KEBIJAKSANAAN DAN AKALBUDI ISRAEL

DAILY WORDS, RABU, 15 MARET 2023
PEKAN III PRAPASKAH

BACAAN I : UL 4: 1. 5 – 9
MAZMUR : MZM 147: 12 – 13. 15 – 16. 19 – 20
INJIL : MAT 5: 17 – 19


by RP. PIUS LAWE, SVD

@ Sebelum merenungkan firman Tuhan hari ini, saya mengantarmu untuk coba menilik dua badan nasional yang bekerja menjelang dan segera setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Maaf, saya tidak bermaksud menghantarmu untuk kembali mempelajari Sejarah atau Pendidikan Moral Pancasila (PMP) atau PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Ini sekedar ilustrasi.

@ BPUPKI & PPKI! Dua badan nasional yang dibentuk oleh pemerintahan militer Jepang yang berkuasa di Indonesia. BPUPKI dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945 dan diresmikan pada tanggal 29 April 1945. Sementara PPKI dibentuk 10 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu 7 Agustus 1945 dan diresmikan pada tanggal 12 Agustus 1945. Ini adalah tindak lanjut dari janji kaiser Jepang yang akan memerdekakan Indonesia. Ya, BPUPKI sebagai singkatan dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan nama lain Dokuritsu Junbi Chosa-kai bersama PPKI sebagai singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dikenal dalam nama Jepangnya sebagai Dokuritsu Junbi Inkai, keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Tugas utama dari PPKI adalah melanjutkan tugas dari BPUPKI yang telah dibubarkan. PPKI dibubarkan pada tanggal 22 Agustus 1945. BPUPKI melaksanakan sidang-sidangnya dalam status negara terjajah. Sedangkan PPKI bersidang dalam suasana kemerdekaan. Banyak hal penting yang dikerjakan atau digumuli oleh dua badang ini, termasuk Dasar Negara Republik Indonesia dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia serta Batang Tubuh dari Undang-undang tersebut. Kedua badan ini juga membahas banyak hal lain semisal batas wilayah dan perangkat-perangkat negara yang vital. Semuanya sangat berguna bagi suatu komunitas bangsa yang hendak berjalan sebagai satu NEGARA, terutama Dasar Negara dan UUD 1945, keduanya bagai KEBIJAKSANAAN & AKAL BUDI INDONESIA.

@ Apa kebijaksanaan dan Akal budi Israel? Musa menyadari, sebentar lagi orang Israel yang sudah lama mengembara di padang gurun, akan memasuki negeri yang telah dijanjikan Allah kepada mereka (minus Musa). Tidak lama lagi mereka akan menduduki negeri yang adalah impian nenek moyangnya ketika keluar dari penindasan Mesir – negeri yang kaya susu dan madu. Israel akan memasuki dan menduduki negeri yang diberikan oleh Tuhan sendiri kepada nenek moyangnya. Sebelum memasuki dan menduduki negeri terjanji ini, Musa mendesak bangsanya sendiri agar sunguh-sungguh mempelajari dan menghayati atau melaksanakan dengan setia ketetapan dan peraturan yang telah diperintahkan Allah kepada Israel melalui Musa (Ul 4: 6). Bagi Tuhan, kalau Israel sungguh menghidupi atau menghayati dengan setiap setiap ketetapan dan peraturan yang telah diberikan kepada mereka, niscaya mereka akan jatuh binasa atau hilang lenyap di dalam genggaman bangsa asing lainnya. Mereka akan menjadi bangsa yang kuat. Konsekuensinya, setiap bangsa asing yang menyaksikan ketetapan hati Israel yang teguh untuk melaksanakan perintah atau peraturan-peraturan itu, mereka akan menjadi segan dan bahkan takut. Musa yakin dan berusaha meyakinkan bangsa Israel jika apa yang telah ditetapkan merupakan ketetapan dan peraturan yang adil dan bijaksana sehingga bila dituruti dengan baik, setiap masyarakat bangsa akan menikmati kedamaian dan ketentraman serta kesejahteraan. Musa berpesan agar peraturan dan ketetapan-ketetapan (Hukum Taurat) itu harus diwariskan kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Atas perintah dan harapan itu, sampai dengan jaman Yesus pun, semuanya masih diturunkan, dipelajari dan dihidupi oleh bangsa itu.

