Im. 13:1-2,45-46; 1Kor. 10:31-11:1; Mrk. 1:40-45.
HM Biasa VI/Hari Orang Sakit Sedunia
Minggu, 11 Februari 2024
Sakit adalah bagian dari pengalaman hidup manusia. Sekuat-kuatanya manusia, pasti akan sampai titik di mana bisa sakit, lemah, dan tak berdaya. Sakit tidak hanya karena faktor fisik, tetapi juga karena emosi atau psikis, usia lanjut, sosial (penyakit sosial sepertikrisis, peperangan, kemiskinan, dan lain sebagaianya). Sakitmerupakan sebuah pengalaman yang tidak mengenakan. Kesendirian, sedih, putus asa, tak berdaya adalah pengalaman-pengalaman yang sering menyertai seseorang yang sedang sakit.
Lalu bagaiaman kita harus berhadapan dengan pengalaman sakitOrang berusaha untuk tidak sakit atau cepat sembuh dari sakit.Banyak cara yang orang tempuh untuk bisa sembuh dari berbagai sakitatau penyakit. Pertolongan mendis ditempuh untuk menyembuhkanpenyakit tertentu. Bantuan sosial atau berbagai pemberdayaan, pekerjaan, uang, diplomasi, dan berbagai upaya lain untuk“menyembuhan” berbagai penyakit sosial, ekonomi, pendidikan. Sebagai orang kritiani, menjaga relasi dengan Tuhan adalah juga obatmujarab untuk menyembuhkan berbagai penyakit kita. Injilmenyebutkan bahwa “Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku” (Mrk1:40). Dia memang sakit secara fisik, tetapi kehadirannya di hadapanYesus mengingatkan kita tentang proses penyembuhan melalui doa. Doa juga adalah jalan penyembuhan. Yesus menyembuhkan orang kusta karena penyerahan diri orang kusta tersebut kepada Yesus itu(bdk. Mrk 1:42). Jadi, selain berbagai upaya lain, relasi dengan Tuhanjuga menyebuhkan penyakit kita.
Selain relasi dengan Tuhan, relasi dengan sesama juga menyembuhkan kita dari sakit. Rasul Paulus katakan, “sama sepertiaku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat” (1Kor 10:33). Keselamatanatau kesembuhan bisa terjadi karena hati yang tenang, hati yang baik, dan hati yang penuh cinta. Relasi penuh cinta, kasih sayang, pengampunan, kejujuran, kedamaian akan menyembuhkan berbagaipenyakit. Kita mungkin sakit secara fisik, psikis, tetapi ketika hati kitapenuh cinta, pengampunan, damai, maka kita tetap sehat kendatisecara fisik kita lemah.
Oleh sebab itu, Paus Fransiskus dalam suratnya kepada orang sakit tahun 2024 mengatakan tentang penyembuhan relasi. Baginya, banyak orang yang saat ini sakit dan merasa kesepihan. Kita janganmembiarkan mereka sendirian, tetapi tetap menjaga relasi baik penuhcinta dengan orang sakit. Kita jangan acuh taku acuh terhadap mereka. Perawatan pertama yang diperlukan dalam penyakit apapun adalahkedetakan yang berbela rasa dan penuh kasih sayang, baik denganTuhan, dengan anggota keluarga, teman, petugas kesehatan, denganciptaan, dan dengan diri sendiri. Doa adalah bentuk menjagahubungan baik dengan Tuhan. Selain itu sakraman juga adalah bentukmenjaga hubungan baik dengan Tuhan agar kita sembuh. Kita disembuhkan juga melalui sakramen (sakramen pertobatan dan sakramen pengurapan orang sakit). Jadi kesembuhan tidak berartiseseorang tidak sakit lagi. Kesembuhan juga berarti merasa dikasihi, dicintai, diampuni oleh Tuhan (bdk. Misercodia et Misera, art. 16). novlymasriat.