Hubungi kami

Search Results for: novly masriat

PEMBARUAN HIDUP: LURUSKAN JALAN HIDUP, BERTOBAT, DAN MENJADI ANAK ALLAH

Yes. 40:1-5,9-11; 2Ptr. 3:8-14; Mrk. 1:1-8. HM Adven II Minggu, 10 Desember 2023 Yohanes Pembaptis adalah utusan Tuhan untukmempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Diasangat menyadari posisinya. Dia tidak menempatkan dirinyasebagai yang utama. Yesus-lah yang utama, dan Yohanessangat sadar akan hal ini.  Yohanes mengatakan, “Sesudah akuakan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkukdan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamudengan Roh Kudus.” Kesadaran ini membuat Yohanes tidakmelampaui posisi dan kuasa Yesus Kristus. “Sikap tau diri” ini adalah gambaran kerendahan hati Yohanes Pembaptis. Diadengan rendah hati bawah dirinya bukanlah yang pentingdibandingkan dengan Yesus. Bagi Dia, Yesus lebih luar baisadaripada dirinya. Dia menyadari bahwa dirinya bukan Tuhan, tetapi Yesus-lah Tuhan.  Nilai kerendahan hati ini begitu penting dalammembangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Orang yang rendah hati adalah orang yang membiarkan Tuhan menguasaidirinya. Semakin besar orang itu atau semakin penting orang itu, semakin dia menyadari bahwa dia tidaklah berarti di mataTuhan. Kerandahan hati membuat kita menyadari kelemahankita; sadar diri bahwa memiliki kekurangan. Kerendah hatijuga akan membimbing kita untuk melihat karunia-karuniaTuhan dalam diri orang lain, dan mempukan kita untukmemohon pengampunan serta memberi pengampunan. Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu bersyukur atas apayang dia miliki saat ini dan mampu bergembira dalamkebahagiaan orang lain. Santo Yohanes Pembaptis adalahsosok yang rendah hati. Dia sangat menyadariketerbatasannya di hadapan Yesus.  Dalam kerendahan hatinya, Yohanes Pembaptismengajak orang-orang saat itu untuk meluruskan jalan, bertobat, dan memberi diri dibaptis sebagai bentuk persiapanjalan bagi datangnya Tuhan. Meluruskan jalanmenggambarkan sebuah upaya untuk membenarkan kembalikehidupan yang “bengkok-bengkok”. Hidup yang lurus adalahhidup yang baik dan benar. Hidup yang “bengkok-bengkok” adalah hidup yang penuh dengan kepalsuan, kemunafikan, kebencian, amarah, iri hati, dan konflik. Kehedupan seperti iniperlu diluruskan. Iman yang jauh dari Tuhan juga adalahgambaran hidup yang “bengkok-bengkok”. Iman-iman sepertiini perlu diluruskan kembali. Iman seperti ini perlu dibaharuilagi. Kadang kala iman nampak lurus karena kepentingantertentu, tetapi ketika kepentingan itu sudah terpenuhi makaiman itu menjadi “bengkok” kembali.  Meluruskan hidup adalah sebuah upaya pertobatan. Bertobat berarti membaharui hidup untuk menjadi lurus dan searah dengan kehendak Tuhan. Iman yang awalnya“bengkok” dan kembali lurus adalah sebuah pertobatan. Agar bisa tetap tinggal dengan Yesus, maka kita harus beranimeninggalkan dosa, “jalan yang bengkok-bengkok”. Kalaukita tidak berani menginggalkan semuanya itu, dan tidak maubertobat, maka kita akan tetap tinggal dalam zona dosa yang sama. Sesudah bertobat, kita dipanggil untuk menerimabaptisan. Baptisan adalah pembaharuan hidup. Baptisanmengantar kita untuk menerima martabat sebagai anak-anakAllah. Baptisan menandakan kelahiran kembali menjadiputra-putri Allah dan anggota gereja. Yohanes Pembaptismengajak kita untuk menerima baptisan sebagai bentukpertobatan. Ajakan ini mengantar kita untuk mengembalikanhidup kita untuk menjadi anak-anak Allah dan anggota gerejayang benar.  Saat ini, kita berada pada masa adven, masa penantiankelahiran Yesus Kristus. Mari kita manfaatkan masa penuhramhat ini […]

Read More »

