BERSYUKUR DENGAN MELAYANI

“Merayakan dalam kesederhanaan dan dengan sederhana adalah pilihan pribadi, maka aku memilih untuk mensyukuri Imamat ke – 23 di antara umat kecil di pulau Taliabu dan di dalam pastoran yang sederhana.”

Waktu menunjukkan pukul 00.00 WIT ketika aku dikagetkan oleh nyanyian para malaikat tak bersayap nan sederhana di stasi Bahu. Tidak ada kue indah bersusun warna-warni, tidak ada hiasan dan tulisan keemasan, dan tidak ada menu spesial. Yang ada hanya ungkapan cinta nan tulus dari jiwa-jiwa polos domba-domba kecil sambil bernyanyi: “Selamat Ulang Tahun Imamat Bapa Uskup… Selamat Ulang Tahun Imamat Bapa Uskup.” Ketika membuka kain pintu berhubung karena kamar sempit pastoran 2 x 3 meter yang berdinding papan dan berlantai semen kasar itu tak memiliki daun pintu, aku melihat 5 potongan kue, sisa dari minum sore kami, yang diterangi oleh nyala lilin-lilin kecil. Meniup dan berjabat tangan adalah cara sederhana merayakan Hut Imamatku yang ke – 23.

Aku hanya berdoa semoga rahmat Imamat ini tetap bermakna dalam melayani domba-domba kecil di seluruh pelosok Keuskupan terluas di dunia, yang 92% dikelilingi lautan. Seperti luasnya lautan Maluku, maka kuharap kakiku yang menjangkau, cintaku kepada domba-domba kecil akan mendalam seperti dalamnya laut Banda dan Laut Arafura, dan semangatku tinggi setinggi Gunung Binaya di pulau Seram.

Hanya doa kecil yang kuharapkan dari para sahabat agar aku tetap menjadi pribadi yang rendah hati sehingga menjadi berkat bagi domba-domba yang Tuhan percayakan kepadaku.

Dari Stasi Bahu di bagian Selatan Pulau TALIABU, terimalah Berkat Tuhan dariku ( Mgr. INNO NGUTRA )