@ Apa sikap Yesus terhadap ketetapan dan peraturan (Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi)? Yesus tidak bermaksud meniadakannya. Bahkan satu iota atau satu titik pun tidak dihapuskannya. Yesus datang untuk menggenapinya. Mengapa Dia menggenapi Hukum Taurat? Ya, dalam perjalanan sejarah bangsa Israel, ada begitu banyak manipulasi airt atau tafsir atas aturan-aturan oleh golongan elite bangsa Yahudi demi kepentingan golongan atau kelas tertentu. Ada hal-hal tertentu, yang oleh karena ketegaran hati bangsa ini, Musa kemudian melonggarkannya, meskipun penerapan dan semangat aslinya bukan demikian. Satu contoh sederhana, penghayatan aturan tentang hari Sabat. Orang Yahudi begitu kaku menafsirnya. Aturan kehilangan spirit kemanusiaannya. Atas dalih tidak boleh melakukan sesuatu pada hari Sabat, akhirnya orang yang sedang menderita dan membutuhkan pertolongan yang darurat pun tidak diperbolehkan. Atau, tentang perintah Musa untuk merajam Wanita yang kedapatan berbuat Zinah. Aturan yang diterapkan sangat prejudis atau sangat diskriminatif. Masakan keadilan hanya dinikmati oleh pihak tertentu saja sementara perzinahan atau percabulan dilakukan oleh dua partai, bukan hanya wanitanya saja. Inilah celah-celah hukum atau peraturan yang mesti dijernihkan arti atau spirit yang sebenarnya supaya tidak sekedar menguntungkan pihak atau kelas tertentu di dalam masyarakat. Yesus mesti menggenapinya dan bukan menghilangkan karena Ketetapan dan Peraturan yang Allah berikan kepada Israel melalui Musa merupakan Kebijaksanaan dan Akal Budi Israel. Darinya, semua lapisan masyarakat bangsa ini mendasari setiap gerak langkah dan keputusan-keputusan penting dalam hidup bersama.

@ Kita berdoa pada kesempatan ini, semoga kita pun menghayati dengan sungguh apa yang telah menjadi Kebijaksanaan dan Akal Budi Gereja Kudus. Bagi kita, Kitab Suci atau Alkitab merupakan landasan pokok darinya Tradisi Suci dan Magisterium Gereja lahir dan dihidupi atau ditaati. Kita percaya sungguh bahwa Roh Kudus senantiasa bekerja di dalam tubuh Gereja Kudus-nya – melalui para wakil Kristus di dalam persekutuan para Gembala-nya, sehingga setiap peraturan konkrit/praktis senantiasa lahir atau terpancar dari hukum atau peraturan yang terdapat di dalam Kitab Suci. Semoga Gereja Kudus senantiasa dikuatkan oleh Roh Kudus agar menjadi peka atau cepat tanggap terhadap setiap perubahan jaman, sambil beridiri teguh di atas prinsip-prinsip moral spiritual yang hakiki agar Gereja Allah yang kudus tetap menjadi bahtera yang kokoh, di atasnya semua anggotanya ada dan hidup guna mengarungi samudera kehidupan yang kian menantang. Tetaplah kuat di dalam doa – dekatkan diri dengan Roh Kudus. Stay strong and faithfully in the Holy Spirit. Have a wonderful day filled with love and kindness. Warm greetings from Soverdi – Surabaya……salve..salve..salve…padrepiolawesvd!!!!🙏🙏🙏🫰🏿🫰🏿🫰🏿😇😇😇