SALING MENASEHATI DALAM KASIH ALLAH

(Yeh. 33:7-9; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Rm. 13:8-10; Mat. 18:15-20) HM Biasa XXIII Minggu, 10 September 2023 RD. Novly Masriat Setiap orang memiliki kemungkinan berhadapan denganseorang perdosa atau orang yang bersalah. Dalam injil, Yesusmenyebutkan beberapa pendekatan yang perlu bagi kita ketikaberhadapan dengan para pendosa, pertama, pendekatan personal. Kita perlu membuat pendekatan personal kepada seseorang yang bersalah. Dalam pendekatan ini, orang tersebut ditegur dan dinasehati. Kedua, menghadirkan saksi. Bila tahap pertama tidakberhasil, maka beberapa orang perlu hadir untuk memberikannasehat dan teguran kepada pendosa. Orang-orang yang hadir initentu orang-orang yang memiliki kompeten atau memilikikepentingan atau bertanggungajwab terhadap persoalan pendosa. Rasul Paulus pernah berkata, saudara-saudara, kalaupun seorangkedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar ke  dalamroh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamujuga jangan kena pencobaan (Gal 6:1). Perkataan rasul Paulus inimenunjukkan bahwa orang-orang tertentu mendapattanggungjawab besar untuk menegur atau menasehati orang-orang yang bersalah, kendati kita semua tentu memilikitanggunjawab yang sama untuk saling menegur.  Ketiga, teguran publik. Ketika tahap kedua tidak bisamenyelesaikan masalah, maka perlu melibatkan jemaat. Di sinipara tokoh agama atau pemimpin jemaat memiliki peran utamauntuk mengendelakan persoalan tersebut. Selain itu, memang, masalah-masalah tertentu perlu mendapat perhatian publikapalagi dosa-dosa yang memiliki dampak sosial yang luas. Keempat, pengucilan. Sesudah berbagai usaha dan tidak adapertobatan maka pendosa tersebut dipandang sebagai orang yang tidak mengenal Allah. Mungkin ini sebuah bentuk “pengucilan” terhadap pendosa; dengan menganggap bahwa pendosa tersebutadalah orang yang tidak mengenal Allah atau tidak menjadibagian dari orang-orang beriman. ​ Terlepas dari pendekatan-pendekatan di atas, pada dasarnyasetiap orang kristiani memiliki tanggungjawab untuk salingmengingatkan dan menegur. Ketika terdapat sahabat yang keliru, maka kita memiliki tanggungjawab untuk mengingatkan. Sebaliknya ketika kita pun keliru, maka kita siap untuk ditegurjuga. Kita semua pendosa, dan berjuang bersama-sama untukhidup lebih baik. Untuk itu, keterbukaan terhadap kritik dan nasehat adalah cara hidup komunitas. Tujuan dari teguran ataunasehat adalah pertobatan, bukan menjatuhkan orang lain ataumengambil keuntungan dari teguran atau nasehat. Teguran inijuga adalah sebuah bentuk kepedulian dengan orang lain. Tentukepedulian ini tidak hanya ketika orang lain susah atau bersalah, tetapi juga ketika orang lain berhasil pun kita peduli atau bahagiabersama dengan mereka. Memang ini suatu tantangan. Kadangkala ketika orang lain bersalah, kita semua cepat-cepatmenghakimi, menegur dengan alasan sebuah kepeudulian dan keinginan baik untuk mempertobatkan orang lain. Tetapi di lain sisi, ketika orang lain sukses atau berhasil, seolah-olahkebersamaan itu hilang. Kita peduli dan merasa memilikitanggungajwab moral untuk mentobatkan orang lain, tetapikadang kala ketika orang lain berhasil atau memperolehkeuntungan yang lebih dibandingkan dengan kita, justru kitaseolah-olah kehilangan tanggungjawab moral untuk bergembirabersama dengan orang tersebut. Tentang hal ini, Paus Fransiskuskatakan, “keluarga harus selalu menjadi tempat di mana, ketikasalah satu anggota keluarga memperoleh keberuntungan dalamhidupnya, ia mengetahui bahwa anggota keluarga lain akanmerayakannya bersamanya” (Amore Letitia, art. 110). Ini untukkeluarga, tetapi juga bisa menjadi nasehat bagi semua orang.  Memang, tidak mudah membangun sebuah komunitas […]

Read More »

