SIAPA PENGHUNI RUMAH TUHAN?

DAILY WORDS, SELASA, 26 SEPTEMBER 2023
PEKAN BIASA XXV
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : EZR 1: 1 – 6
MAZMUR : MZM 126: 1– 2ab. 2cd – 3. 4 – 5. 6
INJIL : LUK 8: 16 – 18

@ Minggu yang lalu, saya ditelpon oleh seorang pimpinan stasi. Beliau memohon petunjuk untuk pertemuan perdananya sebagai ketua stasi setelah mereka sebagaip engurus stasi yang baru itu dilantik. Sebelum saya menganjurkan agenda utama dalam pertemuan perdana, beliau sudah lebih dahulu mengemukakan maksud dari pertemuan perdana ini, yaitu merencanakan pen-cat-an dinding gereja dan pagar pastoran serta perbaikan beberapa fasilitas lainnya. Saya terhentak dengan agenda yang dianjurkan itu mengingat situasi stasi yang mestinya menjadi prioritas dari rancangan kerja pengurus yang baru. Akhirnya saya dengan tegas menganjurkan agar pertemuan itu dimulai dengan rencana kegiatan yang membawa REKONSILIASI antara umat yang selama ini terpecah belah ke dalam kelompok-kelompok akibat proses pemilihan Kepala Desa yang sungguh memporak-porandakan persaudaraan di antara mereka. Di akhir percakapan, saya menegaskan kembali kepada Ketua Stasi agar memberi perhatian penuh di awal kepemimpinannya ini pada kegiatan-kegiatan Rohani/spiritual demi menumbuh kembangkan iman yang tumbuh di dalam suasana yang damai dan tenteram. Itulah wajah Gereja yang sesungguhnya – gereja yang adalah TUBUH MISTIK KRISTUS dan bukan sekedar bangunan megah yang dihuni umat yang hidup dalam perpecahan dan ketidak-adilan. Dengan demikian, pertanyaan SIAPA PENGHUNI RUMAH TUHAN mestinya menjadi pertanyaan yang relevan khususnya bagi umat di stasi ini dan bagi paroki St. Yohanes Penginjil, umumnya.

@ Pertanyaan yang menjadi judul refleksiku hari ini, tampaknya tidak ada hubungan dengan pesan injil hari ini. Pertanyaan yang cocok dengan penggalan perikop injil hari ini mestinya: siapakah ibu dan saudara-saudara-Ku? (Ku – di sini merujuk pada diri Yesus). Namun jika saya coba hubungkan dengan kisah bangsa Israel di pembuangan dan perintah Allah lewat raja Persia bagi umat Israel untuk kembali dan membangun rumah Allah, saya boleh merubah pertanyaan di atas menjadi seperti yang tertera di dalam judul refleksiku hari ini: SIAPA PENGHUNI RUMAH TUHAN?

@ Lewat raja Koresh, Darius dan Artahsasta, ketiganya adalah raja kerajaan Persia, Allah memerintahkan bangsa Israel di pembungan untuk kembali atas ijinan para raja tersebut, dan membangun rumah Tuhan di Yerusalem. Para bupati di daerah seberang sungai Efrat dan para tua-tua Yahudi diperbolehkan untuk membangun rumah Tuhan. Akhirnya pembangunan itu diselesaikan. Orang Israel, para imam, orang-orang Lewi dan orang-orang lain yang pulang dari pembungan, semuanya merayakan pentahbisan rumah Allah dengan sukaria. Sebagai ekspresi dari sukacita dan syukurnya kepada Allah, mereka mempersembahkan berbagai macam persembahan sebagai kurban penghapus dosa. Inilah satu symbol/lambang PERTOBATAN .

