Month: February 2025

PERCAYA KEPADA PEMILIK SURGA

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEJumat, 21 Februari 2025Injil: Mrk. 8 : 34 – 9 : 11 “Yesus adalah Anak Allah dan Tuhan, maka bagaimana mungkin mereka yang menolak, meninggalkan dan menghujat Dia di dunia ini bisa masuk ke surga-Nya kelak? Menolak dan meninggalkan Yesus sama dengan menolak masuk surga.” Peneguhan bahwa Yesus adalah

JIWA YANG BERBAHAGIA DI TENGAH PENDERITAAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEKamis, 20 Februari 2025Injil: Mrk. 8 : 27 – 33 “Hanya mereka yang percaya dan bergantung sepenuhnya pada Tuhanlah yang akan mampu memandang setiap derita, sakit dan kesulitan sebagai jalan pemurnian jiwa untuk semakin bersatu erat dengan Yesus.” Dalam Injil hari ini, Yesus meyakinkan para murid-Nya bahwa Ia sendiri

Kunjungan Pemimpin Umum DSY

Kunjungan Pemimpin Umum Konggregasi Suster DSY, Sr. Theresiani Bupu DSY bersama Vikaris Sr. Yuliva Motulo DSY ke Keuskupan Amboina dan diterima oleh Mgr. Seno Ngutra didampingi Sekum RD. Agus Arbol, Rabu, 19 Februari 2025.

Rapat Tahunan YPKKA

Rapat Evaluasi Tahunan Kolese YPKKA bersama Bapa Uskup Diosis Amboina, Mgr. Seno Ngutra, Ketua YPKKA RD Agus Arbol, RD. Aleks Lesomar Wakil Ketua YPKKA, Para Direktur Kolese YPKKA, Sekretaris YPKKA dan Kepala Biro Kurikulum YPKKA, Ambon, 11-12 Feb 2025.

HATI YANG DAPAT MERASAKAN KEHADIRAN YANG TAK TERLIHAT OLEH MATA

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISERabu, 19 Februari 2025Injil: Mrk. 8 : 22 – 26 “Sesungguhnya segala sesuatu yang tak dapat dilihat oleh matamu, mampu dirasakan oleh hatimu. Mata hanya dapat melihat yang berwujud, namun hanya hatilah yang dapat merasakan kehadiran yang tak terlihat oleh mata.” Dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan seorang yang

DIGEMUKKAN OLEH RAGI ORANG FARISI DAN HERODES

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESelasa, 18 Februari 2025Injil: Mrk. 8 : 14 – 21 “Sadar atau tidak tapi pasti ada di antara kita bahkan mungkin kita sendirilah yang telah digemukkan oleh ragi orang Farisi, yakni kemunafikan dan ragi Herodes yakni nafsu kuasa dan angkara murka.” Maka Yesus ingatkan kita sekalian melalui Injil hari