IMAN MENDAHULUI PENGERTIAN AKAN IDENTITAS YESUS Hari Minggu Biasa XXI

(Yes. 22:19-23; Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20) Minggu, 27 Agustus 2023 RD. Novly Masriat Yesus mengajukan pertanyaan tentang identitas diri-Nya kepada para murid-Nya. Pada pertanyaan pertama, Yesus ingin mengetahui dari para murid tentang pendapat orang lain terhadap diri-Nya, dan pada pertanyaankedua, Yesus ingin tahu pendapat para murid sendiri tentang diri-Nya. Pada prinsipnya, Yesus ingin sebuah penjelasan tentang identitas diri-Nya. Dua model pertanyaan, dengan substansi yang sama ini mengantar para murid untuk memahami Yesus dari persepektif pendapat orang lain dan dari persepektif diri para murid-Nya. Yesus ingin mengetahui sejauh mana para murid mengenal dan memahami secara dekat Yesus, bukan hanya daripendapat orang lain, tetap dari pendapat diri sendiri. Dua pertanyaan inijuga menggarsibawahi cara menumbuhkan iman akan Kristus, yaitudengan mendengar dan merasakan secara personal pengalaman denganTuhan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menegaskan bahwa iman itutumbuh melalu pendengaran dan penghilatan. Pemahaman tentang Yesusakan tumbuh, ketika kita mau untuk mendengar dan melihat Yesus. Bahkanbukan hanya medengar tentang Yesus dari orang lain, tetapi mendengarsecara langsung suara Yesus, dan melihat secara langsung kehidupanYesus. Untuk itu alur pertanyaan Yesus mengantar para murid untukmemahami Yesus bukan karena kata orang semata, tetapi karena relasipersonal para murid dengan Yesus.  Petrus mampu mengatakan bahwa Yesus adalah Mesia, Anak Allah yang hidup karena Dia memiliki pengalaman tentang Yesus. Diamendengar tentang Yesus, dari orang lain, dan bahkan Dia mendengar dan melihat secara personal kehidupan Yesus, untuk itu Dia mampumenjelaskan identitas Yesus. Dia tidak hanya menjelaskan kata orang tentang Yesus, tetapi Dia mampu menjelaskan pendapatnya sendiri tentangYesus karena Dia mendengar sendiri kata-kata Yesus, dan melihat denganmata kepala sendiri kehidupan Yesus. Inilah yang menumbhkan imanPetrus.  Gereja memiliki kekayaan rohani yang mampu mengantar kita untukmampu menjelaskan tentang Yesus, bukan hanya melalui perkataan orang lain, tetapi berdasarkan pengalaman personal dengan Yesus. Paus Fransiskus, dalam ensiklinya Lumen fidei (art. 31), berkata, “denganmenjelma menjadi daging dan datang di antara kita, Yesus telah menyentuhkita, dan melalui sakramen-sakramen Dia terus menyentuh kita bahkansampai hari ini, dengan mengubah hati kita, Dia tak henti-hentinyamemampukan kita untuk mengakui dan menyatakan diri-Nya sebagaiPutera Allah. Dalam iman, kita dapat menyentuh-Nya dan menerimakekuatan rahmat-Nya”. Untuk itu, mari kita memperkaya pengalamanrohani kita dengan Yesus melalui hubungan personal dengan doa dan perayaan-perayaan sakramen gereja. Namun harus disadari bahwa penjelasan Petrus tentang identitasYesus bukan semata-mata karena kekuatan manusiawi Petrus. Yesusmenjelaskan kepada Petrus bahwa Petrus mampu mengatakan bahwaYesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, karena Allah Bapa. Penjelasan ini menggarisbawahi intervensi Tuhan bagi pengembanganiman seseorang. Kita boleh bisa memiliki iman yang teguh kepada Tuhan, bukan hanya karena kemampuan kita, tetapi juga karena bantuan Tuhan. Oleh karena itu Paus Fransiskus, dalam ensikliknya Lumen Fidei (art. 14), katakan, “iman adalah anugerah gratis dari Allah”. Jadi kita jangan pernahsombong atas kekayaan rohani kita, karena semuanya itu berasal dariTuhan. Tuhanlah yang memampukan kita untuk bisa memiliki kekayaaniman atau kekayaan rohani itu. […]

Read More »

TANAH YANG SUBUR BAGI BENIH SABDA Yes. 55:10-11; Rm. 8:18-23; Mat. 13:1-23  HM Biasa XV Minggu, 16 Juli 2023 RD. Novly Masriat Yesaya menyebutkan, “demikianlah firman yang keluardari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (55:11). Ini berarti firman Tuhan atau Sabda Tuhan memilikikekuatan yang menghidupkan karena keluar dari mulut Allah.Oleh sebab itu sabda Allah harus diimani.  Yesus dalam perumpamaan-Nya menyebutkan sabdaAllah itu bagaikan benih yang ditaburkan di empat jenistanah. Pertama, orang yang setiap kali mendengar pewartaantentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengerti isi pewartaan, maka dengan mudah iblis merampas iman orang itu. Yesusmengelompokan orang-orang ini seperti tanah di pinggir jalan. Kedua, orang yang mendengar pewartaan tentang Kerajaan Allah, tetapi pewartaan itu tidak berakar dan tidak bertahanlama. Ketika datang penganiayaan, orang ini murtad. Orang-orang ini seperti tanah yang berbatu-batu. Ketiga, orang yang mendengar pewartaan tentang Kerajaan Allah, tetapi tidakmampu menghasilkan buah karena dihimpit oleh bergaikekuatiran dan kekayaan duniawi. Orang-orang ini bagaikantanah yang di semak duri. Keempat, orang yang mendengarpewartaan tentang kerajaan Allah, mengerti isi pewartaan, dan mampu menghasilkan buah. Orang-orang ini seperti tanahyang baik.  Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan dan sabda-Nya, maka kita diharapkan menjadi tanah yang baik. Kita dipanggil untuk menjadi “tanah yang baik” agar sabda Allah itu tumbuh dan berkembang. Supaya bisa menjadi “tanahyang baik”, maka kita perlu mengolah diri kita agar menyediakan nutrisi yang menunjang benih sabda tumbuh dan berkembang. Kita perlu dengan telaten merawat dan menyiram benih sabda yang telah ditaman dalam diri kitadengan kebaikan, kehidupan rohani yang baik agar benihsabda tersebut tidak mati. Memang tidak mudah menjaditanah yang baik. Kita sebagai tanah mungkin dihimpit oleh berbagai kekuatiran duniawi, batu-batu kerikil, diinjak oleh pejalan kaki. Sebuah tanah bisa saja menjadi sebuah lahanproduktif kalau diolah dengan baik. Kita pun demikian akanmenjadi lahan yang produktif bila hidup kita diolah denganbaik.  Pengolahan diri untuk menjadi tanah yang baik tidakhanya datang dari diri sendiri tetapi juga dari luar diri. Tanah tidak bisa mengolah dirinya sendiri. Tanah membutuhkantangan-tangan yang terampil dan tepat untuk mengolahnyamenjadi baik. Kita pun sebagai tanah bagi benih sabda, perluterbuka juga terhadap “tangan-tangan” yang tepat untukmengubah hidup kita menjadi lebih baik. Kita memang bisaberubah dari diri sendiri, tetapi kita pun butuh nasehat, bimbingan, dan bantuan orang lain, terutama dari Tuhansendiri.  Terlepas dari hal di atas, sosok yang penting dalamperumpamaan tentang benih adalah penabur benih. Penaburitu adalah Tuhan sendiri. Karakter Tuhan sebagai penaburbenih sangat luar biasa. Dia mengetahui karakter setiap orang yang akan menanggapi sabda-Nya. Dia memahami jenis-jenismanusia yang memiliki sifat seperti tanah di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, tanah di semak duri, tanah yang baik. Tetapi Tuhan tetap adil dalam menabur benih sabda-Nya. Diatidak hanya menabur sabda pada orang-orang tertentu saja, tetapi setiap orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Ini sebuah karakter hebat dari “seorangpenabur”. Sikap penabur ini menunjukkan bahwa Tuhan tidakmenyerah dalam menghadapi karakter manusia. Dia berbuatbaik bagi semua orang kendati harus berhadapan denganberbagai risiko yang berat. Tuhan tidak hanya mau melayanidi tempat-tempat yang nyaman dan aman. Dia juga berbuatbaik dan melayani di tempat-tempat yang sulit dan takmengenakan. Kita sebagai orang beriman juga dipanggiluntuk menabur benih sabda di mana-mana dan kepada setiaporang tanpa pandang buluh. Kita pun harus tetap terbuka dan sabdar bahwa setiap pelayanan kita pasti memiliki risiko. Pelayanan kita bisa saja memberi hasil yang memuaskan, tetapi kadang juga pelayanan kita terasa sia-sia. Dalamkeadaan apapun, mari kita tetap memiliki semangat untukmelayani. […]

