Hari ini menjadi moment istimewa dalam hidupku sebagai seorang Uskup ketika harus dengan besar hati meminta maaf kepada:
1) Ribuan anak yang harus berdiri diguyur hujan dan membawakan acara dalam rangkah memeriahkan Hari Anak Nasional tapi kami para undangan orang dewasa duduk di kursi yang empuk di panggung kehormatan;
2) Seorang Romoku di hadapan semua Romo peserta retret yang tersakiti karena kata, tindakan dan kebijakanku sebagai Uskup.
Pantaslah saya berterima kasih kepada Bapa Uskup P.C. MANDAGI, pendahulu saya yang telah mengajariku pelajaran penting ini untuk selalu meminta maaf bila ada yang tersakiti karena kita.
Pesan beliau: “Tidak penting Anda salah atau benar, tapi sesaat ketika engkau meminta maaf maka engkau telah memenangkan ujian kehidupan sebagai seorang murid Tuhan.”
Mohon doakanlah aku selalu, para sahabatku.