Day: March 5, 2025
BAHAGIA DI DUNIA, SELAMAT DI AKHIRAT
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEKamis, 05 Maret 2025Injil: Luk. 9 : 22 – 25 “Apa artinya semua kesenangan, kenikmatan dan kepuasan duniawi jika kelak jiwa mengalami penderitaan di akhirat? Maka gunakanlah semua yang ada di dunia ini untuk menggapai surga.” Yesus mengingatkan kita semua lewat firman-Nya pagi ini: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh
BERTOBAT DAN BERHARAP HANYA KEPADA TUHAN
Yl. 2:12-18; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18. RABU ABU Rabu, 5 Maret 2025 Seluruh umat Katolik hari ini memulai masa puasa yang ditandaidengan perayaan Rabu Abu. Masa puasa orang Katolik berlangsungselama 40 hari. Angka 40 menjadi angka penting dalam tradisiYahudi, misalnya Yunus ketika pergi ke niniwe, ia memperingatkanorang niniwe bahwa 40 hari lagi niniwe akan ditunggangbalikan; Musa tidak makan dan minum 40 hari sebagai persiapan sebelummenerima 10 perintah Allah; Elia berjalan 40 hari 40 malam kegunung Allah, yaitu gunung Horeb (gunung Sinai); perjalanan bangsaIsrael selama 40 tahun dan puasa Yesus di padang gurun selama 40 hari; dan terutama angka 40 ini mengingatkan kita tentang Yesus yang selama 40 hari Yesus berpuasa di padang guru untuk mempersiapkandirinya bagi pelayanan-pelayanan-Nya. Selama 40 hari ini, umatKatolik, belajar dari Yesus, juga mempersiapkan diri untukmenyambut peristiwa-peristiwa mulai, yaitu Paskah. Masa puasaorang Katolik di tandai dengan abu untuk mengingatkan kita tentangkerapuhan, keterbatan, sisi lemah, dan dosa dari seorang manusia. Abu dipakai sebagai tanda juga karena bertolak peristiwa pertobatan di niniwe. “Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah iadari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannyakain kabung, lalu duduklah ia di abu” (Yun 3:6). Kapan masa puasa dimulai dan diiakhiri berbeda dari masa kemasa dan tempat yang satu ke tempat yang lain. Di Yerusalem orang berpuasa 40 hari mulai hari senin sampai hari jumat, hari sabtu dan minggu tidak. Ini berlangsung selama 8 minggu (atau 40 hari). Di gereja Katolik Barat, orang pernah berpuasa 40 hari mulai dari harisenin sampai sabtu, hari minggu tidak. Ini berlangsung selama 6 minggu (atau 40 hari). Saat ini yang berlaku adalah mulai hari Rabu (tidak terhitung hari minggu), dan berakhir pada sabtu suci. Terlepas dari konteks historis dan biblis di atas, pertama-tamahari ini kita sebagai orang Katolik memulai masa prapaskah, masa pertobatan sebagai persiapan untuk menyongsong pesta paskah. Kita ditandai dengan Abu untuk menyadari diri sebagai manusia yang lemah, berdosa, memiliki kelemahan yang perlu untuk bertobat. Karena kita lemah, kita berdosa, maka kita butuh pertobatan. Bertobatberarti bukan hanya menyesali dosa, tetapi mau berubah menjadi lebihbaik. Gereja katolik, sepanjang masa prapaskah, memberikan beberapapetunjuk bagi umatnya tentang bagaiamana merubah diri menjadilebih baik di masa prapaskah ini. Bertolak dari injil hari ini, Yesusmemberikan beberapa petunjuk untuk berubah, yaitu memberisedekah, berdoa dan berpuasa. Untuk sungguh-sungguh menjadi lebihbaik, maka kita perlu memiliki semangat memberi (sedekah, kelebihan) kepada orang lain, terutama mereka yang susah. Kita diajakuntuk tidak pelit dalam hidup; semangat untuk berdoa atauberkomunikasi dengan Tuhan; dan semangat berpuasa atau menahandiri dari berbagai keinginan duniawi. Semua ini dibuat demi bukanuntuk dilihat orang atau supaya dipuji, tetapi pertama-tama karenakeluar dari semangat untuk mau berubah atau bertobat. Kita bertobatbukan untuk dilihat orang atau supaya dipuji, tetapi kita bertobatkarena kita menyadari diri bahwa kita ini abu, sehingga kita butuhpertobatan agar Tuhan menolong kita. Memasuki masa prapaskah tahun 2025, Paus Fransiskusmengajak seluruh umat Katolik untuk berjalan bersama dalamharapan. Berdasarkan ajakan ini, Paus Fransiskus menekankan tigahal, yaitu berjalan, bersama, dan harapan. Dengan kata berjalan, Paus katakan bahwa dalam masa prapaskah ini, setiap orang harusberjalan dan bergerak keluar dari dosa, kebiasaan buruk, dan zona nyaman. Kata bersama menunjuk pada aspek sinodalitas. Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk mengutakaman kebersamaandalam hidup, baik dengan Tuhan maupun sesama. Setiap orang dipanggil untuk berjalan berdampingan, tanpa mendorong ataumenginjak orang lain, tanpa iri, tanpa kemunafikan, tanpamengucilkan dan membiarkan yang lain tertinggal. Semua berjalankea rah
HATI YANG BERSIH MENUJU TINDAKAN YANG BERSIH
Hari Minggu Biasa VIII Sir. 27:4-7; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 1Kor. 15:54-58; Luk. 6:39-45 Minggu, 2 Maret 2025 Pada tahun 2022, terjadi pertempuran antara Ukraina dan Rusia. Tidak sedikit orang yang meinggal saat itu. Banyak kepala negara bereaksi terhadap peristiwa ini. Paus Fransiskuspun juga turut bereaksi atas kejadian tersebut. Saat memberiaudinesi umum pada tanggal 23 Februari 2022 lalu, Paus Fransiskus mengungkapkan persaannya sebagai reaksi terhadapkonflik Ukraina dan Rusia. Paus Fransiskus mengatakan hatinyasakit atas situasi di Ukrania. Paus mengumkan “Hari Puasauntuk perdamaian” pada Rabu Abu nanti. Paus Fransiskusmengimbau setiap orang yang memiliki tanggung jawab politikuntuk memeriksa hati nurani dengan serius di hadapan Allah, yang adalah Allah perdamaian dan bukan perang, yang adalahBapa dari semua, bukan hanya sebagian, yang ingin kita menjadisaudara dan bukan musuh. Hari ini, melalui injiil Lukas, Yesus mengingatkan kitatentang kesadaran akan kekurangan dan kelemahan masing-masing orang. Yesus katakan, Mengapakah engkau melihatselumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalammatamu sendiri tidak engkau ketahui? (6:41). Bagaimanakahengkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah akumengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahalbalok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkauakan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itudari mata saudaramu” (6:42). Kata-kata ini mengingatkan kitauntuk tidak melihat orang lain rendah dan lebih bersalah. Memandang orang lain lebih rendah dan lebih bersalah justruakan memicu pertengkaran dan konflik. Ukraina dan Rusiaberperang karena masing-masing pihak merasa diri paling benar. Rusia percaya bahwa wilayah Ukraina adalah miliki Rusia, sedangkan Ukraina sendiri menyadari bahwa mereka bukanbagian dari Rusia. Dua negara ini percaya pada kebenarannyasendiri, tanpa membuka diri terhadap dialog dan menyadari akankekurangan atau keterbatasan masing-masing. Keduanya merasadiri paling benar dan paling hebat. Kita pun kadang demikian. Mungkin sebagian dari kitamerasa diri paling hebat, paling benar, paling sempurna. Cara pandang seperti ini menggambarkan bahwa seolah-olahkesalahan hanya ada pada pihak lain, sedangkan diri kita tidak. Situasi seperti ini justru akan memicu perpecehan dan pertengkaran. Untuk itu, kita masing-masing perlu koreksi diri. Kita perlu menyadari bahwa kita pun memiliki keterbatasan, dan memiliki potensi untuk bisa saja lalai dan bersalah. Oleh sebabitu, kita jangan cenderung suka menyalahkan orang lain ataumelihat kekurangan orang lain. Kita harus berusaha juga melihatsisi positif dari orang lain, dan tetap mengoreksi kekuranganyang ada pada orang lain, dan terutama dalam diri kita. Kita harus menghargai orang lain juga karena orang lain berharga. Hati dan pikiran yang positif terhadap orang