MAMA, AKU INGIN BERSEKOLAH

Kisah Romo Erol dari Taliabu, Part 2

Para sahabat, mari kita membantu Romo Erol untuk bisa membangun sebuah asrama sederhana demi bocah-bocah Taliabu yang mau bersekolah demi masa depan yang lebih baik.

“Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik Mgr. Inno di Pulau Taliabu, Maluku Utara”

Ikuti kisah inspiratif Romo Erol yang memperjuangkan sebuah asrama untuk anak-anak di pulau Taliabu

”Apapun yg terjadi, saya harus skolah dengan pastor.”

Demikianlah rintihan jiwa polos gadis kecil periang itu kepada orang tuanya. Ia nekad meninggalkan orang tuanya pada usia yang masih belia demi cita-citanya.

Bulan lalu, tepatnya bulan September, aku mengunjungi stasi Mantarara guna mengecek segala persiapan mereka dalam rangka kunjungan Kanonik yang Mulia Bapa Uskup di Paroki Taliabu. Kunjungan kali ini dimulai dari dua stasi paling ujung di paroki kami yakni stasi Kawadang dan Mantarara.

Saat sedang serius meninjau pembangunan pastoran, datanglah seorang seorang gadis kecil dan mengatakan dengan lantang ”Bapa Pastor, saya tidak mau tau. Tahun depan saya harus sekolah dan tinggal dengan pastor di Bobong ( pusat paroki ). Karena saya sudah cape berenang kalau pergi ke sekolah.”

Saat itu aku kaget, antara senang dan sedih. Senang karena sejak menjadi pastor paroki di Taliabu, hal yang selalu aku tekankan untuk umat adalah kasih sekolah anak setinggi-tingginya. Ini karena aku selalu ingat pesan Bapa Uskup Ino “cuma pendidikan yang bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik, dan menjadikan anda Tuan di atas tanah sendiri.” Maka kesungguhan anak ini untuk sekolah adalah jawaban terindah yang ingin aku dengar sari semua anak-anak parokimu.

Tapi pernyataanya ini juga sekaligus membuatku sedih. Ada berbagai macam pertanyaan yang muncul. Kalau aku jawab iya, lantas mereka harus tinggal di mana dengan kondisi pastoran yang sempit ( karna sudah ada 8 anak yang saya tampung ), mau makan apa? Pergi sekolah BBM nya bagaiman? Dan masih banyak lagi pertanyaan lain yang melintas di pikiranku.

Sementara dalam kebingungan, dia malah bilang okay kah bapa pastor? Aku spontan langsung menjawab OK. Ia kemudian pergi dengan bahagia.

Sambil melihatnya pergi dalam hatiku berpikir, inikah cara Tuhan menjawab doaku yang dalam Ekaristi selalu aku doakan agar anak-anak di parokiku harus mendapat pendidikan yang layak?

Aku hanya seorang imam muda yang belum punya relasi banyak dengan para donatur karena setelah ditahankan 4 tahun lalu, aku langsung ditempatkan oleh Uskupku di paroki pinggiran. Namun aku selalu punya keyakinan bahwa “Jika aku mencari dulu Kerajaan Allah maka semuanya akan ditambahkan kepadaku.” Ini janji Tuhan dan tidak mungkin Ia berdusta.

Kuamini firman itu dan pergi beristirahat dengan sukacita karena kuyakin Tuhan pasti menyediakan sebuah asrama sederhana untuk bocah-bocah kecil yang merindukan pendidikan yang layak demi masa depan mereka yang lebih baik di suatu saat nanti.

Mereka memang bukan darah dagingku tapi Tuhan telah menjadikan mereka anak-anakku yang harus kutuntun menggapai masa depan mereka. Aku hanya berharap di suatu masa nanti, mereka mengingat bahwa ada seorang Romo yang pernah hidup bersama mereka di pulau terluar dan terpinggirkan, Taliabu.

Salam dari Taliabu
Romo Erol.

Nantikan kisah inspiratif selanjutnya

Salam, doa dan berkatku untukmu ( Mgr. INNO NGUTRA: Minnong – Duc In Altum )