengulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu.” ( no. 36 )
Kita bertanya diri sebagai Imam:
- Apakah kita para Imam masih menyentuh umat kita? Bukan hanya secara fisik, tetapi menyentuh kehidupan mereka, keperluan mereka, dengan kasih yang lembut;
- Apakah kita berani menatap umat kita seperti Yesus menatap pemuda kaya itu dengan pandangan yang menembus sampai hati?
- Apakah kita para imam masih membiarkan hati kita diubahkan oleh Hati Kristus?
4) Apakah Kita Masih Berani Menangis?
- Berapa kali kita menangis karena pelayanan, bukan karena kelelahan tapi karena cinta?
- Apakah kita masih punya air mata untuk umat yang hilang meninggalkan Gereja dan imannya?
- Bagaimana sikap kita terhadap anak-anak kita yang pemabuk, narkoba?
- Apakah masih ada perhatian untuk pasangan yang terancam cerai?
5) Kembali ke Sumber
Rekoleksi ini bukan ajakan untuk menyesal berlebihan, tapi pulang ke hati untuk menyadari bahwa:
- “Kristus telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” ( Gal. 2: 20 )
- Jangan takut untuk datang bersembunyi di dalam hati-Nya;
- Di dalam hati-Nya kita mendengar ajakan-Nya: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbenah berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” ( Mat. 11 : 28, no. 43 )
….bersambung….