REFLEKSI ATAS KETIDAKSETIAAN ISRAEL VERSUS KEKUATAN BELASKASIH ALLAH DALAM NUANSA PERAYAAN IMLEK DI TAHUN NAGA KAYU

DAILY WORDS, SABTU, 10 FEBRUARY 2024
PEKAN BIASA V
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : I RAJ 12: 26– 32;13: 33 – 34
MAZMUR T : MZM 106: 6 – 7a.19 – 20. 21 – 22
INJIL : MRK 8: 1 – 10

@ Di awal goresan refleksiku hari ini, dengan rendah hati saya mau menyampaikan SELAMAT BERBAHAGIA kepada Saudara/i-ku yang merayakan TAHUN BARU IMLEK – Gong Xi Fa Cai! Semoga di tahun Naga Kayu ini, Tuhan menganugerahkanmu keberanian, kekuatan dan kesuksesan dalam setiap usahamu. Naga, secara simbolis melambangkan kekuatan ( power ). Semoga kekuatan positif menguasai hidup dan karya setiap orang yang merayakan Tahun Baru ini, dan sudah tentu akan turut memengaruhi kehidupan umat manusia dalam semesta ini.

@ Umat Kristiani yang berketurunan Tionghoa pun merayakan Tahun Baru Imlek. Dalam refleksiku hari ini, saya coba memahami sekali lagi falsafah hidup saudara/I kaum Tionghoa, dimana warisan suci leluhur yang sudah membudaya ribuan tahun ini dikombinasikan dengan iman Katolik. Mungkin saya keliru, namun yang saya pahami, kaum Tionghoa bukan menghidupi suatu doktrin/dogma agama institusional yang ketat di dalam adat istiadat leluhurnya. Mereka justru menghidupi prinsip-prinsip hidup atau ajaran/ falsafah hidup untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan. Setiap Tahun Baru yang dirayakan selalu dalam simbol-simbol tertentu. Simbol berbeda dengan benda yang disembah. Simbol mengandung pesan atau falsafah hidup. Mereka bukan menyembah simbol dimaksud.

@ Berbeda dengan hal di atas, itu, apa yang dilakukan oleh Yerobeam di dalam kisah Perjanjian Lama I Raja-raja 12: 26 – 32 merupakan suatu tindakan penyembahan berhala. Dia membuat dua patung lembu Jantan dari emas dan meletakkannya di Betel dan di Dan. Ini sungguh satu penyembahan berhala karena patung-patung emas itu tidak memberi pesan tertentu sebagaimana sebuah simbol. Orang-orang di Kerajaan Utara dibawah pimpinan Yerobeam, dituntutun kepada kesesatan dan menyangkal peran Allah Abraham – Allah Ishak – Allah Yakub yang telah menyelamatkan mereka dari genggaman bangsa Mesir. Mereka sungguh menyangkal kekuatan Allah dan belaskasihNya yang telah menuntun mereka sampai ke Tanah Terjanji meskipun mereka selalu tidak setia kepada Allah dalam tahun-tahun perziarahan keluar dari tanah Mesir itu.

@ Kita kembali ke Tahun Baru Imlek. Sebagai orang Kristiani, kita sungguh yakin bahwa Kristus adalah Awal dan Akhir/Alfa dan Omega. Perayan Imlek jauh lebih tua dari usia Allah masuk menjadi manusia – masuk di dalam waktu manusia. Namun karena Yesus – Allah yang menjadi manusia itu adalah Kristus yaitu dia yang melampaui history/sejarah – Dia itu ada sebelum waktu dan akan ada selama-lamanya, maka saya yakin bahwa Kristus dengan darah-Nya telah menyucikan semua kebenaran yang ada di dalam budaya atau adat istiadat yang kita hidupi sejauh budaya atau adat istiadat itu tidak berlawanan dengan penghayatan iman dan moral Kristiani.

@ Atas keyakinan ini, maka saya mendorong semua yang merayakan Imlek dan kita semua yang juga ada bersama saudara/I kita yang merayakannya, mari kita belajar dari Kristus Yesus – Dia yang Mahakuasa dapat melakukan apa saja. Dia mempunyai power/kekuatan daya Ilahi yang dapat membawa kehidupan/keselamatan bagi semua orang. Kisah Injil hari ini menegaskan kepada kita bahwa daya Ilahi yang ada di dalam diriNya disalurkan di dalam tindakan belaskasih untuk memberi makan mereka semua yang kelaparan (empat ribuan orang). Kekuatan Ilahi yang dimiliki anak Allah ini melahirkan sesuatu yang berdaya guna. Hal ini berbeda dengan apa yang telah dilakukan Raja Salomo yaitu keselewengan oleh karena kesombongan, yang pada akhirnya membawa kehancuran dan perpecahan Kerajaan yaitu Kerajaan Yehuda di Selatan dan Kerajaan Israel di Utara. Penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan ini selanjutnya dipraktekkan oleh Yerobeam – raja Israel/Kerajaan Utara. Dia menyeret bangsanya untuk menyembah berhala atas barang-barang yang sia-sia ( lembu emas ). Belajar dari pengalaman ini, di hari Imlek ini, kita belajar agar simbol naga kayu yang membawa pesan tentang suatu “ kekuatan positif ” yang mengarahkan manusia kepada kesuksesan/kesejahteraan ( prosperity ) hendaknya diarahkan kepada kekuatan yang menggerakkan setiap orang untuk berbela rasa – peduli – berbelaskasih ( being merciful ).

@ Kita berdoa, semoga di Tahun Naga Kayu ini, Allah menganugerahkan kepada kita hati yang berbelaskasih agar apapun yang positif, apapun kesuksesan yang kita raih dan membuat kita mempunyai “lebih” menggerakkan kita untuk terus berbagi satu dengan yang lain terutama berbagi dengan semua mereka yang miskin, menderita dan berkekurangan. Semoga Kristus yang adalah Alfa dan Omega, di dalam Roh Kudus-Nya, menguatkan semua yang telah mendermakan apa yang mereka miliki untuk karya pelayanan bagi orang kecil. Dan semoga Roh-Nya yang sama, membawa kepada pertobatan, semua yang mengikat diri secara erat dengan harta benda duniawi bahkan mengidolakan semua kepemilikannya tanpa peduli pada dunia di sekitar yang sedang bersusah. Semoga Kristus di dalam Roh-Nya, menguatkan kita dalam peziarahan hidup ini agar kita tetap setia untuk berbelaskasih kepada siapa pun di dalam hidup kita. Have a wonderful day filled with love and mercy. , happy Luna New Year to those who celebrate it . Gong Xi Fa Cai! Warm greetings to you all… padrepiolaweterengsvd 🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