Read More »

TUHAN BERKENAN KEPADA ORANG YANG RENDAH HATI

HM BIASA XIV (Za. 9:9-10; Rm. 8:9,11-13; Mat. 11:25-30) Minggu, 9 Juli 2023 RD. Novly Masriat Umat Katolik terdiri dari berbagai latarbelakang yang berbeda-beda. Di dalam gereja, terdapat orang pandai, pintar, orang bijak, orang yang populer, orang kaya, dan lain sebagainya. Semuanya itu baik adanya. Namun kadang kala, hal-hal ini bisa menjadi pemicu pertentangan dan konflik. Kadang kala ada orang yang merasa diri paling hebat dariantara yang lain. Menjadi populer itu adalah sebuah anugerah, tetapi masalah muncul ketika orang yang populer itu menjadisombong dan merendahkan orang lain yang tidak atau kurangpopuler. Yesus sangat menggarisbawahi hal ini. Yesusberkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langitdan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagiorang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepadaorang kecil” (Mat 11:25). Tentu ini tidak dengan maksuduntuk memojokan yang pandai atau yang bijak. Kepintarandan kebijaksanaan adalah sebuah anugerah, tetapi bukanuntuk sebuah kesombongan. Yesus mengiginkan sebuahkerendahan hati. Bagi Yesus, orang yang rendah hati adalahorang-orang yang berkenan di hadapan Tuhan.  Kerendahan hati menjadi salah satu kunci penting dalamperjalanan iman. Paus Fransiskus dalam homilinya pada 8 April 2013 menyebutkan bahwa keseluruhan sejarah imanberangkat dari kerendahan hati dan berbicara tentangkerendahan hati. Segala sesuatu terjadi dalam jalankerendahan hati. Tuhan merendahkan diri-Nya, datang dan tinggal di antara kita; Dia merendahkan diri-Nya untuk wafatdi salib. St. Perawan Maria juga adalah sosok yang rendahhati. Ketika menerima kabar gembira dari Malaikat Gabrial, Maria masih belum mengerti, tetapi dia merendahkan diri dan mempercayakan dirinya kepada Tuhan. St Yosep pun juga demikian. Dia merendahkan diri untuk memikultanggungjawab sebagai suami Maria. Dia dengan rendah hatimau mengikuti petunjuk Malaikat. Kerendahan hati adalahsebua kunci dalam perjalanan iman. Karya Allah akan terjadidalam hidup orang percaya bila mengutamakan kerendahanhati. Orang yang rendah hati akan mampu untuk menyadarikasih Tuhan dalam dirinya, dan orang yang rendah hatimenyadari keterbatasannya. Orang yang rendah hati tidakfokus pada dirinya sendiri, tetapi juga terbuka bagi orang lain. Kerendahan hati tidak terlepas dari penghinaan. Orang yang rendah hati bersedia untuk menerima hinaan ataumakian. Paus Fransiskus dalam khotbanya pada 28 Januari2018 berkata, kita harus sadar bahwa tiada kerendahan hatiyang sejati tanpa penghinaan. Jika kita belum sabarmenghadapi, dan menanggung penghinaan di pundak kita, maka kita masih berpura-pura untuk rendah hati. Dengandemikian, menjadi rendah hati tidaklah mudah. Kadang kala kita harus bersedia menerima salib, menderita, […]

Read More »