@Bagi saya, gerakan KEMBALI ke Yerusalem dari tanah pembuangan itu sendiri adalah sebuah gerakan PERTOBATAN – gerakan KEMBALI KE JALAN YANG BENAR – gerakan untuk kembali MENURUTI PERINTAH TUHAN – MELAKSANAKAN SABDA-NYA. Kepada orang-orang Israel yang berdosa yang akhirnya digiring ke tanah pembuangan, Allah telah menyediakan kesempatan kedua ( the second chance ). Mereka kembali untuk berelasi dengan Allah – Sang Penyelamat-nya yang telah membawanya keluar dari penindasan bangsa Mesir. Tindakan membangun kembali rumah Allah adalah sebuah KIAT untuk menggabungkan diri di dalam BAIT ALLAH YANG SUCI. Di sini, penulis kitab Ezrah memang menekankan sebuah pembangunan fisik Rumah Allah. Namun, secara simbolis, dengan melihat pergerakan kembali dari tanah pembungan ke Yerusalem – Kota Suci – Pusat Iman Bangsa Israel, pembangunan Rumah Allah lebih kepada PEMBANGUNAN KEMBALI HATI MANUSIA yang telah hancur oleh karena dosa-dosa Israel sendiri. Membangun kembali rumah Allah adalah sebuah ikhtiar untuk melakukan tindakan rekonsiliasi dengan Allah dan sesama. Membangun kembali rumah Allah adalah sebuah tindakan merestrukturisasi pranata-pranata social yang hancur lebur oleh karena keserakahan umat Israel sebelumnya. Jika rekonsiliasi telah terjadi, semua bakal hidup dalam kedamaian dan keadilan. Kedamaian dan Keadilan ini adalah satu gambaran TUBUH MISTIK KRISTUS – Gambaran Kenisah Allah. Semua yang menghuni TUBUH MISTIK KRISTUS – BANGUNAN SPIRITUAL – GEREJA dalam arti non fisik adalah mereka yang melaksanakan firman Tuhan. Jika demikian maka orang Israel yang telah melakukan gerakan KEMBALI DARI TANAH PEMBUANGAN – satu simbol PERTOBATAN, dan membangun kembali RUMAH ALLAH (Gereja Spiritual) akan masuk di dalam Gereja Rohani ini dengan cara MELAKSANAKAN FIRMAN TUHAN/menjadi PELAKU FIRMAN. Mereka ini adalah bangsa PILIHAN ALLAH.

@ Dari talian pengertian yang coba saya bangun di atas, akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa kita semua, yang telah dibaptis di dalam nama Kristus masuk menjadi anggota Tubuh Mistik Kristus/ Gereja Rohani, selalu diberi kesempatan kedua ( the second chance) oleh Allah untuk bertobat (kembali dari Pembuangan) dan membangun kembali kenisah hati kita yang telah hancur oleh dosa-dosa kita. Dengan demikian, kita akan dinamakan sebagai penghuni Rumah Tuhan ( dalam arti spiritual) dimana, kita senantiasa menjadi pelaku firman – pelaksana Sabda
Allah. Jika demikian, kita semua yang masuk di dalam kelompok pelaku firman Tuhan akan disebut sebagai ibu dan saudara-saudari Kristus sendiri. Kita layak tinggal di dalam rumah Tuhan/layak disebut anggota Tubuh Mistik Kristus – Gereja spiritual. Mari kita saling mendoakan, semoga kita tidak terobsesi – melekat erat dengan kecenderungan menampilkan hal-hal lahiriah (gereja megah – sarana2 rohani yang luxurious – tata ibadat yang diliputi lagu atau nyanyian yang dasyat) namun lupa inti dari syarat sebagai penghuni Rumah Tuhan – penghuni Gereja Rohani – penghuni Tubuh Mistik Kristus, yaitu: cinta kasih, belaskasih dan pengampunan, keadilan dan perdamaian . Have a wonderful day filled with love and forgiveness. Warm greetings from Ledalero – bukit tempat sandar matahari… padrepiolaweterengsvd ….🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