(Yes. 60:1-6; Ef. 3:2-3a,5-6; Mat. 2:1-12)
Hari Raya Penampakan Tuhan
Minggu, 7 Januari 2024
Hari ini adalah hari raya penampakan Tuhan atau epifani. Setiap kali perayaan ini, injil selalu mengisahkan tentangusaha tiga orang majus dari timur untuk bertemu kanak Yesus, yaitu Caspar, Melkior, dan Baltasar. Caspar membawakemenyaan yang melambangkan kekudusan, Melkiormembawa emas yang melambangkan kekuasaan, dan Baltasarmempersembangkan mur yang melambangkan pengorbanan. Tiga orang majus ini adalah representasi dari komunitasorang-orang yang bukan Yahudi. Mereka, walaupun bukandari bangsa Yahudi, tetapi terpanggil untuk menyembahYesus.
Tiga orang majus ini menegawali perjalanan untukbetemu dengan Yesus dengan pertanyaan atau penasaran: “Dan bertanya-tanya: di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia” (Mat 2:2). Merekabertanya-tanya karena mendapat petunjuk dari bintang. Bintang adalah lambang cahaya Kristus. Bintang menuntunorang-orang majus untuk bertemu dengan Yesus. Oleh sebabitu, kerinduan untuk bertemu Tuhan datang juga dari rahmatTuhan sendiri. Beriman bukan pertama-tama usahamanusiawi, tetapi iman adalah rahmat. Tuhan juga membantukita untuk beriman. Dalam ensiklik lumen fidei dikatakan, “orang beriman adalah seorang peziarah; dia harus siapmembiarkan dirinya dituntun, keluar dari dirinya sendiri dan menemukan Allah yang selalu membawa hal-halmengherankan (art. 35). Keterbukaan terhadap tuntunanTuhan membantu kita untuk makin dewasa dalam beriman. Orang yang tertutup, dan tidak membiarkan Tuhanmenuntunnya akan hilang jalan dalam beriman dan terjebakdalam kesombong diri.
Kita tentu tidak hanya penasaran untuk mencari Tuhan. Kita juga bertanya-tanya tentang kebenaran, kebaikan, cintakasih. Kita mungkin bertanya di mana kita bisa menemukankebaikan, pengampunan. Tentu, kita sudah berusaha denganberbagai cara untuk menenukan semnya itu. Tetapi sebagaiorang beriman, kita membiarkan Yesus, bintang sejati, menuntun kita untuk menjawab kegelisahaan dan rasa penasaran kita tentang hal-hal tersebut. Masuk dalam hadiratTuhan, dalam doa, dan keheningan, kita minta Tuhan untukmembantu kita menemukan nilai-nilai kehidupan di atas.
Beriman penuh resiko. Tiga orang majus ini memilikiresiko tersendiri dalam mencari Tuhan. Mereka tidakmemiliki peta, perjalanan yang tidak aman, dan rencana jahatHerodes terhadap kanak Yesus. Perjalan yang penuh resiko initidak membuat para raja dari timur ini tinggal di tempat. Mereka tetap maju dan bergerak terus menemukan Yesus. Perjalanan hidup kita, termasuk perjalanan spiritual kitatetantu tidak terlepas dari berbagai resiko. Namun apakahresiko-resiko itu menghambat dan menahan kita untuk maju? Tentu tidak. Life must go on. Hidup harus terus berlanjut. Pasti saja ada kerikil-kerikil dalam hidup kita, namun kitatidak harus tetap tinggal diam dalam zona yang sama, tetapikita harus tetap bergerak keluar menuju zona yang baru. Ketakutan untuk maju untuk menghadapi berbagai resikodalam hidup akan membuat kita untuk tetap bergerak pada tempat yang sama. Dalam hubungan dengan iman, kita tentumau agar iman itu tumbuh dan berkembang. Walaupun dalamhidup iman, kita bertemu tantangan, namun tantangan itutidak harus meredupkan semangat iman kita. Perjalananrohani harus tetap berjalan dan berkembang.
Tujuan utama perjalanan tiga orang maju dari timuradalah bertemu dengan Yesus. Mereka berjalan demi bertemukanak Yesus. “Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atastempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihatbintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklahmereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersamaMaria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia” (Mat 2:9-11). Akhir dari perjalanan tiga majus ini adalah “menyebahTuhan”. Sebagai orang beriman, tujuan akhir dari perjalananhidup kita dan segala sesuatu yang kita buat, termasuk semuapelayanan kita adalah demi kemuliaan Tuhan. Kita buat baik, menolong orang lain, mengasihi orang lain, bukan hanyasupaya kita menjadi orang baik, tetapi lebih dari pada itu agar Tuhan semakin disembah dan dimuliakan di mana-mana. Tuhan menjadi pusat kehidupan orang beriman. Dia adalaharah dan tujuan hidup orang beriman. Semua pelayanan dan perjalanan hidup kita, pada akhirnya adalah demi menyembahTuhan. Penyembahan itu tidak semata-mata sebuah ungkapankata tetapi juga persembahan diri kepada Tuhan. Amin. novlymasriat.