PELAYAN TUHAN: RAMHAT, TERDORONG OLEH CINTA, DAN DEMI KERAJAAN ALLAH

(Kel. 19:2-6a; Rm. 5:6-11; Mat. 9:36 – 10:8) HM Biasa XI Minggu, 18 Juni 2023 RD. Novly Masriat Keterbatasan tenaga pelayanan pastoral bukanlah halbaru. Keadaran ini sebenarnya sudah Yesus tegaskan sejaklama. Untuk menutupi kekurangan ini, maka Yesus memilihdua belas murid untuk mengambil bagian dalam beberapatugas pelayanan Yesus. Saat sekarang pun demikian. Pada saatini juga terdapat beragam kebutuhan pelayanan pastoral dalamgereja. Dalam tingkat paroki, pelayan pastoral yang utamaadalah pastor paroki. Namun tentu seorang pastor paroki sajaakan cukup sulit untuk menangani berbagai kebutuhanpastoral di suatu paroki. Untuk itu, sebagian tugas pelayanantertentu yang dipercayakan kepada beberapa umat yang dipandang cakap. Kendati sudah ada pembagian tugas, tetapikadang kala masih terasa belum cukup juga. Terlepas dari kondisi keterbatasan pelayan atau petugaspastoral,  terdapat tiga hal yang perlu ditegaskan. Pertama, tugas pelayanan adalah datang dari Tuhan. Tugas yang para murid terima adalah pemberian dari Yesus. Mereka hanyamenjalankan tugas dari Tuhan. Para murid hanya mengambilbagian dalam tugas Yesus. Yesus adalah sumber utamapelayanan. Semua pelayan pastoran saat ini juga pertama-tama mengambil bagian dalam tugas Yesus. Tugas inisekaligus adalah rahmat yang Tuhan berikan. Rahmat iniadalah sebuah panggilan. Memang, seorang pelayan pastoral membutuhkan kemampuan tertentu dalam bekerja, tetapi lebihdari itu, pelayan pastoral adalah sebuah rahmat dan panggilan.  Untuk itu, kedua, cinta kasih adalah dasar penting dalamsebuah pelayanan. Disebutkan dalam injil bahwa, pertama-tama Yesus sungguh memperhatikan pelayanan pastoral karena hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Cinta kasihmenjadi landasan gerakan sebuah pelayanan. Seseorang yang melihat pelayanan pastoral sebagai sebuah panggilan ataurahmat Tuhan, maka selain memandang bahwa tugaspelayanan dari Tuhan, tugas tersebut perlu dilandasi ataudidorong dengan cinta kasih. Setiap tindakan pelayanan dalamgereja perlu didakhului atau didorong oleh rasa cinta yang baik. Dalam kaitandengan komunikasi, Paus Fransiskus, dalam pesannya pada hari minggu komunikasi sedunia pada bulan Mei 2023, berkata bahwa untuk berbicara yang baik, maka didahului dengan cinta yang baik. Dalam kontekspelayanan pastoral, bisa dikatakan bahwa, untuk melayanaidengan baik, maka harus didahului dengan cinta yang baik. Cinta yang baik dalam sebuah pelayanan adalah cinta dengankerelaan, pengorbanan, bahkan sampai “nombok”, tidakmengutamakan kepentingan sendiri, dan cinta kasihmerupakan watak yang perlu bagi seorang pelayan pastoral.  Ketiga, tujuan utama pelayanan adalah demi Kerajaan Allah. Yesus megajak para murid untuk pergi mewartakankerajaan Allah. Ini berarti Allah menjadi pusat pelayanan. Semua pelayanan dalam bentu apapun demi kemuliaan namaAllah semata. […]

Read More »

