Satu Cinta, 1000 Senyum di Bumi Duan-Lolat

Tulisan Bagus nan Reflektif dari Pastor Andre Buarlele, MSC

Bapa Uskup Seno Ngutra, kami terharu dan bangga padamu. Bapa Uskup datang bersama dengan Ketua MUI Maluku dan Ketua Parisada Hindu Dharma Maluku di bumi Duan-Lolat.

Bapa Uskup, disambut oleh Bupati, tokoh pemerintah, tokoh agama dan adat. Engkau menjadi bagian dari kami dan menyatukan kami semua.

Saat didoakan secara adat, para leluhur di bumi Duan-Lolat menerimamu sebagai putra di tanah ini. Dengan “minum sopi dan makan sirih pinang”, Bapa Uskup diterima sebagi putra yang sangat dikasihi di negeri ini.

Hati kami melonjak kegirangan dan penuh sukacita menyambutmu, putera asli Maluku yang dipilih dan diangkat serta ditahbiskan menjadi Uskup di Keuskupan Amboina.

Engkau telah mengukir sejarah di tanah leluhur kami ini. Kami merasa, Tuhan itu sangat dekat berjumpa, menyentuh dan menembus sanubari kami lewat kehadiranmu.

Anak-anak, remaja, orang tua menyambutmu dari segala kalangan baik Katolik, Islam Protestan, Hindu dan Budha. Aura dan daya tarik Sang Gembala luar biasa memberikan kesejukan dan membawa pesan perdamaian, toleransi dan persatuan.

Kami berdiri di pinggir jalan menyambutmu. Dengan nyanyian dan tarian tradisional diiringi dengan bunyi tifa menambah semarak dan kegembiraan kami.

Bapa Uskup, telah menelusuri jalan-jalan kami dari desa ke desa. Bahkan menembus hati kami yang terdalam. Banyak orang berlomba-lomba ingin melihat dan mendapat berkatmu. Bisa dibayangkan bagaimana kisah Zakheus yang pendek berusaha untuk melihat Yesus ketika melintasi kota (Luk.19:1-10).

Motto ” Duc in Altum” ( Bertolaklah ke tempat yang dalam ) sungguh bermakna saat engkau berjumpa dengan kami. Engkau telah menebarkan jala Cinta Kasih Kristus. Cinta itu sangat hidup dan kami telah mendapatkannya.

Cinta itu mengatasi segalanya
Lahir dari pikiran yg jernih
Terpatri dan dalam hati yang tulus
Terukir dalam tindakan anggun.

Saat menerima sapaan dan senyum Bapa Uskup yang dibagikan membuat hati kami tergetar. Sang gembala yang sungguh mencintai domba-dombanya.

Bapa Uskup telah membagi cinta dan mengukir seribu senyum di Bumi Duan Lolat. Kata-kata akan lenyap, tapi kehadiran dan cinta serta senyummu yg terpancar dan terukir manis dalam hati kami. Cerita ini akan terus dikisahkan dari generasi ke generasi putra-putri Tanimbar.

Bapa Uskup satukanlah kami dengan cincinmu.
Genggamlah kami seerat mungkin seperti engkau memegang tongkatmu.
Gembalakanlah kami ke rumput yg hijau dan air yg tenang. Rawatlah domba-domba yang dipercayakan Kristus bagimu.
Dengan mulutmu ajarilah kami kebenaran dan cinta kasih.
Dengan tanganmu, berkatilah kami semua di Bumi Duan-Lolat ini, tanah leluhur ini.

Bapa Uskup masukkanlah kami ke dalam Perahu Keuskupan Amboina, Perahu Kristus. Bersama dengan Bapa Uskup kami berjalan bersama baik para imam, biarawan-biarawati serta umat beriman untuk berjumpa dengan saudara/i yang mengalami kekurangan dan terpinggirkan.

Kami semua menunduk kepada Sang Kristus, memohon kepada-Nya untuk memberkati dan melindungi Bapa Uskup untuk tugas kegembalaan di Keuskupan Amboina.
Para leluhur di tanah ini ikut mendoakanmu untuk tugas dan misi mulia ini.

Ratu Norkit Monuk Dedesar
” Tuhan menyertai kita sekalian “

P. Andreas Buarlele MSC .
(17/5-22)