DAILY WORDS, SELASA, 30 JULY 2024
HARI BIASA DALAM PEKAN BIASA XVII
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : YER 14: 17– 22
MAZMUR : MZM 79: 8. 9.11.13
INJIL : MAT 13: 36 – 43
@ Pertanyaan di atas, yang saya jadikan judul refleksi hari ini, lahir dari isi ratapan nabi Yeremia. Nabi meratap pilu menyaksikan kehancuran kerajaan Yehuda oleh karena serangan bangsa asing. Serangan ini telah menggoreskan luka nan pedih dan perih di dalam nubari bangsa yang sungguh yakin akan keterpilihannya oleh Allah. Kemana saja Yeremia melangkah, yang dia saksikan adalah kehancuran kota, rintihan para penderita dan bahkan mayat-mayat yang bergelimpangan di jalanan kota. Lonceng kematian berdentang dimana-mana. Sungguh, invasi bangsa asing sangat melumpuhkan seluruh sendi kehidupan kerajaan.
@ Menyaksikan kenyataan yang menyayat hati, siapakah yang mesti disalahkan? Apakah Allah yang mesti disalahkan atau para pemimpin kerajaan dan rakyatnya? Apakah ini merupakan akibat penghakiman oleh Allah? Atau dengan pertanyaan lain, apakah ini merupakan hukuman dari Allah atas kebobrokan yang dilakukan bangsa pilihan-Nya? Ataukah ini merupakan bukti bahwa Allah dan kerajaan Yehuda begitu lemah dihadapan bangsa asing? Apakah ini merupakan bukti bahwa Allah telah mengingkari janjiNya atau sebaliknya rakyat kerajaan dan pemimpinya yang ingkar janji?
@ Untuk menjawab rentetan pertanyaan di atas, mari kita kembali kepada prinsip-prinsip ini. Pertama , Allah itu Mahacinta. Dia adalah cinta. Dia mencintai umat manusia dengan menciptakannya dan memberikannya aturan main (perintah/aturan) demi kebaikan manusia itu sendiri. Kedua , manusia diberi kebebasan untuk memilih, antara mengikuti peraturan atau perintah Allah, atau sebaliknya memilih jalan yang lain (melanggar) untuk tujuan yang ada di luar tujuan luhur Allah yaitu demi kebaikan manusia itu sendiri. Ketiga , karena aturan atau perintah Allah itu bertujuan untuk kabaikan manusia itu sendiri maka jika manusia melanggarnya, maka manusia itu sendiri yang mesti mengoreksi dirinya dan bukan menyalahkan Allah. Setiap pilihan mempunyai konsekuensinya sendiri. Atas pendasaran di atas, semua kehancuran yang terjadi merupakan kesalahan raja dan rakyatnya. Ketika aturan atau perintah Allah dilanggar, kerajaan gampang dirongong oleh kekuatan asing. Tidak ada pegangan bagi mereka untuk bertahan.
@ Dari perumpamaah Yesus tentang “ Lalang di Ladang ” yagn kita dengar hari ini, saya memahaminya begini: kita semua yang dilahirkan dalam Kristus lewat permandian adalah benih yang baik. Kita yang adalah benih baik ini hidup di atas dunia dengan begitu banyak tawaran yang datang dari iblis. Tawaran itu adalah benih ilalang (kejahatan). Terhadap tawaran ini, kita diberi kebebasan untuk memilih antara dua kemungkinan ini: atau bertahan menjadi benih yang baik, atau sebaliknya memilih jalan yang lain dengan konsekuensi kita bakal bertumbuh dan berkembang menjadi lalang ( orang jahat ). Sekali lagi, semuanya tergantung pilihan yang setiap orang buat atas hidupnya. Jika saya memilih untuk dipengaruhi oleh cara hidup lalang, maka saya bakal dikumpulkan oleh para malaikat pada akhir zaman dan dibakar. Dengan kata lain, jika saya memilih cara hidup “ lalang ” maka saya bakal kehilangan surga – tempat yang menjadi kerinduan setiap orang benar. Dalam hal ini, saya sendiri yang ingkar janji (janji baptis) dan menyiapkan diri untuk memikul konsekuensinya. Bukan lagi Allah melainkan diri saya sendiri yang memasukkan diri ke dalam pencobaan.
@ Terhadap hal di atas, ada dua hal yang mungkin perlu kita catat di dalam hidup: pertama , belaskasih Allah melampaui semua salah dan dosa yang kita pernah lakukan. Oleh karena itu “jalan balik” ke dalam pangkuan Allah selalu terbuka. Kedua , mari kita saling mendoakan, semoga kita beroleh anugerah Roh Kudus, agar kehendak bebas kita diarahkan dan dikuatkan pada hal-hal yang baik agar pada akhirnya kita diperkenankan Allah untuk bergabung bersama para kudus di surga. Semoga oleh kekuatan Roh Kudus, kita tidak memasukkan diri ke dalam pencobaan, semoga kita tidak ingkar janji! Semoga demikian. Have a blessed evening filled with love and compassion. Warm greetings from Nusa Ina manise… padrepiolaweterengsvd 🙏🏾🙏🏾🙏🏾🙏🏾🙏🏾🙏🏾