BERJUMPA UNTUK SALING MENEGUHKAN DALAM IMAN
Mi. 5:1-4a; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45. HM Aden IV/Minggu, 22 Desember 2024 Paus Yohanes Paulus II adalah salah satu paus yang sukamengadakan perjalanan untuk berjumpa banyak orang. Dalamensiklik Redemtoris Missio, dia mengungkapkankeputusannya untuk berjalan sampai ke ujung bumi (Art. 1). Bagi Paus, perjumpaan adalah bagian dari perjalanan iman. Sehingga tujuaan dari perjumpaan adalah untuk memberitakaninjil, memberikan penguatan iman, dan menyebarkan kabarbaik (Art. 63). Dalam kaitan dengan perjumpaan denganagama-agama lain, dialog menjadi kunci penting. Bagi Paus, gereja perlu berjumpa dan berdialog dengan agama-agama lain. Memang, bagi Paus, gereja harus tetap memberitakanKristus. Dalam dialog, masing-masing agama harus tetapkonsisten pada tradisi dan pendirian keagamaannya sendiri, dan tetap terbuka bukan dengan berpura-pura, tetapi jujur, rendah hati, terus-terang, dengan kesadaran untuk salingmemperkaya. Baginya, dialog dengan agama lain juga dapatmembantu gereja untuk lebih bersemangat lagi untukmenemukan tanda-tanda kehadiran Kristus dan Roh Kudus, memeriksa idendeitas diri secara mendalam, dan memberikankesaksian tentang perwahyuan demi semua orang (Art, 56). Injil hari ini (Lukas 1:39-45) juga menggambarkantenang perjalanan untuk berjumpa. Maria berjumpa denganElizabeth. Dua wanita kudus ini mengadakan perjumpaaniman yang berkwalitas. Mereka saling meneguhkan, menguatkan, dan menemukan karya Allah dalam pengalamanpribadi masing-masing. Ini sebuah gambaran perjumpaanyang ideal. Kehadiran Maria mendatangkan sukacita bagiElisabeth dan anak dalam kandungannya. Dia merasaterberkati karena salam Maria dan merasakan kehadiran RohKudus. Perjumpaan mereka penuh kebahagiaan dan rasa syukur. Maria dengan rendah hati menerima peneguhan dariElisabeth. Dia tidak membanggakan diri dan menyerahkankembali peneguhan, pujian, dan syukur kepada Tuhan (bdk. Lukas 1:46-55). Yesus juga telah menunjukkan kepada kita tentangperjumpaan yang menyelamatkan. Perjumpaannya selalumembawa kesejukan, pengampunan (Luk. 7:39-50; Yoh. 7:53-8:1-11), kesembuhan (Mat. 14:14; Mrk. 1:29-34), dan kehidupan (Mat. 9:18-26; Mrk. 5:21-43). Kehadiran-Nya selalu memberikan semangat yang berkobar-kobar untukmenemukan tanda kehadiran Tuhan (Luk. 24:13-35). Perjumpaan dengan Kristus selalu memberikan harapan dan sukacita. Paus Fransiskus dalam pesannya pada hari orang muda sedunia ke-38 berkata bahwa perjumpaan denganKristus selalu membawa sukacita. Dia berkata, “Sukacitakristiani adalah sukacita yang datang dari Tuhan, yang kitatahu begitu mencintai kita”. Dalam Kristus, kita akanmenemukan bahwa kita adalah pribadi yang dicintai dan diterima. Iman akan Kristus menjadikan seseorangbersukacita dari lubuh hatinya. Oleh karena itu, perjumpaan adalah sesuatu yang penting. Kita tidak hidup sendiri. Gereja harus senantiasabergerak ke luar untuk berjumpa dengan orang lain (bdk. EG, art. 2024). Perjumpaan dengan orang lain harus memilikimakna iman, bukan sekedar bergossip, “ngerumpi”, dan membicarakan kekurangan orang […]