HM Biasa XII: Ayb. 38:1.8-11; 2Kor. 5:14-17; Mrk. 4:35-40.
Minggu, 23 Juni 2024
Setiap orang memiliki dinamika hidupnya masing-masing. Tantangan hidup menjadi salah satu bagian daripengalaman hidup manusia. Setiap orang tidak luput daritantangan, baik itu tantangan dari dalam diri maupuntantangan dari luar diri. Para murid Yesus juga berhadapandengan tantangan. Ketika dalam menyeberang dengan perahudi danau, mereka menghadapi badai angin dan gelombang. Saat itu, mereka bersama dengan Yesus, namun Yesussementara beristirahat. Para murid sangat ketakutan dan merasa seolah-olah sudah hampir binasa. Para murid membangunkan Yesus untuk menolong mereka. Yesus segeramenghardik angin dan ombak sehingga danau menjadi tenang. Yesus pun menegur para murid karena mereka ketakutan dan kurang beriman.
Ketakutan adalah pengalaman setiap orang ketikaberhadapan dengan berbagai tantangan. Takut bisa berartiwaspada dan menunjuk pada sikap segan. Seseorang ketikatakut pada peristiwa tertentu, berarti orang itu sementaramengantisipasi atau mewaspadai peristiwa itu. Selain itu, ketika saya takut kepada orang tertentu berarti menunjukbahwa saya segan dan menghormati orang tersebut. Oleh sebab itu, takut tidak selalu memiliki makna negative. Perasaan takut menjadi negative berarti menunjuk pada perasaan cemas berlebihan dari diri seseorang. Perasaan takutmodel ini menunjuk pada gangguan kecemasan. Orang yang memiliki rasa takut karena kecemasan membuat orang itutidak bisa berkembang dan hilang kepercayaan diri. Yesusmenegur para murid karena para murid memiliki kecamasanberlebihan dan kurang beriman. Mereka hilang kepercayaandiri, padahal Yesus sementera bersama dengan mereka.
Yesus adalah Tuhan atas langit dan bumi. Dia dapatmembuat ombak dan angin bisa redah. Dana turut pada Yesus. Para murid seharusnaya sudah menyadari dan yakin akankuasa Yesus yang luar biasa ini. Namun pikiran dan imanmereka seolah-olah tertidur. Mereka seharusnya tidak merasabahwa akan binasa karena Yesus bersama mereka. Ketakutanberlebihan dan merasa hilang harapan menutup mata imanpara murid akan Yesus yang berada bersama mereka. Untukitu Yesus menegru mereka, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Mrk. 4:40). Yesusmengehendaki agar ketakutan berlebihan tidak mengontrolhidup para murid yang mengakibatkan mereka lupa bahwaYesus berada di tengah-tengah mereka. Ketakutan berlebihanmenimbulkan ketidakmampuan untuk mengenali kasihkarunia Allah yang berada di sekitar kita (bdk. GE, art. 126).Selain itu, ketakutan berlebihan menciptakan sikap tertutupuntuk melihat dan mengenal orang lain, serta menghilangkankeberaniaan untuk menjadi kreatif berkembang (bdk. EG, art. 46,129).
Kita memang manusia biasa yang sangat mungkinmenjadi takut dan cemas dalam menghadapi berbagaitantangan dalam hidup, baik itu tantangan dari dalam dirimaupun dari luar diri. Namun, kita jangan hilang harapan. Hidup memang memiliki tangangan, tetapi kita jangan hilangpegangan dan harapan untuk hidup. Ada berbagai harapanbaik yang berada di sekitar kita. Orang tua, anak-anak, keluarga, sahabat adalah pegangan-pegangan dalam hidup kitayang mampu menolong kita untuk berani dan terus majudalam hidup. Selalu saja ada jalan untuk keluar dari tantangandan cobaan. Selain itu, sebagai orang beriman, kita haruspercaya bahwa Tuhan itu ada di sekitar kita dan Tuhan selalumenunjukkan mujizat setiap saat. Tuhan memang tidak hadirsecara fisik tetapi kehadiran Tuhan bisa melalui sesama kitadan berbagai peristiwa hidup setiap hari. Tuhan tidak pernahtidur. Di tengah kesusahan atau tantangan yang paling mengerikan pun Tuhan ada bersama kita. Dia ada dalampikiran kita, hati kita, dan Dia juga hadir melalui orang-orang yang berada di sekitar kita. Untuk itu, marilah kita berdoameminta bantuan Roh Kudus untuk mendorong kita untukselalu mampu menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita tetap berani untuk melewati hidup kita. @novlymasriat.