DAILY WORDS, SABTU, 20 JANUARI 2024
PEKAN BIASA II – TAHUN B
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : 2 SAM 1: 1 – 4. 11 – 12. 19. 23 – 27
MAZMUR : MZM 80: 2 – 3. 5 – 7
INJIL : Mrk 3: 20 – 21
@ Kemarin, kita mendengar kisah yang mengharukan yaitu kisah PENGAMPUNAN Daud atas Raja Saul. Sebagai kelanjutan kisah kemarin, hari ini, Daud justru menunjukkan kelanjutan dari tindakan MENGAMPUNI itu dengan satu sikap EMPATHY yang sungguh dalam dan genuine. Mengapa? Karena Saul dan anaknya Yonatan tewas terbunuh oleh orang-orang asing yang berperang melawan kaum Israel. Raja Saul, yang kemarin memusuhi Daud, namun Daud sebaliknya mengampuni dia, sekarang justru diratapi dengan sungguh oleh Daud oleh karena kematiannya. Lebih mengharukan lagi bahwa sahabat Daud yaitu anak Saul – Yonatan juga turut tewas di dalam peperangan. Daud sungguh kehilangan seorang sahabat baik yang telah menunjukkan persahabatan yang genuine dan itu dibuktikan oleh Yonatan lewat informasi yang disampaikan olehnya kepada Daud tentang rencana raja Saul – ayah Yonatan untuk membunuh Daud. Ini sebuah duka yang dalam, bahkan lebih dalam dari samedera mana pun di atas bumi ini. Menyaksikan berbaliknya Daud untuk mengampuni bahkan turut di dalam duka yang dalam atas kepergian raja Saul dan Yonatan, tentu saja dunia yang tengah diwarnai dengan dendam kesumat antara bangsa dengan bangsa, antara satu suku dengan suku yang lain, antara satu partai politik dengan partai politik lainnya, saya boleh katakan bahwa apa yang dilakukan Daud adalah sesuatu yang mungkn TIDAK WARAS/KURANG WARAS di mata dunia. Sikap Daud ini adalah sebuah pembelajaran yang luar biasa, sekurang-kurangnya untuk saya sebagai seorang gembala. Pengampunan sejati hanya dibuktikan lewat suatu sikap atau ekspresi EMPATHY yang genuine /asli/tulus/bukan drama.
@ Tindakan Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan dari orang-orang yang kerasukan, bahkan yang dilakukanNya pada hari Sabat, adalah suatu tindakan, yang di mata orang-orang Farisi dan ahli Taurat adalah tindakan yang sungguh berlawanan dengan Taurat Musa dan adat istiadata Yahudi. Yesus, atas prinsip penyelamatan umat manusia sebagai prioritas misi-Nya, tetap dengan pendirian-Nya menyembuhkan orang-orang sakit yang memerlukan pertolonganNya, meskipun hal itu tidak sesuai hukum Musa yang selalu disalah-tafsirkan oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi. Bagi Yesus, hukum apa pun pada hakekatnya bertujuan menyelamatkan manusia. Hukum demi kemanusiaan bukan manusia demi hukum. Dengan menegakkan prinsip yang demikian, Yesus, bahkan oleh sanak keluargaNya sendiri dianggap TIDAK WARAS. Pada kisah selanjutnya, Yesus bahkan dituduh mengusir setan dengan kuasa Penghulu Setan – Belzeebul. Inilah tantangan bagi seorang nabi yang senantiasa beusaha untuk menegakkan kebenaran meskipun bakal menyakitkan dua belah pihak: nabi itu sendiri mapun orang-orang yang sudah mapan dengan keadaan yang hendak dirubah oleh sang nabi.
@ Kita semua, sebagaimana dalam refleksiku sebelumnya, adalah pengikut Kristus yang mengemban tiga tugas panggilan, yaitu sebagai imam, nabi dan raja. Sebagai nabi, fungsi profetis kita adalah merongrong setiap praktek ketidakadilan dan praktek-praktek lain yang melanggar atau menindas manusia itu sendiri. Dalam hal ini, dibutuhkan keberanian yang ekstra karena sudah pasti seorang nabi yang meneriakkan kebenaran dan keadilan akan dibenci dan dikucilkan bahkan oleh sanak keluarga dan sahabatnya sendiri. Dia bahkan dianggap TIDAK WARAS oleh banyak kalangan yang senantiasa mempertahankan status quo. Meskipun demikian, kita tidak perlu gentar. Pemazmur mengajak kita, ketika dalam situasi yang bahkan ditantang dan dianggap TIDAK WARAS, senantiasa berseru: “ buatlah wajahMu bersinar, ya Tuhan, maka kami akan selamat .” Have a wonderful day filled with love and mercy. Warm greetings to you al l..padrepiolaweterengsvd…