“Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik Mgr. Inno di Pulau Taliabu, Maluku Utara”
Setelah tertunda selama 2 jam akhirnya kami pun bertolak dari Pulau Sanana ke pulau Taliabu dengan speedboat Pemda kepulauan Sula, yang berkekuatan mesin 750 PK pada pukul 16.30 WIT.
Penjemputan yang direncanakan diadakan pada pukul 17.00 WIT molor sampai pukul 19.30 dalam kegelapan malam karena ketiadaan listrik di desa Kawadang, yang akan menjadi tempat bermalam kami.
Setelah santapan malam, kami pun bersiap untuk misa Kudus bersama umat kecil di stasi itu pada pukul 20.30 WIT. Acara pun dilanjutkan dengan ceremoni, yang diisi dengan atraksi anak-anak SEKAMI. Walaupun raga terasa lelah, mata pun sudah tidak kompromi, namun kami harus bertahan mengikuti acara tersebut, karena tidak mau mengecewakan anak-anak yang sudah mempersiapkan acara ini berbulan-bulan lamanya dengan seragam mereka yang berwarna-warni ala anak-anak. Acara pun berakhir pada pukul 00.00 WIT.
Yang menarik dari kunjungan hari pertama di stasi Kawadang adalah kisah seorang opa yang bernama YUDAS. Katekis Volunteer yang bertugas di stasi tersebut mengumumkan kepada bapa-bapa agar segera mendaftar untuk membawa tandu yang akan diduduki oleh Uskup ketika turun dari speedboat.
Opa Yudas segera mendaftar diri walaupun kekuatan fisiknya sudah melemah. Mungkin si Opa Yudas berpikir bahwa inilah kesempatan untuk memulihkan nama baik si Yudas Iskariot yang dulu menjual Yesus, Sang Guru.
Ketika melihat kondisi fisik si Opa Yudas,
- Katekis lalu berkata: “Opa YUDAS, Ngana tara boleh ( Opa Yudas tidak boleh ) menjadi anggota regu penandu Bapa Uskup.”
- Opa Yudas kecewa dan bertanya kepada katekis: “Kiapa kita tara boleh tandu Bapa Uskup?” ( Kenapa saya tidak diizinkan menandu Bapa Uskup? )
- Jawab Katekis: “Sedangkan dulu saja Ngana jual Tuhan Yesus, apalagi cuma Uskup! Ngana bisa kase jatuh Antua.” ( Sedangkan dulu saja engkau menjual Tuhan Yesus, apalagi cuma Uskup; Engkau mungkin akan menjatuhkan beliau )
Si Katekis bercanda ketika melontarkan kata-kata itu, tapi bagi Opa Yudas, kesempatan itu mungkin tak terulang kembali, maka ia pun memberanikan diri untuk hanya menyentuh tandu yang diduduki oleh Uskup, karena keyakinannya seperti si wanita yang sakit pendarahan: “Biar hanya kujamah jumbai jubah-Nya, aku akan sembuh.” Maka Opa Yudas pun menyentuh tandu itu, lalu pulang ke rumah dengan hati yang diliputi sukacita dan kegembiraan. Inilah iman orang-orang kecil yang jarang kita temui dalam diri kita orang moderen.
Aku pun berpamitan untuk beristirahat, sementara umat tetap berekreasi beberapa jam sebelum pulang beristirahat.
Nantikan kisah inspiratif selanjutnya
Salam, doa dan berkatku dari pulau Taliabu untukmu ( Mgr. INNO NGUTRA: Minnong – Duc In Altum )