EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA ANGIN MAMIRI MAKASARRabu, 19 April 2023Pekan II PaskahInjil : Yoh.…
HATI YANG PENUH CINTA
Ul. 6:2-6; Ibr. 7:23-28; Mrk. 12:28b-34/HM Biasa XXXI
Minggu, 3 November 2024
Terdapat beberapa keutamaan yang penting bagi kehidupan manusia, yaitu seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Dalam perspektif iman kristiani, terdapat tiga keutamaan yaitu iman, harap, dan kasih. Keutamaan-keutamaan ini mengantur hubungan antar manusia dan antara manusia dengan Allah. Seorang kritiani dituntut untuk memiliki keyakinan dan pengharapan akan Allah. Selain itu, seorang kristiani dipanggil untuk juga mencintai Allah dan sesama. Secara kristiani, tiga keutamaan ini menjadi sumber bagi keutamaan-keutamaan lain.
Dari tiga keutamaan kristiani di atas, kasih adalah keutamaan yang paling besar. Rasul Paulus berkata, “demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1Kor. 13:3). Mengapa kasih lebih besar daripada yang lain. Tiga keutamaan ini sama-sama penting. Namun, iman dan harapan itu dengan sendirnya akan hilang ketika kita bertemu langsung dengan Tuhan. Kita tidak lagi memerlukan iman dan harapan ketika kita sudah bersama dengan Tuhan. Keutamaan yang akan tetap tinggal dan hudup adalah kasih. Cinta kasih akan tetap hidup, entah sebelum bertemu Tuhan dan sesudah bertemu dengan Tuhan. Cinta itu abadi.
Yesus hari ini menegaskan tentang pentingnya cinta kasih di atas segalanya. Ketika Yesus ditanya tentang hukum utama dan terutama, Dia berkata, “hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu; dan hukum yang kedua ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini” (Mrk. 12:29-31). Pernyataan Yesus ini menegaskan bahwa cinta kasih menjadi landasan untama berbagai norma dan aturan. Cinta kasih ini terarah kepada Tuhan dan kepada sesama. Dua arah cinta ini harus berjalan bersama-sama. Kita tidak bisa menyebutkan bahwa kita mencintai Tuhan saja atau mencintai sesama saja. Keduanya harus berjalan seimbang. Paus Benediktus XVI, dalam ensiklik Deus Caritas Est berkata, “Bila sentuhan dengan Allah sama sekali tak ada dalam hatiku, maka dalam orang lain aku selalu hanya dapat melihat orang lain dan tak dapat mengenal gambaran ilahi dalam dirinya. Bila aku menyingkirkan perhatian kepada sesama dari hidupku sama sekali dan hanya mau “saleh”, melakukan “kewajiban-kewajiban religius-ku” maka juga hubungan dengan Allah mengering. Maka ia hanya “benar”, tetapi tanpa kasih (Art, 18). Pernyatan Paus ini menyatakan bahwa cinta kepada Allah tanpa cinta terhadap sesama tanpa iman atau cinta kepada Tuhan maka cinta itu kering. Kita hanya menjadi roang saleh tanpa kasih. Sebaliknya jika kita mencintai sesama tanpa mencintai Tuhan maka kita tidak akan mampu mengenal gambaran ilahi dalam diri sesama.
Titik total cinta kasih ada pada hati. Yesus menempatkan hati sebagai tahap pertama untuk mengasihi. Yesus katakan, kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati (bdk. Mrk. 12:30). Paus Fransiksus, dalam ensikiliknya yang terbaru, Dilexit Nos, mengajak kita untuk bertitik tolak dari hati karena hanya hati yang menciptakan keintiman, kedekatan sejati antara dua orang. Hanya hati yang mampu menyambut dan menawarkan keramahan”. Hati yang mengantar kita untuk mengenal kebaikan. Hati menjadi tempat tinggal kasih yang memerintahkan hati kita untuk melakukan yang baik. Hati yang mampu melalukan cinta kasih adalah hati yang bersatu dengan hati Kudus Yesus. Amin.#novlymasriat#.
Related Posts
- CINTA KASIH YANG BERKORBAN
- MELIHAT DENGAN HATI DAN MEMILIKI HATI YANG MENDENGARKAN
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESelasa, 26 Juli 2022Pekan Biasa XVIIInjil : Mat. 13…
- MEMILIKI HATI YANG TULUS
EMBUN ROHANI PAGI DARI PENANG, MALAYSIASabtu, 08 Juni 2024Injil : Luk. 2 : 41 -…
Archives
- May 2025
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- October 2024
- September 2024
- August 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- July 2022
- June 2022
- May 2022
- April 2022
Categories
- APP 2025
- banda naira
- Beranda Nuhu Yuut
- berita dari kei kecil
- berita duka
- Berita Keuskupan
- BKSN
- Bulan Liturgi Nasional
- Daily Words
- Downlaod
- ekaristi
- Embun Pagi
- Filsafat
- Frits H. Pangemanan
- Hari Lahir Kota Ambon
- HUT Episkopal
- Jumaat Agung
- Kamis Putih
- Katedral Ambon
- Kepausan
- Kevikepan Kei Kecil
- Kevikepan KKT/MBD
- Kevikepan Kota Ambon
- Kevikepan seram
- Kewikepan Seram
- kolese Joannes Aerts Kei Besar
- Kolose Andreas Sol
- Kolose YPKKA
- Komisi Kateketik
- Komisi Kepemudaan
- Komisi Kitab Suci
- komisi liturgi
- Komisi Pendidikan
- Komisi Seminari
- Kompasiana
- KOMSOS
- Kronik
- Kuasi Paroki Wowonda
- kunjungan kanonik
- Kunjungan Uskup
- Kuria MAM
- KWI
- LAPORAN MUSPASPAS
- mahasiswa katolik
- malaysia
- mars projo
- misa krisma
- Misionaris Marauke
- MUSPASPAS 2024
- MUSPASPAS2024
- OFM
- OMK
- Opini
- Paroki
- Paroki Passo
- Paroki Pinggiran
- Paroki St. Mathias Saumlaki
- Pesan Natal
- Prapaskah
- Rapat Kuria
- Refleksi Pastoral
- Rekoleksi
- Rekoleksi Para Imam
- Renungan
- rumah unio langgur
- satucintaseribusenyum
- Sejarah Kota Ambon
- SEKAMI
- sekami
- Stasi Banda Neira
- STFSP-Pineleng
- STPAK Ambon
- Surat Gembala
- Tahun Yubelium
- Tri Hari Suci
- unio projo
- Uskup Seno Ngutra
- Vatikan
- Wilayah
- Wilayah Aru
- Wilayah Buru
- Wilayah Kei Besar
- Wilayah Kei Kecil
- Wilayah Kota Ambon
- Wilayah KTT
- wilayah malut
- Wilayah Talimas
- wisata rohani airlow
- YPKKA