Category: Paroki

<em>DUDUK DI LANTAI PUN TAK MASALAH ASAL AKU BISA BERSEKOLAH</em>

Goresan Hati dari Romo Paroki Pinggiran Di sela-sela waktu turnei Taliabu selatan. Saya menyempatkan diri untuk mengunjungi SD Naskat stasi Bahu di Pulau Taliabu. Sekolah ini sungguh-sungguh menyita perhatian, karena banyak skali kekurangan. Kursi guru saja banyak yang rusak. Banyak papan tulis yg sudah bocor2. Banyak siswa yg duduk di atas papan bahkan siswa kelas

Pertemuan Para Ketua Rukun dan Pastores Seluruh Paroki Wilayah Kota Ambon

PASSO, 11 November 2023. Dilaksanakan pertemuan para ketua rukun dan pastores seluruh paroki wilayah kota Ambon di Paroki Passo. Pertemuan di mulai pkl. 17.00 – 20.00 WIT. Pertemuan dilangsungkan di gedung sekolah SMP Xaverius Passo. Arah dasar dari pertemuan ini yakni: Ketika memulai tugas episkopalnya di Keuskupan Amboina, Mgr. Seno Ngutra mengadakan pertemuan dengan semua

<em>GEREJA KATOLIK DI ATAS BATU KARANG PETRUS DAN LAHIR DARI RAHIM GEREJA PROTESTAN MALUKU DI PULAU KISAR</em>

Kemarin, saya memberkati gedung gereja Katolik St. Petrus Kisar. Ini adalah satu-satunya gedung gereja Katolik di pulau Kisar. Kisar adalah salah satu dari gugusan pulau-pulau terselatan di Maluku yang langsung berbatasan dengan Negara Timor Leste. Penduduk pulau-pulau ini mayoritas GPM ( Gereja Protestan Maluku ) yang mendekati 98%. Gereja Protestan Maluku ( GPM ) ini

<em>GEREJA ADALAH DIRI DAN SEMANGAT KAMI</em>

Siang itu, dengan menumpang mobil Danramil, yang adalah seorang Katolik dari Timor Leste dan sudah menjadi warga NKRI, kami melintasi bukit dan lembah pulau Wetar dari ujung Utara menuju Selatan. Inilah satu-satunya jalan nasional yang hanya bisa menghubungkan 2 desa, sementara 21 desa lainnya harus digapai melalui laut; Sebuah daerah perbatasan yang hanya bernasib indah

<em>PESAN SEORANG SAHABAT</em>

Setelah memposting kisah perjalananku kemarin dan mengikuti semua kisah kunjungan ke paroki dan stasi pinggiran, seorang sahabat mengirim pesan kepadaku: “Kawan, beta terharu sekali membaca dan mengikuti semua kisah kunjunganmu kepada domba-domba yang Tuhan percayakan kepadamu. Beta hanya berdoa semoga Tuhan Yesus selalu menuntunmu dalam mengunjunggi domba-dombamu yang tinggal di tempat terpencil selagi kawan masih

<em>INGATLAH JANJIMU KEPADA KAMI, BAPA</em>

Siang ini, waktu 5 hari 4 malam pun bergerak ke titik batas. Setelah Misa dan sarapan pagi, kami pun berangkat ke pelabuhan di mana kapal perusahaan Tambang di Wetar telah menanti untuk membawa kami kembali ke pulau Kisar. Kini, detik-detik terakhir itu pun tiba ketika aku keluar dari mobil Danramil sambil berjabat tangan dan mengucapkan

RAPAT PARA KEPSEK SEKOLESE ANDREAS SOL KEI BESAR

WILAYAH KEI BESAR. Sekembali dari Haar, Pastores singgah di Hollat dan bergabung dengan para Kepsek yang sudah ada sejak kemarin sore. Ini adalah Rapat ke III untuk Kolese Andreas Sol Kei Besar. Kegiatan didahului dengan sambutan Wakil Uskup. Demikian rapat dilaksanakan untuk evaluasi kemampuan baca-tulis siswa/i dll di bawah pimpinan Pastor Pius selaku Ketua Kolese.

<em>DANKE LAI FOR PT. LOGINDO SAMUDRA MAKMUR WETAR</em>

Ketika tahu bahwa perjalanan pergi pulang dari Pulau Kisar ke Pulau Wetar difasilitasi oleh Perusahaan Tambang Emas PT. LOGINDO SAMUDRA MAKMUR, maka teringatlah aku akan firman-Nya pagi ini: “Jangan membawa bekal atau uang…atau yakinlah bahwa pasti Tuhan menyediakan seperti Ia menyediakan binatang persembahan pengganti Izak yang mau dikorbankan oleh Abraham.” Tuhan ingin kita percaya dan

<em>“Menenun Toleransi Versi Sang Monsinyur”</em>

Catatan: Agustinus Rahanwarat Sejak diangkat takhta suci Vatikan menjadi Uskup Amboina, monsinyur Inno giat berkeliling di seluruh wilayah keuskupan yang meliputi 2 provinsi; Maluku dan Maluku Utara. Monsinyur menggembala hingga ke dusun-dusun terpencil. Beberapa media bahkan menyorot kehadirannya di tempat yang belum terkoneksi, misalnya jalan dan jembatan, jaringan telepon termasuk akses internet. Monsinyur Inno pun

<em>KUTAHU ITU PATUNG BUNDA MARIA</em>

Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik di Aru Selatan dan Tengah ( seri 4 ) Hari berikutnya, tanggal 23 September dengan speedboat yang diombang-ambingkan oleh gelombang, akhirnya kami tiba di stasi kedua, Longgar dan Apara. Di bibir pantai telah berkumpul kerumunan umat beragama yang banyak jumlahnya, yang siap menyambut kami. Karena besarnya gelombang dan ombak, akhirnya

1 2 3 4 14