PEMBARUAN HIDUP: LURUSKAN JALAN HIDUP, BERTOBAT, DAN MENJADI ANAK ALLAH

Yes. 40:1-5,9-11; 2Ptr. 3:8-14; Mrk. 1:1-8.

HM Adven II

Minggu, 10 Desember 2023

Yohanes Pembaptis adalah utusan Tuhan untukmempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Diasangat menyadari posisinya. Dia tidak menempatkan dirinyasebagai yang utama. Yesus-lah yang utama, dan Yohanessangat sadar akan hal ini.  Yohanes mengatakan, “Sesudah akuakan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkukdan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamudengan Roh Kudus.” Kesadaran ini membuat Yohanes tidakmelampaui posisi dan kuasa Yesus Kristus. “Sikap tau diri” ini adalah gambaran kerendahan hati Yohanes Pembaptis. Diadengan rendah hati bawah dirinya bukanlah yang pentingdibandingkan dengan Yesus. Bagi Dia, Yesus lebih luar baisadaripada dirinya. Dia menyadari bahwa dirinya bukan Tuhan, tetapi Yesus-lah Tuhan. 

Nilai kerendahan hati ini begitu penting dalammembangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Orang yang rendah hati adalah orang yang membiarkan Tuhan menguasaidirinya. Semakin besar orang itu atau semakin penting orang itu, semakin dia menyadari bahwa dia tidaklah berarti di mataTuhan. Kerandahan hati membuat kita menyadari kelemahankita; sadar diri bahwa memiliki kekurangan. Kerendah hatijuga akan membimbing kita untuk melihat karunia-karuniaTuhan dalam diri orang lain, dan mempukan kita untukmemohon pengampunan serta memberi pengampunan. Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu bersyukur atas apayang dia miliki saat ini dan mampu bergembira dalamkebahagiaan orang lain. Santo Yohanes Pembaptis adalahsosok yang rendah hati. Dia sangat menyadariketerbatasannya di hadapan Yesus. 

Dalam kerendahan hatinya, Yohanes Pembaptismengajak orang-orang saat itu untuk meluruskan jalan, bertobat, dan memberi diri dibaptis sebagai bentuk persiapanjalan bagi datangnya Tuhan. Meluruskan jalanmenggambarkan sebuah upaya untuk membenarkan kembalikehidupan yang “bengkok-bengkok”. Hidup yang lurus adalahhidup yang baik dan benar. Hidup yang “bengkok-bengkok” adalah hidup yang penuh dengan kepalsuan, kemunafikan, kebencian, amarah, iri hati, dan konflik. Kehedupan seperti iniperlu diluruskan. Iman yang jauh dari Tuhan juga adalahgambaran hidup yang “bengkok-bengkok”. Iman-iman sepertiini perlu diluruskan kembali. Iman seperti ini perlu dibaharuilagi. Kadang kala iman nampak lurus karena kepentingantertentu, tetapi ketika kepentingan itu sudah terpenuhi makaiman itu menjadi “bengkok” kembali. 

Meluruskan hidup adalah sebuah upaya pertobatan. Bertobat berarti membaharui hidup untuk menjadi lurus dan searah dengan kehendak Tuhan. Iman yang awalnya“bengkok” dan kembali lurus adalah sebuah pertobatan. Agar bisa tetap tinggal dengan Yesus, maka kita harus beranimeninggalkan dosa, “jalan yang bengkok-bengkok”. Kalaukita tidak berani menginggalkan semuanya itu, dan tidak maubertobat, maka kita akan tetap tinggal dalam zona dosa yang sama. Sesudah bertobat, kita dipanggil untuk menerimabaptisan. Baptisan adalah pembaharuan hidup. Baptisanmengantar kita untuk menerima martabat sebagai anak-anakAllah. Baptisan menandakan kelahiran kembali menjadiputra-putri Allah dan anggota gereja. Yohanes Pembaptismengajak kita untuk menerima baptisan sebagai bentukpertobatan. Ajakan ini mengantar kita untuk mengembalikanhidup kita untuk menjadi anak-anak Allah dan anggota gerejayang benar. 

Saat ini, kita berada pada masa adven, masa penantiankelahiran Yesus Kristus. Mari kita manfaatkan masa penuhramhat ini untuk membaharui hidup kita yang “bengkok” menjadi lurus, bertobat, dan menyadari kembali martabat kitasebagai putra-putri Allah. (novlymasriat)