KASIH DALAM MISTERI TRITUNGGAL MAHAKUDUS

HR Tritunggal Mahakudus Kel. 34:4b-6,8-9; 2Kor. 13:11-13; Yoh. 3:16-18. Minggu, 4 Juni 2023 RD. Novly Masriat   Gereja Katolik percaya akan Allah Bapa dan Allah Putera dan Allah Roh Kudus atau Tritunggal Mahakudus. Iniadalah iman utama Kristiani. Orang Katolik meyakini bahwaTritunggal Mahakudus menunjuk Allah yang satu dalam tigapribadi, Bapa dan Putera dan Roh Kudus. St. Agustinus pernah berkata, “… Allah Bapa dan Putera dan RohKudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapatdiceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkansatu Tuhan: meskipun Allah Bapa telah melahirkan Putera, dan Putera lahir dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putera, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupunPutera, namun Roh Bapa dan Roh Putera; dan Ia sama denganBapa dan Putera, membentuk kesatuan Tritunggal.  Satu esensi atau satu substansi berarti satu kodrat yang tergambardalam tiga pribadi. Pribadi dalam arti ini bukan berarti tigapribadi yang berbeda. Bapa, Putera dan Roh Kudus adalahtiga pribadi yang memiliki perannya masing-masing, tetapitidak berarti bahwa ketiganya berbeda satu terhadap yang lain, karena di dalam Bapa ada Putera dan Roh Kudus, di dalamPutera ada Bapa dan Roh Kudus, di dalam Roh Kudus adaBapa dan Putera.  Siapa yang menyatakan ini? Yesus sendiri menyatakanhal ini dalam Kitab Suci. Dia katakan “Aku dan Bapa adalahsatu” (Yoh 10:30); “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telahmelihat Bapa” (Yoh 14:9). Dia juga pernah berdoa kepadaBapa, agar semua murid-Nya menjadi satu sama seperti Bapadi dalam Dia dan Dia di dalam Bapa (Yoh 17:21). Allah Bapajuga menegaskan kesatuan ini dan menyatakan Yesus sebagaiAnak-Nya saat pembaptisan Yesus (Luk 3:22) dan juga saatYesus berada di atas gunung Tabor ketika terjadi peristiwatransfigurasi (Mat 17:7). Kesatuan Yesus yang adalah firmanAllah dengan Allah Bapa sudah ada sebelum penciptaan dunia (Yoh 1:1-3). Yesus juga menegaskan kesatuannya dengan RohKudus yang menjadi penolong dan Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa (Yoh 15:26). Kesatuan ini secara jelas Yesussampaikan kepada para murid sebelum Dia naik ke surga. Yesus berkata, “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putera dan RohKudus (Mat 28:18-20).  Iman akan tritunggal mahakudus ini setiap kali kitatandaskan dalam ekaristi dan dalam kegiatan liturigi lainnya. Bagaiamana kita memahami misteri Tritunggal Mahakudusini? Tentu tidak mudah untuk memahami misteri Tritunggalmahakudus ini. Allah begitu sempurna dan melampauipengetahuan dan kemampuan manusia. Dia tidak lagi menjadiAllah bila manusia mampu memahami misteri Allah. Diaadalah Allah maka manusia tidak mampu memahami Allah. Dia sempurna, maka manusia yang tidak sempurna tidakmungkin mengerti secara sempurnah Allah yang mahasempurna ini. Iman adalah cara yang pantas untukmenghayati Tritunggal mahakudus. Kita akan memahamimisteri Tritunggal ini dengan menggunakan iman. Oleh sebabitu, dalam berteologi, iman menjadi kunci penting. Kita tidakdapat berteologi tanpa menggunakan iman, karena ada hal-haltertentu dalam teologi yang hanya bisa dipahami denganmenggunakan iman.  Lalu bagaimana kita memaknai hari Raya TritunggalMahakudus ini? Terlepas dari aspek teologis tentang misteriTritunggal, salah satu aspek yang penting dari misteri iniadalah persekutuan dalam kasih. Paus Fransiskus, pada hariraya Tritunggal mahakudus tahun 2021 menyatakan bahwaAllah itu satu, tetapi hadir dalam pribadi yang beragam, yaitupribadi Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Bapa adalah penciptadan kita berdoa kepada Bapa, Putera adalah penebus, RohKudus yang menyertai dan mendiami gereja sepanjang masa. Tuhan Yesus menampilkan Allah Bapa yang maha kasih, dan Yesus berbicara dari Roh Kudus. Tiga pribadi ini tidakmenggambarkan tiga Tuhan. Kita hanya memiliki satu Tuhan, […]

Read More »

