Kamu harus memberi mereka makan! Perintah Yesus ini punya dua arti sekaligus untuk kita Gereja saat ini. Yang pertama, penuhi kebutuhan rohani umat dengan Ekaristi. Yang kedua, penuhi kebutuhan jasmani umat dengan memberi makan.
Dengan dua makna itu, pertama, Gereja diminta supaya mengadakan Ekaristi di tempat mana ia ada. Gereja tanpa Ekaristi melalaikan amanat agung Tuhan saat perjamuan terakhir. Menyusul dengan itu, yang kedua, di tempat mana Gereja hidup atau ada, ia tak boleh abai atas kebutuhan jasmani umat yang menganga. Gereja harus hadir meresponnya. Sesegera mungkin. Jangan lalai berlarut-larut.
Arti pertama bukan hanya meminta seorang pastor memonopoli Ekaristi di Paroki. Umat Allah disitu pun diminta Tuhan bersama imamnya mengadakan Ekaristi. Itu pemenuhan kebutuhan umat secara keseluruhan.
Arti kedua bukan hanya soal penuhi kebutuhan umat di seputaran perut atau soal makan semata. Memberi makan punya arti eksistensial atas hidup manusia. Pendidikan, kesehatan bahkan ketiadaan atap dan dinding rumah menjadi pula kepedulian Gereja.
Terhadap upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini, Gereja diminta supaya jangan pesimis, menggerutu atau menjauhi Gereja untuk tak ambil pusing atau lari dari tanggung jawab. Itu mentalitas para murid yang panik dan tidak lihat ada Tuhan bersama mereka. Jadi termasuk saat dimana kita kurang atau terbatas, Tuhan mendesak kita untuk harus memberi mereka makan. Berapa ada padamu, itu dikumpul, diberikan dan disumbangkan.
Dalam Injil yang sejajar dari teks Injil hari ini, seorang anak kecil akhirnya dipakai Tuhan untuk memberi contoh. Diambillah bekal roti dan ikan dari tas nokennya, lalu dibawa ke Yesus. Akhirnya apa yang terjadi, mujizat terjadi. Biar kurang-kurang ada pada kita, asal kita kumpul rame-rame, pasti torang semua kebagian. Bahkan mungkin ada sisanya. Ekaristi lalu punya arti sampai menjadi tindakan berkurban. Kita diminta untuk selalu bersedia memberi dari apa yang kita miliki, bahkan bila kita ada dalam situasi terbatas.
Kalau Tuhan sudah kasih Tubuh dan DarahNya, kita kasih apa…???
…………
M. Taher