HIDUP BAGAIKAN RODA

Hari Minggu Biasa VI Yer. 17:5-81Kor. 15:12,16-20; Luk. 6:17,20-26. Minggu, 16 Februari 2025   Hidup ini bagaiakan warna. Kadang kala, kita berjumpadengan warna putih. Selain itu, sebagian mungkin sangat seringberjumpa dengan warna merah atau hitam, dan seterusnya. Hidup yang dihiasi dengan warna-warni menunjuk pengalamanhidup yang bervariasi. Oleh sebab itu, kalau bagaikan roda, maka saat tertentu kita berada pada posisi teratas, tetapi ketikaroda berputar, maka dalam situasi tertentu, kita berada pada posisi terendah. Inilah variasi-variasi dalam hidup.  Yesus dalam injil menyebutkan bahwa, “berbahagialah haikamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini menangis, karenakamu akan tertawa” (Luk 6:21). Kata-kata ini mengingatkan kitatentang variasi-variasi dalam hidup. Saat ini kita menangis, tetapi suatu saat kita akan tertawa; saat ini kita tertawa, tetapisuatu saat kita bisa menangis. Saat ini kita hidup berkelimpahan, tetapi ada saat di mana kita sangat berkekurangan; saat ini kitamungkin berkekurangan, tetapi adalah mungkin untuk di kemudian hari kita bisa berkelebihan. Untuk itu kesombongandalam hidup tidak berasalan dan kekecewaan atau keputusaanyang mendalam seharusnya tidak menjadi beban dalam hidup. Kita tidak perlu sombong ketika saat ini kita berkelimpahan, sebab suatu ketika, sangat mungkin kita sangat melarat di kemudian hari. Sebaliknya, kita tidak harus selalu merasa putusasa dan hilang harapan, sebab selalu saja ada jalan untuk kitabisa bahagia dan gembira lagi. Selain itu, kita juga tidak harus mempersalahkan orang lain yang saat ini berkelebihan, karena dahulu mereka mungkinsusah, dan berjuang untuk bisa bangkit dan memperolehkelebihan-kelebihan itu. Sebaliknya, kita juga janganmempersalahkan orang lain atau kita yang mungkin saat inisedang susah. Hidup memang begitu, ada susah dan senangnya. Tergantung dari kita untuk memanfaatkan roda kehidupan ini. Bila kita mau mengusahakan hidup jauh lebih baik, maka adalahsangat mungkin untuk kita bisa juga bisa senyum, bahagia, senang, dan berkelebihan. Dengan demikian, jangan pernah sombong dan angkuh. Kebahagiaan surgawi tidak diukur dari segala hal yang kitamiliki. Semuanya itu sementara saja dan terbatas. Kapan saja segala yang kita miliki ini bisa saja lenyap. Selain itu, janganjuga tenggelam dalam keputusasaan dan kesedihan yang dalam. Apapun pengalaman hidup kita, kita harus tetap bersyukurkepada Tuhan. Ukuran kebahagiaan sejati adalah ketika kitamengandalkan Tuhan. Tuhan menganugerahkan kekuatan, akalbudi, talenta, kemapuan untuk kita untuk kita pakai demi membangkitkan kita lagi dari kesedihan. Ada sejumlah alasanyang membuat kita untuk tetap bahagia, gembira, dan bersyukur. Nafas kehidupan, sesama saudara kita yang baik, orang tua, anak-anak, senyuman adalah berbagai bentuk asalan yang perlukita lihat sebagai sumber kebahagiaan di tengah kesedihan yang menerpa hidup kita. Semoga Tuhan membantu dan menolongkita. Amin.@novlymasriat.   

MENGHADAPI ORANG YANG TAK PERCAYA

EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI KORYANO, MASOHI, MALUKU TENGAHSenin, 17 Februari 2025Injil: Mrk. 8 : 11 – 13 “Sejuta bukti bagi orang yang tak percaya pasti tidak ada artinya. Sebaliknya satu bukti bahkan tidak ada bukti pun bagi orang yang percaya tak pernah mempengaruhi keyakinan mereka.” Yesus mengeluh atas ketidakpercayaan orang-orang desakan-Nya kendatipun Ia telah

TUHAN, ENGKAULAH ANDALANKU

REFLEKSI HARI MINGGU DARI STASI KORYANO, MASOHIMinggu, 16 Februari 2025Minggu Biasa VIInjil: Luk. 6 : 17. 20 – 26 Beberapa pokok permenungan di hari Minggu ini, yakni: 1) Semakin kuat dan kaya seseorang maka dia akan cenderung mengandalkan dirinya sendiri dan lupa Tuhan; 2) Kebahagiaan dan terlebih keselamatan tidak tergantung pada kekayaan, jabatan, gelar dan

GEREJA TANPA GEDUNG GEREJA

Kisah Inspiratif dari Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi, Makuku Tengah “Walaupun saya telah meninggalkan Gereja Katolik, tapi iman yang diajarkan oleh Bunda Gereja Katolik tak pernah hilang dari nubariku. Maka ketika menjadikan rumahku tempat ibadat dan terlebih Misa Kudus, saya selalu merasakan bahwa sedikit demi sedikit saya telah membayar hutangku terhadap jasa Gereja Katolik walaupun

1 2 3 4 5