Sebuah Catatan kecil mengiringi Santap Siangmu Seorang Ibu ( Mama ) selalu menginginkan hal terbaik…
DAILY WORDS, MINGGU, 12 MARET 2023
MINGGU III PRAPASKAH
BACAAN I : KEL 17: 3–7
MAZMUR : MZM 95: 1 – 2. 6 – 7. 8 – 9
BACAANN II : ROM 5: 1 – 2. 5 – 8
INJIL : LUK 4 : 5 – 42
BY RP. PIUS LAWE, SVD
“Thou hast created us for thyself, and our heart is not quiet until it rests in Thee.” “Engkau telah menciptakan kami untuk diri-Mu, dan hati kami tidak tenang sampai beristirahat di dalam Engkau.” – St. Augustine
@ Orang-orang Israel berteriak menggerutu minta air. Mereka kehausan di tengah padang belantara. Maklum, ketika berada di Mesir, apa yang kurang? Tidak ada yang kurang! Semuanya ada. Makan? Selalu ada meski harus dibayar dengan kerja keras. Minum? Air sungai Nil tidak pernah kering. Tumpah ruah dari hulu sampai ke muara. Sudah tentu mereka bertengkar, mempersoalkan situasi serba kekurangan yang sedang mereka alami di tengah gurun yang dikelilingi oleh pegunungan batu. Panas! Kering kerontang! Siapa pemimpin yang gila dan membawa mereka keluar dari negeri yang kaya susu dan madu – Mesir. Orang-orang Israel sungguh-sungguh kehausan di tengah teriknya gurun berlatar pegunungan batu yang tandus. Merka merindukan air lebih dari merindukan Allah-nya. Mereka lebih merindukan air sampai lupa akan KEBEBASAN yang telah mereka nikmati setelah keluar dari himpitan penindasan bangsa penjajah – Mesir. Mereka sungguh merindukan air untuk membunuh dahaga-nya. Air sungguh-sungguh menjadi “their deepest desire” yang melampaui kerinduan akan hal-hal yang lain.
@ Jika Israel merindukan air, siapakah atau apakah yang dirindukan oleh Wanita Samaria yang datang ke sumur Jakub pada tengah hari (jam 12 siang)? Dari waktu yang dipilihnya untuk datang ke sumur, saya boleh katakana, Wanita Samaria itu merindukan air untuk minum, tetapi lebih dari itu dia merindukan sesuatu yang lebih. Kira-kira apa yang dirindukan? Kalau di datang di siang hari, rupanya itu saat yang sunyi -sepih dari hingar bingarnya lalulintas orang-orang dari wilayah Galilea ke Yudea (Yerusalem) melintasi perbatasan (Samaria) atau sebaliknya. Dia mungkin takut jika dia bertemu orang, dan kemungkinan mereka melihatnya secara sinis karena dia punya rahasia hidup yang belum pernah terungkap secara public. Aib-nya yang belum terungkap. Dari persoalan ini, kerinduannya yang terdalam bukan hanya air yang mau ditimbanya dari sumur Yakub tetapi “PEMBEBASAN BATIN” untuk bisa tampil berelasi secara normal dengan dunia social, itulah kerinduan terdalam dari Wanita Samaria. KEBEBASAN BATIN itulah yang Yesus namakan sebagai AIR KEHIDUPAN. Wanita Samaria sedang bertatap wajah dan bercakap-cakap dengan Sang Sumber Air Hidup. Wanita itu sangat beruntung. Kerinduannya yang terdalam yang mungkin tersimpan rapih di dalam nubarinya selama ini, mulai dari suami pertama sampai suami kelima bahkan sampai dengan yang keenam yang bukan suami tetapi lelaki tanpa status yang hidup dengannya. Percakapan dengan Sang Sumber Air Hidup akhirnya membuka atau membelah bukit batu kehidupan Wanita Samaria itu dan menyiram hatinya yang selama ini berkelana di padang gurun keterisolasian hidupnya. Wanita Samaria sudah mendapat apa yang saya namakan dalam bahasa Inggris “deepest desire”. Bukan hanya dia, orang-orang di kota tempat asal Wanita Samaria itu juga akhirnya mengalami dan dipuaskan oleh Sang Sumber Air Hidup – Yesus Kristus – “their deepest desire”.
@ Lalu, siapakah atau apakah kerinduan terdalamku sekarang? What is/who is my deepest desire right now? Heee, dalam penantian akan tredmill treatment ini, kerinduan terdalamku adalah “SEMBUH” – jantung bisa kembali berdebar normal agar bisa kembali ke Masohi manise e untuk lanjutkan segala persiapan menjelang Pekan Suci dan bisa menaklukan perbukitan di pulau Seram dan menikmati pendakian di lereng-lereng pegunungan Binaya. Siapakah kerinduan terdalamku? Who is my deepest desire? Kalau ada yang saya cintai secara personal hmmm mungkin tersenyum sat membaca pertanyaan ini. Atau kakak berdua, ipar dan ponaan semua di kampung, maybe? Atau siapa pun, silahkan tersenyum ketika membaca coretan ini. Yang pasti, kita semua punya kerinduan terdalam yagn sama, yaitu DIA YANG ADALAH SUMBER AIR HIDUP – YESUS SANG JURU SELAMAT KITA. He is truly our deepest desire. Okay, selamat sore ke segala penjuru, warm greetings from SOVERDI Surabaya. Happy Third Sunday of Lent – Selamat hari Minggu III Prapaskah. Salve – salve – salve …!!!🙏🙏🙏😇😇😇🫰🏿🫰🏿🫰🏿
Dari Stasi Pinggiran St. Petrus Kalar-Kalar, Aru Selatan Barat “Ketika ada jedah lagu, tiba-tiba gadis…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…