HIDUP DARI ROH KUDUS

HR Pentakosta Kis. 2:1-11; 1Kor. 12: 3b-7.12-13; Yoh. 20:19-23. Minggu, 28 Mei 2023 RD. Novly Masriat Hari ini kita merayakan hari raya Pentakosta ataumerayakan peristiwa turunnya Roh Kudus atas para rasul. Peristiwa ini terjadi 50 hari susudah kebangkitan Tuhan atau10 hari sesudah kenaikan Tuhan ke surga. Roh Kudus adalahjuga Allah. Roh Kudus ada dalam satu kesatuan dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Sejak awal sampai kepenuhannya, bersama Allah Bapa, dan Putera, Roh Kudus memutuskanuntuk menyelamatkan kita.  Hari raya ini juga merupakan hari berdirinya gerejaKristus. Gereja memperingati kelahirannya saat Roh Kudus turun atas para rasul dan orang-orang yang percaya kepadaKristus. Oleh sebab itu, Roh Kudus-lah yang melandasiperjalanan gereja. Gereja sampai saat ini masih tetap kuat dan hidup karena Roh Kudus. Kalau gereja itu didirikan oleh kuasa manusiawi, maka gereja sudah hancur. Tetapi karenakuasa Roh Kudus maka gereja masih berdiri tegak. Ketika Roh Kudus, para murid sementara berkumpul. Kehadiran RohKudus dalam situasi ini menggambarkan bahwa gereja itupertama-tama adalah persekutuan orang beriman. Roh Kudus turun saat orang beriman bersekutu. Maka orang berimantidak hidup sendiri-sendiri, tetapi hidup dalam komunitas ataupersektuan. Selain itu, Roh Kudus selalu selalu memberikan energitransformasi yang positif. Roh Kudus selalu membuat hidupmenjadi lebih baik. Roh Kudus mampu merubah tindakanmoral yang kurang baik menjadi lebih baik. Tindakan trasnformatif dari Roh Kudus itu kadang kala tidak meluluhnampak secara fisik. Perubahan yang Roh Kudus bawa itukadang tak kelihatan. Banyak orang berpikir bahwa perubahanitu akan hanya kelihatan secara manusiawi. Tidak seperti itumelulu. Kerja Roh Kudus itu dari dalam diri atau dari dalamhati. Roh Kudus itu merevosulis diri kita mulai dari dalam. Oleh sebab itu, mungkin kita secara manusiawi tidakberkecukupan, tetapi hati kita tetap tegar dan merasaberkecukupan dalam diri. Orang mungkin tidak kaya, tetapikarena Roh Kudus menguatkan kita, sehingga kita tetapbahagia dengan apa yang kita miliki. Roh Kudus membuatkita tetap hidup baru dan bersemangat, kendati kita tahubahwa hidup ini tak selamanya ada dalam zona nyaman. RohKudus itu dapat membuat hati kita tetap muda dan bersemangat dalam melayani walaupun usia kita sudah senja; Roh Kudus itu mampu membuat kita tetap tabah dan senyum, tidak putus asa, tidak bosan ke gereja, walaupun kita harusberhadapan dengan rupa-rupa tantangan. Itulah kerja RohKudus. Roh Kudus menggerakan dan mengubah hati kitamenjadi lebih baru dan tetap bekobar-kobar. Para murid menjadi sangat bersemangat dan hatinya tidak takutmewartakan kebaikan Tuhan karena Roh Kudus menyemangati mereka. Jadi Roh Kudus itu tidak melulumelalui bentuk tindakan yang kelihatan, tetapi Roh Kudus bekerja dari dalam diri kita.  Supaya kita dapat hidup dari kekuatan Roh Kudus, makakita perlu mengijinkan Roh Kudus masuk dalam diri kita. RohKudus membawa kebenaran (bdk. Yoh. 16:13). Untuk itu, hidup yang benar adalah salah satu latihan untuk mengijinkanRoh Kudus untuk masuk dalam diri kita. Hidup dalamkebenaran Roh Kudus adalah hidup yang penu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23). Selainbentuk latihan tersebut, menurut Paus Fransiskus, doa juga membuat kita hidup dalam Roh Kudus. Dia katakan dalamensikliknya, Gaudete et Exultate, bahwa dia tidak percayakekudusan tanpa doa (art. 147). Bagi Paus, berdoa juga penting untuk membuat kita hidup dalam Roh Kudus. Bahkanbaginya, doa dan karya itu perlu diseimbangkan supaya kitahidup dalam kekudusan berkat Roh Kudus. Sebab baginya, tidaklah sehat mengupayakan doa dan merendahkanpelayanan atau menyukai kesunyian dan menghindariperjumpaan dengan sesama (GE, art. 26). Jadi melatih diri untuk hidup dalam Roh Kudus ataumengijinkan diri untuk dihidupi oleh […]

Read More »

HANYA DEMI KEMULIAAN TUHAN

Kis. 1:12-14; 1Ptr. 4:13-16; Yoh. 17:1-11a HM PASKAH VII/HM KOMUNIKASI SEDUNIA Minggu, 21 Mei 2023 RD. Novly Masriat Kalimat Latin, Ad maiorem Dei gloriam (demi kemuliaanAllah atau untuk keagungan Allah yang lebih besar) adalahsebuah kalimat terkenal dari Santo Ignatius Loyola, pendiri tarekat Serikat Yesus (SJ). Kalimat ini juga menjadi semboyanpersekolahan yang dikelolah orang para imam dan bruder SJ. Para Jesuit menyadari bahwa kehidupan mereka, pelayanan mereka, pertama-tama demi kemuliaan Tuhan semata. Paus Fransiskus (3 Des 2018), ketika bertemu dengan pimpinan Jesuit dunia, paus mengajak mereka untuk berakar pada Yesus, bertumbuh, dan dewasa di dalam Yesus demi kemuliaan Tuhan. Bagi Paus, salah satu bentuk hidup yang berakar, bertumbuh, dan dewasa dalamYesus adalah ketaatan.  Semboyan tersebut juga tentu bermanfaat bagi kita semua. Kita memang bukan anggota tarekat Jesuit, tetapi tentu semboyanini menyadarkan kita untuk mengutamakan kemuliaan Tuhankarena memang salah satu panggilan hidup orang Kristiani adalahuntuk memuliakan Tuhan. Kita memuliakan nama Tuhan dengancara mewartakan kabar sukacita Tuhan. Tentu tidak denganmaksud untuk menambah kemuliaan Tuhan karena pada dasarnyamemang Tuhan sudah mulia. Kita memuliakan Tuhan artinya kitadiutus untuk membuat Tuhan dikenal di mana-mana. Kesaksianhidup yang baik adalah bentuk pewartaan tentang Tuhan supayaTuhan diakui.  Salah satu aspek yang injil hari ini tekankan adalah tentangkemuliaan. Yesus mempermuliakan Allah Bapa. Yesus juga dipermuliakan oleh Allah Bapa. Yesus menyadari bahwaperlayanan-Nya adalah untuk mempermuliakan Allah Bapa. Keduanya ada dalam satu kemuliaan. Tentu Roh Kudus juga adadalam satu kemuliaan bersama Yesus, dan Allah Bapa. Penekanankemuliaan ilahi ini menjadi motivasi bagi para pengikut Kristusuntuk mengutamakan kemuliaan ilahi dalam setiap pelayanan. Apapun bentuk pekerjaan dan pelayanan setiap orang Kristen adalah agar Tuhan dikenal dan dimuliakan di mana-mana. Untukitu popularitas diri dan ketenaran diri bukanlah orientasipelayanan Kristiani. Kita melayani dalam iman supaya Tuhanmakin besar, dan kita makin kecil. Bukan sebaliknya, pelayanankita membuat Tuhan makin kecil dan kita makin besar. Oleh sebabitu kesombongan, egoisme, cinta diri berlebihan adalah sebuahkejatuhan dalam pelayanan Kristiani. Kita percaya bahwa buahdari orang yang bekerja demi kemuliaan Tuhan adalahkesejahteraan, rejeki, ketenteraman, kebahagiaan, dan sukacita. Namun tidak berarti bahwa tantantang dengan sendirinya hilang. Paus Fransiskus, dalam ensikliknya Gaudete et exultate, bahwaorang yang bekerja demi kemuliaan Tuhan dipanggil juga untukmenyangkal diri, berkorban, dan berjeripayah (bdk. GE, art. 103). […]

