DAILY WORDS, RABU, 12 JULI 2023
PEKAN BIASA XIII
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : KEJ 41: 55 – 57;42: 5 – 7a. 17 – 24a
MAZMUR : MZM 33: 2 – 3. 10 – 11. 18– 19
INJIL : MAT 10: 1 – 7
@ “… melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel ….” Inilah perintah Yesus kepada kedua belas murid-Nya ketika dia mengutus mereka. Menariknya, Yesus mengingatkan mereka untuk tidak menyimpang ke jalan bangsa lain atau melarang mereka untuk masuk ke dalam kota Samaria. Dia hanya mengarahkan mereka untuk pergi kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Apakah memang Yesus tidak menghendaki bangsa lain turut diselamatkan? Kalau demikian, warta keselamatan dari Yesus bersifat sangat inklusif. Ini kesan saya yang paling pertama ketika membaca perikop Injil hari ini. Namun bila saya coba merefleksikannya lebih dalam, saya memahaminya demikian. “Bangsa Israel” yang dimaksud adalah mereka yang kepadanya Allah Abraham – Ishak – Yakub telah mewahyukan diri-Nya. Namun, pewahyuan diri Allah ini, yang bahkan dilengkapi dengan hukum-hukum-Nya, kurang ditanggapi dengan baik. Tentu saja hal ini berbeda dengan mereka yang sama sekali belum mengenal Allah Abraham – Ishak – Yakub. Mereka dipertimbangkan sebagai bangsa-bangsa lain (yang mungkin secara kasarnya dinamakan sebagai bangsa kafir). Saya sendiri agaknya ragu menamakan mereka sebagai “ domba-domba yang hilang” karena toh mereka belum mengenal Allah dan kebenaran-Nya yang tertera di dalam hukum-hukum-Nya. Saya memahami mereka sebagai kelompok yang innocent jika saya bandingkan mereka dengan kaum Israel yang kepada mereka Allah telah mewahyukan diri-Nya. Hanya karena ketegaran hati Israel, mereka memilih untuk tidak mentaati perintah Allah. Mereka adalah domba-domba yang hilang dari umat Israel. “Hilang” di sini saya artikan sebagai “berperilaku tidak sesuai dengan perintah Allah”.
@ Dari pengertian di atas, saya coba menghubungkannya dengan kisah Yusuf dan saudara-saudaranya dalam bacaan pertama hari ini. Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk membeli makanan karena timbulnya kelaparan yang hebat di negeri Kanaan. Mereka diperlakukan khusus oleh Yusuf – saudara mereka yang telah mereka jual dulu. Saat mereka datang ke Mesir, mereka menjumpai saudaranya yang telah mereka khianati -Yusuf. Dia, saat itu menjadi mangkubumi di negeri Mesir. Saya pertimbangkan saudara-saudara Yusuf ini sebagai domba-domba Israel yang hilang. Mengapa? Ya, dilandasi sikap iri hati dan dengki terhadap Yusuf, mereka menjualnya kepada para kafilah Ismael yang hendak berdagang ke Mesir menjual damar, balsam dan damar ladam. Perbuatan saudara-saudara Yusuf ini sungguh miris. Mereka yang telah mengenal Allah (Yahweh) dari orang tuanya, mestinya tidak sampai melakukan hal yang demikian. Namun, mereka telah melakukan itu. Bagi saya, mereka adalah domba-domba yang hilang. Mereka telah mengabaikan apa yang seharusnya bangsa pilihan Allah lakukan.
@Sebagai aplikasi dari apa yang saya reflesikan di atas, saya boleh kemukakan pertanyaan lanjutan ini, “Siapakah domba-domba yang hilang dari umat Israel di jaman ini?” Ya, kita semua yang telah mengenal Kristus dan ajaran-Nya namun secara tahu dan mau melalaikan atau melanggarnya oleh karena berbagai kepentingan duniawi yang melilit, termasuk dalam kelompok domba-domba yang hilang. Saat sedang merefleksikan dan membuat goresan ini, saya menyadari dua hal ini: pertama , saya sungguh menyadari diri saya sebagai salah satu dari “ domba-domba yang hilang ”. Sering saya melalaikan apa yang sudah saya tahu dan ajarkan/kotbahkan kepada sesama. Saya bahkan memolesnya sedemikian rupa sehingga saya menampakkan diri sebagai “yang lebih baik dan benar bahkan kudus” dibandingkan dengan orang-orang lain. Ternyata sesungguhnya, gambaran diri saya tidaklah demikian. Saya, kerap kali, menampakkan kepada dunia atau sesama yang lain banyak hal yang bersifat “ show off ” dan memberi kesan bahwa saya bukanlah satu dari antara kawanan “ domba yang hilang ”. Kedua , banyak dari antara kita yang adalah anggota umat Allah yang dibaptis dalam nama Yesus (menamakan diri orang Kristen), seringkali membanggakan diri sebagai pengikut Kristus. Kita bahkan secara fanatic mengsubordinasikan sesama yang berbeda agama atau golongan dari kita. Namun, di dalam hidup yang nyata, kita kurang menunjukkan diri kita, baik lewat perkataan maupun perbuatan, sebagai pengikut Kristus. Kita membanggakan diri sebagai orang yang taat beribadah, mengucapkan rosario, membaca KS siang dan malam, membantu sesama yang berkekurangan, namun apalah artinya jika hati kita susah memaafkan sesama yang menyakiti hati kita. Apalah artinya semua ibadah dan kegiatan rohani yang kita lakukan jika apa saja yang kita lakukan hanyalah sebuah SHOW OFF kepada dunia. Apalah artinya, jika segala kegiatan rohani yang kita lakukan, entah sebagai gembala umat atau sebagai awam dalam kapasitas kita masing-masing (petani, pengusaha, guru dan pegawai, dst.) hanya sebagai sarana untuk mempopulerkan diri kita sendiri dan bukan sebuah tindakan tanpa pamrih. Jika segalanya kita lakukan hanya untuk popularitas atau ada kepentingan tersembunyi di balik tindakan-tindakan kita itu, kita sesungguhnya merupakan DOMBA YANG HILANG. Mari kita saling mendoakan agar kita menjadi sadar kalau dalam takaran tertentu, kita adalah DOMBA YANG HILANG. Dan dalam kesadaran itu, kitab oleh menemukan JALAN PULANG ke pangkuan Yesus – Sang Gembala Agung yang akan selalu menjadikan kita satu dari murid-murid-Nya yang diutus oleh Dia untuk, selanjutnya, mencari domba yang hilang…. have a nice evening, warm greeting to you all….. padrepiolaweterengsvd