HENDAKNYA KITA MENJADI KUDUS SEBAGAIMANA“SANG KASIH KARUNIA” ITU KUDUS ADANYA

DAILY WORDS, SELASA, 28 MEI 2024
PEKAN VIII MASA BIASA
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : I PTR 1:10– 16
MAZMUR : MZM 98: 1. 2– 3ab. 3c– 4
INJIL : MRK 10: 28 –31

@ St. Petrus mengingatkan kita akan satu dua point berikut ini. Pertama , karya keselamatan Allah bagi manusia itu sudah direncanakan sejak dahulu kala. Para nabi telah meramalkannya ratusan tahun sebelum Kristus datang ke dunia. Antiphon Mazmur hari ini menegaskan hal ini dalam kata-kata sebagai berikut, “Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada – Nya. Kedua , perwujudan karya keselmatan bagi manusia terjadi di dalam diri Yesus Kristus, yang mana ada dan hadirNya Yesus merupakan sebuah KASIH KARUNIA. Yesus adalah KASIH KARUNIA Allah Bapa bagi manusia. Ketiga , Yesus yang adalah Kasih Karunia Allah Bapa bagi manusia ini KUDUS adanya. Keempat , jalan penebusan umat manusia oleh Yesus Kristus ditempuhNya lewat jalan penderitaan. Kelima , oleh karena itu, umat beriman mestinya menyiapkan diri (segenap hati dan akal budinya) untuk menyambut Sang Kasih Karunia Allah ini dan berusaha untuk hidup kudus (mengejar kekudusan) sebagaimana Kristus sendiri kudus adanya. Persiapan ini, bukan saja untuk menerima Kristus di dalam diri melainkan juga mengambil jalan yang radikal yaitu jalan salib dalam rangka menggapai kekudusan.

@ Bagaimana kita dapat mengejar kekudusan agar kita dapat menjadi kudus sebagaimana Kasih Karunia Allah yaitu Kristus itu sendiri kudus adanya? Penginjil Markus menyodorkan satu jalan yang sangat radikal bagi kita, namun Tuhan Yesus sendiri telah memulai jalan itu. Jalan yang Yesus tawarkan itu merupakan satu cara menggapai kekudusan. Jalan itu adalah MELEPASKAN SEMUA KELEKATAN MANUSIAWI dan dapat menjadi lepas bebas untuk melayani bahkan sampai mengorban nyawa sekalipun. Melepaskan semua kelekatan disimbolkan oleh suruhan untuk meninggalkan rumah, saudara/i, ibu atau bapa, anak-anak atau ladang. Inilah yang disebut sebagai jalan pengorbanan – jalan salib. Tuhan Yesus telah menunjukkan “pengorbanan” ini secara sangat radikal.

@ Pengorbanan Kristus itulah yang kita rayakan setiap hari di dalam EKARISTI. Artinya, setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus, kita sedang merayakan Kristus yang melepaskan segala kemelekatan duniawi dan memanggul salib menuju Kalvari. Seandainya Yesus Kristus sungguh melekatkan diri dengan segala tawaran dunia semisal jabatan, popularitas, harta milik, gengsi, kuasa, dll, mustahil Dia rela memanggul salib. Oleh karena Yesus ada pada disposisi batin yang LEPAS BEBAS, Dia rela menderita sengsara bahkan sampai wafat di kayu salib. Atas pengertian ini, maka kita hendaknya ingat akan dua hal ini setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus: pertama , di dalam Ekaristi Kudus, kita juga mempersembahkan diri dan karya (pengorbanan dan salib) sebagai persembahan yang layak bagi Tuhan sambil terus memohon Roh Kristus agar kita tidak henti-hentinya dimampukan untuk sekali lagi memanggul salib atau melepaskan diri dari segala macam kelekatan duniawi. Kedua , Ekaristi sebagai moment pemurnian diri dari segala kemelekatan ( lewat pernyataan tobat ). Di dalam Ekaristi, kita berdoa kepada Bapa di Surga agar diri kita dimurnikah oleh-Nya dari segala macam kemelekatan duniawi dan dimampukan untuk menghidupi Ekaristi itu di dalam keseharian hidup kita lewat perkataan dan perbuatan kasih sebagaimana yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Di dalam Ekaristi kita menikmati Tubuh dan Darah Tuhan sebagai bekal jiwa dan bukti KASIH KARUNIA ILAHI yang menguatkan kita untuk dapat mencinta dengan tulus dan mengampuni dengan rela. Inilah cara kita dapat menggapai kekudusan sebagaimana Kristus yang adalah bukti KASIH KARUNIA ALLAH bagi kita, kudus adanya. Semoga demikian…. have a good day filled with love and mercy. Warm greetings from Masohi manise ….🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