Read More »

MENGASIHI TUHAN AGAR DEKAT DAN TAAT PADA PERINTAHNYA

Kis. 8:5-8,14-17; 1Ptr. 3:15-18; Yoh. 14:15-21. HM Paskah VI Minggu, 14 Mei 2023 RD. Novly Masriat Cinta kasih atau mengasihi memiliki hubungan denganketaatan. Semangat mencintai mendorong kita untuk taat atausetia. Ketataat muncul karena dorongan cinta kasih. Yesusmenggarisbawahi hal ini di dalam injil saat ini. Yesusmenghubungkan kasih dengan ketaatan. Yesus ingin mengajakpara murid untuk mengasihi-Nya. Melalui kasih tersebut, maka mereka akan mengenal dan menuruti perintah-perintah-Nya. Kasih para murid kepada Yesus akan mendorong para murid untuk mau mengenal Yesus, mengenal dan menurutiperintah-perintah-Nya. Allah sudah menunjukkan ini terlebihdahulu. Karena besar kasih setianya, maka Allah menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk keselamatanmanusia (bdk. Yoh. 3:16). Allah begitu mencintai manusia, maka Dia sendiri mau menjadi manusia, mengikuti kitasampai mati, dan mengangkat kita dari dosa kepadakehidupan abadi.  Setiap orang memiliki alasan tertentu untuk mau dekatdengan Yesus atau melakukan perintah-perintah-Nya. Sebagaiorang yang percaya kepada Kristus, kasih kepada Yesus harusmenjadi dorongan untuk mau dekat dengan Yesus. Rasul Paulus katakan. “sekalipun aku membagi-bagikan segalasesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untukdibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpuntidak ada faedahnya bagiku” (1 Kor 13:3). Kasih kepadaKristus harus menjadi dasar pengenalan Kristus dan ketaatankepada-Nya.  Kasih bukanlah pertama-tama sebuah perasaan semata. Paus Benediktus XVI katakan bahwa kasih itu bukanlahsebuah perasaan semata. Perasaan akan datang dan pergi. Kasih yang matang melibatkan semua kekuatan manusia, mengintegrasikan manusia dalam keseluruhannya. Kasih yang sesungguhnya melibatkan perasaan, akal budi, kehendak, dan segenap kemampuan manusia (Deus Caritas Est, art. 17). Oleh sebab itu, mengasihi Yesus bukan hanya sebuahperasaan emosional semata, tetapi keterarahaan diri secaratotal, baik perasaan, kehendak, akal budi, kepada Yesus.  Bagaiaman kita mengasihi Yesus? Tuhan hadir dalamberbagai cara. Tuhan hadir dalam kehidupan kita, dan kitamemiliki banyak peluang untuk mengasihi-Nya. Ekaristiadalah cara untuk bisa mengasihi Yesus lebih dekat. Paus Benediktus katakan, Dalam “ibadat” sendiri, dalampersekutuan ekaristis terkandung hal dikasihi dan terusmengasih (Deus Caritas Est, art. 14). Dalam ekaristi, kitamengenal dan mengasihi Yesus, juga kita menimbakemampuan untuk mengasihi.  Ungkapan kasih kepada Kristus nampak semangatmelaksanakan perintah-Nya. Salah satu perintah utama Yesusadalah kasih Tuhan dan kepada sesama. Sesudah kitamengasihi Yesus, maka ungkapan kasih itu dinyatakan dalamcinta kasih kepada sesama. Ketika kita hanya mau salehdengan mencintai Tuhan, tanpa mengasihi sesama maka kasihitu adalah kasih yang kering, kasih penuh dusta, dan munafik. Paus Benediktus katakan, barangsiapa mengasihi Kristus, mengasihi Gereja dan ingin agar ia makin menjadi ungkapandan sarana kasihnya (Deus Caritas est, art. 33). Makaungkapan cinta kita sesungguhnya kepada Tuhan, adalahdengan juga mengasihi sesama. Kesalehan sesungguhnyaadalah dengan memiliki pengalaman kasih dalam kehidupanreligus dengan Tuhan, tetapi juga disertai denganpengorbanan, pertolongan, pengalaman kasih dengan sesama. Kita akan menjadi satu dengan Tuhan, bila kita membangunkecintaan kepada Tuhan melalui kedekatan kita dengan Tuhanmelalui pengalaman religus, dan mengungkapkan cinta itumelalui persaudaraan yang tulus dengan sesama. Amin. 

Read More »

×

Keuskupan Amboina

 

× Hubungi admin