(HM Biasa XXVII: Hab 1:2-3; 2:2-4; II Tim 1:6.8.13-14; Luk 17:5-10)
Minggu, 2 Oktober 2022
RD. Novly Masriat
St. Teresa dari Kalkuta berkata, tidak setiap orang dapat melakukan hal-hal yang besar, tetapi setiap orang dapat melakukan hal-hal yang kecil dan sederhana dengan cinta yang besar. Kata-kata ini memberi makna yang mendalam. Tidak setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan hal-hal yang besar. Keterbatasan-keterbatasan manusiawi kadang menghambat kita untuk melaksanakan hal-hal yang spektakuler. Tetapi sesuatu yang pasti adalah, setiap orang, dengan segala keterbatasan, bisa melaksanakan hal-hal yang sedernaha dan kecil dengan suatu cinta yang besar. Cinta yang besar inilah yang kemudian membuat hal-hal yang kecil dan sedernaha bisa menjadi luar biasa besar dampaknya.
Yesus, dalam injil hari ini mengingatkan para murid-Nya untuk melihat secara tepat ukuran iman. Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu (Luk 17:5-6). Kata-kata ini menegaskan bahwa iman yang mendalam bukan pertama-tama nampak dalam hal-hal yang spektakuler. Ukuran iman tidak semata-mata nampak dalam perbuatan “wow”. Orang yang melakukan hal-hal yang luar biasa bukan berarti lebih beriman dari orang-orang yang hanya mampu melakukan hal-hal kecil. Meminta Tuhan untuk menambahkan iman bukan dengan cara supaya bisa melakukan hal-hal besar atau spektakuler.
Yesus berkata kepada para muridnya, bahwa: apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan (Luk 17:10). Inilah ukuran iman. Kualitas iman itu nampak dalam ketaatan secara penuh kepada Tuhan, seperti seorang hamba yang taat kepada tuannya. Taat kepada Tuhan berarti mencintai Tuhan; dan mencintai Tuhan berarti taat kepadanya. Seorang hamba yang beriman kepada Tuhan adalah hamba yang taat dan cinta kepada Tuhan. Jadi meminta Tuhan untuk menambahkan iman adalah dengan cara meminta Tuhan untuk menambahkan semangat kita untuk semakin taat dan cinta kepada Tuhan. Sebab makin beriman atau iman kita bertambah berarti ketika kita makin taat dan cinta kepada Tuhan. Ketaatan dan kecintaan kepada Tuhan ini dengan sendirinya akan memampukan kita untuk membuat perubahan yang besar. Dengan taat dan mencintai Tuhan secara total, seperti seorang hamba kepada tuannya (bdk. Luk 17:10), maka dengan sendirinya kehadiran kita menjadi berkat yang luar biasa, walaupun dengan perbuatan-perbuatan yang sederhana dan kecil. Kadang kala kita mengukur iman seseorang lewat tindakan-tindakan yang kelihatan semata. Selain itu, sebagian orang mungkin berpikir bahwa makin tebal iman seseorang diukur dengan seberapa spekatakulernya tindakan tertentu. Tidak seperti itu. Ini bukan ukuran ketebalan atau tipisnya iman seseorang. Kerajaan Allah juga bahkan sering tidak hadir dalam tanda-tanda yang spektakuler, tetapi dalam tanda-tanda yang kecil, sederhana, dan dalam hening. Paus Benediktus XVI, pernah berkata: Jadi rencana Tuhan adalah menyebarkan cinta-Nya yang menghidupkan ke seluruh manusia dan keseluruhan alam semesta; bukan dengan sebuah proses spektakuler, tetapi serderhana. Walaupun sedernaha tetapi membawa kekuatan sesungguhnya bagi masa depan dan sejarah (Homili, 15 Juni 2008). Paus Fransiskus juga pernah berkata, bahwa: kerajaan surga hadir bukan dalam peristiwa spektakuler, tetapi tumbuh dalam keheningan (Homili, 15 November 2018). Dengan demikian, kehidupan iman itu terukur melalui kecintaan dan ketaatan kita pada Tuhan. Makin kita mencintai dan taat kepada Tuhan, maka iman kita makin tebal. Cinta yang besar kepada Tuhan dengan sendirinya akan membawa dampak besar bagi kehidupan, walaupun dalam sebuah tindakan yang kecil dan sedernaha. Ketika kita mencintai dan taat kepada Tuhan secara sungguh-sungguh, maka dengan sebuah senyum sederhana saja orang sudah melihat cinta Tuhan. Amin.