YESUS: ROTI HIDUP YANG MENGHIDUPKAN DAN MENYELAMATKAN

1Raj. 19:4-8; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Ef. 4:30-5:2; Yoh. 6:41-51.

HM BIASA XIX/Minggu, 11 Agustus 2024

Yesus adalah roti hidup. Roti melambangkan makanan, nutrisi, energi, dan sumber kekuatan. Yesus tidak hanyamenggambarkan dirinya bagaikan roti, tetapi memang diasungguh-sungguh roti. Yesus yang adalah roti tidak sekedarmakanan fisik, tetapi lebih dari itu. Dia bukan sekedarmakanan yang menguatkan fisik saja, tetapi juga menguatkankehidupan jiwa atau kehidupan rohani. Yesus berkata, “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalauseorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akanKuberikan untuk hidup dunia” (Yoh. 6:51). Sebagai orang kristiani, Yesus adalah kehidupan kita. Dia adalah roti yang menghidupkan dan membawa keselamatan. Di sekitar kita adaberbagai energi yang menjanjikan, namun sebagai orang kristiani, Yesus sungguh-sungguh roti abadi yang memberikanenergi yang kekal yang takan pernah habis. “Roti” lain bisahabis, tetapi roti dari surga tidak akan pernah habis dan selalubaru. 

Ekaristi adalah kesempatan indah untuk memperolehkekuatan dari Yesus, roti surgawi. Yesus yang adalah roti hadir dalam Ekaristi. Dalam liturgi, Yesus sungguh-sungguhhadir (bdk. SC, art. 7).  Dalam ekaristi, Yesus, roti hiduphadir. Dalam ensiklik Ecclesia de Uucharistia Paus YohanesPaulus II, berkata, dari roti inilah gereja beroleh makanannya. Dalam ekaristi, roti menjadi sungguh-sungguh tubuh Kristusdan anggur menjadi sungguh-sungguh darah Kristus (art. 8; art. 15). Untuk itu, dalam ekaristi, kita bukan hanya berdoa, tetapi menerima komuni (Yesus). Persatuan dengan Yesusmelalui komuni membawa kekudusan, kedamaian, dan keselamatan. Melalui Yesus, roti surgawi, kita memperolehkekuatan, energi, semangat untuk bangkit lagi dariketerpurukan, obat untuk menyembuhkan hati yang luka, pikiran buruk, semangat yang lemah. Dengan demikian, setiaporang kristiani wajib mengikuti perayaan Ekaristi. Yesus, roti surgawi sungguh-sungguh hadir hanya dalam Ekaristi. 

Yesus adalah roti untuk dibagi-bagi dan dimakan. Inisimbol pengorbanan dan pemberian diri. Yesus adalah roti berarti Yesus hadir untuk memberi dan berbagi. Hal inimenggarisbawahi juga tentang misi bergerak ke luar. Yesusdatang bukan untuk diri sendiri, bergerak ke luar untukmemberi energi dan keselamatan bagi manusia. Dia tidakdatang untuk diri sendiri tetapi bagi orang lain. Dia untukmemberi dan membagi-bagikan diri. Oleh sebab itu, saatmengikuti atau sesudah mengikuti Ekaristi, kita harus juga mampu memberi dan berbagi. Yesus, dengan mengatakanbahwa diri-Nya adalah roti, mengingatkan kita untuk tidakhanya mau mengumpulkan dan menikmati rahmat, tetapi juga bersedia untuk membuka tangan untuk memberi “roti ataumakanan” bagi orang lain. Paus Fransiskus pernah berkata (14 Juni 2020), “It (eucharist) raises us from our comfortable and lazy lifestyle and reminds us that we are not only mouths to be fed, but also his hands, to be used to help feed others” (Ekaristi mengangkat kita dari kenyamanan dan kemalasanhidup dan mengingatkan kita untuk tidak hanya membukamulut untuk disuapi, tetapi juga memiliki tangan yang terbukamemberi makan orang lain). Jadi sebagai orang kristiani, memakan roti surgawi seharusnya mendorong kita untukmemiliki semangat untuk mau memberi diri. Hidup kikirbukanlah gaya hidup orang kristiani. #novlymasriat.