SPIRITUALITAS SEORANG HAMBA DAN PELAYAN

DAILY WORDS, SELASA, 25 JULI 2023
PESTA ST. YAKOBUS RASUL
PEKAN BIASA XVI
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : II KOR 4: 7 – 15
MAZMUR : MZM 126 : 1 – 2ab. 2c – 3. 4 – 5. 6
INJIL : MAT 20: 20– 28

@ Berlomba-lomba anak-anak Maluku berusaha, bukan hanya sekali, bahkan berkali-kali, untuk mengikuti test menjadi seorang anggota polisi atau tentara. Berbagai cara dan jalan ditempuh oleh orang tuanya agar anaknya bisa melewati semua proses. Tidak dapat disangkal bahwa berbagai macam cara kotor pun diusahakan. Ini bukan rahasia lagi. Ini bak rahasia umum. Kalau punya duit cukup kemungkinan besar anak-anak itu bakal lolos semua proses. Berbagai taruhan dimulai. Kadang saya diminta untuk melobi ke institusi ini dan itu. Saya tidak pernah melakukan itu karena saya tahu diri bahwa saya tidak punya ketrampilan dalam memakai proses-proses yang manipulative. Bukan saja uang berbicara, tetapi juga lobi ORANG DALAM pun sangat menentukan hal ini. Maka terjadilah demikian, bahwa jika lobi-mu adalah orang-orang yang levelnya di atas, sudah tentu anakmu lolos. Tetapi jika lobimu adalah perwira kelas bawang, maka seberapa banyak uangmu pun belum menjamin bahwa anakmu bakal lolos dalam test tertentu. Ya, itulah dunia kita di Indonesia ini. Makanya saya sering menantang anak-anak muda Katolik untuk tidak masuk dalam jeratan kebiasan yang tidak sehat ini. Kalau pun memang harus masuk, tunjukkan itu di dalam sikap hidup dan keaktifan bermasyarakat dan menggereja. Saya tersenyum miris ketika orang tua datang mengucap syukur atas lolos-nya anak menjadi ini dan itu tetapi harus melalui lobi dan uang. Saya masih punya hati jika anak itu berpirlaku baik – pintar – sopan – rajin ke gereja – rajin dalam organisasi gerejani, dst. Ya, sudah pantaslah menjadi penegak hukum atau aparatur negara meski melalui jalan yang bengkok.

@ Pada prinsipnya, mereka adalah HAMBA dan PELAYAN negara yang siap mendedikasikan dirinya secara total demi kepentingan masyarakat umum. Mereka mestinya mempunyai kemampuan intelktual yang memadai. Mereka mestinya mempunyai integritas diri yang tidak dipertanyakan lagi. Mereka mestinya mempunyai tabiat yang baik, sopan, ramah, mudah bergaul, aktif di dalam hidup bermasyarakat maupun menggereja, rajin muali dari rumah hingga ke masyarakat dan gereja. Mereka mestinya mempunyai spiritualitas seorang HAMBA dan PELAYAN apa pun proses atau cara mereka lolos dalam satu seleksi keanggotaan. Apakah mereka sungguh memiliki spirtualitas seorang hamba dan pelayan sebagaimana dituntut di dalam Firman Tuhan hari ini???

@ Spirtualitas seorang HAMBA & PELAYAN sangat jelas tertera di dalam surat kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Spiritualitas sorang HAMBA & PELAYAN adalah tipikal pribadi yang tangguh. Meski ditindas atau dianiayah namun mereka tidak putus asah. Kalaupun dihempaskan dengan cara apa pun toh tetap tegar berdiri untuk mengabdi. Secara ektrem St. Paulus menulis bahwa HAMBA atau PELAYAN mestinya membawa kematian Yesus di dalam tubuh mereka. Artinya mereka tidak takut mati. Berani berkorban meski kehilangan nyawa.

@Dan hal ini sudah ditunjukkan oleh Rasul Yakobus yang pestanya kita rayakan hari ini. Dia adalah martyr yang ditebas kepalanya atas perintah Herodes Agripa I sekitar tahun 43/44. Kematian St. Yakobus sebagai martyr menegaskan apa yang diterima oleh ibu-nya sendiri ketika dia meminta kepada Yesus supaya kedua anaknya (Yakobus Tua dan Yohanes anak Zebedeus) disiapkan tempat di sisi kiri dan kanan Yesus. Namun Yesus memberi gambaran nasib para pengikut-Nya yaitu meminum cawan atau memanggul salib penderitaan. Artinya, Yesus tidak menghendaki jalan pintas – jalan lobi-lobian – ORANG DALAM. Yesus tidak menghendaki SOGOK – MENYOGOK. Yesus menegaskan, jika ingin menjadi yang terkemuka atau nomor satu maka mesti menjadi seorang HAMBA atau PELAYAN. Artinya, kita tidak memakai jalan pintas untuk menjadi nomor satu. Kita mesti mengikuti seluruh proses ( memanggil salib ) untuk menggapai kemenangan. Sungguh benar apa yang ditegaskan di dalam antiphon Mazmur hati ini: “ Yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.” Itulah semangat atau spiritualitas seorang HAMBA atau PELAYAN. Dia harus siap memikul salib atau meminum cawan bahkan sampai mengorbankan nyawanya.

@ Mari kita saling mendoakan. Semoga kita sungguh-sungguh menghidupi semangan HAMBA & PELAYAN di dalam kehidupan kita. Kita tidak mengiedalkan yang muluk-muluk. Kita tidak mengikuti jalan-jalan yang manipulative – sogok menyogok – ORANG DALAM, dst. Kita mendoakan generasi mud akita agar mereka tidak didik di dalam mentalitas yang selalu mengingikan JALAN PINTAS – ORANG DALAM -SOGOK-MENYOGOK. Kita mendoakan generasi muda kita agar mereka sungguh ditempa dengan cara yang elegan dan jujur agar menjadi pribadi yang tangguh dan siap untuk menjadi HAMBA & PELAYAN yang siap berkorban bagi kepentingan dan keselamatan sesama dan kemuliaan Tuhan, bahkan harus kehilangan nyawanya. Tuhan memberkati… have a wonderful day filled with love and honesty. Warm greetings from Labuan P7 Mission Church… padrepiolaweterengsvd