MEMBANGUN KERINDUAN TERDALAM ( DEEPEST DESIRE )

DAILY WORDS, MINGGU, 30 JULI 2023
HARI MINGGU BIASA XVII
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : I RAJ 3: 5. 7 – 12
MAZMUR : MZM 119: 57.72.76 – 77. 127 – 128. 129 – 130
BACAAN II : ROM 8: 2 8 – 30
INJIL : MAT 13 : 44 – 5 2


HANYA PADA ALLAH – SANG KEBIJAKSANAANSaya teringat sebuah pengalaman di tanah misi USA ketika ada umat yang mengumumkan adanya kegiatan “ _Garage sale” –_ cuci gudang. Garage sale adalah satu istilah yang mengacu pada informasi penjualan dengan murah apa yang tersisa atau ada di dalam gudang atau garasi. Umumnya, kita menemukan begitu banyak barang berharga yang tidak lagi dibutuhkan. Artinya, barang-barang itu, oleh pemiliknya, tidak lagi berdaya guna. Bukan berarti barang-barang itu tidak lagi berkualitas. Sekali lagi barang-barang itu bukanlah hal yang sangat dibutuhkan pada waktu itu. Sering ditemukan bahwa apa yang masih tersisa di gudang atau garage adalah barang-barang yang sesungguhnya merupakan hal sekunder atau bukan primer. Barang-barang itu dibeli bukan karena barang itu sangat dibutuhkan melainkan karena diinginkan sesaat. Terhadap hal di atas, saya boleh mengatakan bahwa dalam dunia yang sangat konsumeristik ini, orang-orang berduit umumnya menghambur-hamburkan uangnya pada apa yang DIINGINKAN dan bukan pada apa YANG DIBUTUHKAN.

Bacaan-bacaan suci hari ini mengajak kita untuk melihat kembali apa sesungguhnya yang menjadi KERINDUAN terdalam di dalam hidup kita. Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Salomo di dalam mimpi, Dia bertanya kepada Salomo tentang apa yang sungguh-sungguh diharapkan oleh Salomo dari Tuhan. Status Salomo waktu itu adalah sebagai seorang raja muda yang menggantikan ayahnya – Raja Daud. Itu berarti, Salomo sudah mempunyai salah satu hal yang sering dikejar oleh manusia: KUASA. Menariknya, Salomo bukan meminta kepada Tuhan agar dia boleh berkuasa lebih lama dan lebih sewenang-wenang atau lebih leluasa menggunakan jabatannya. Salomo juga bukan meminta pasukan yang kuat dan kereta-kereta perang yang muktakhir pada jamannya. Salomo juga bukan meminta kekayaan, usia yang panjang dan nyawa para musuhnya. Tidak!! Salomo sebaliknya meminta hati yang penuh hikmat dan pengertian. Salomo memohon rahmat KEBIJAKSANAAN. Salomo memohon sesuatu yang tidak dapat ditakar dengan ukuran manusia. Salomo tidak meminta lebih dari pada yang dia butuhkan untuk memimpin bangsa Israel. Salomo memohon sesuatu yang sangat berharga/harta karun Ilahi yaitu KEBIJAKSANAAN.

Perintah – perintah Tuhan berisi hal – hal praktis untuk menggapai KEBIJAKSANAAN. Dengan kata lain, perintah Tuhan merupakan kumpulan kebijakan-kebijakan Ilahi untuk menggapai kesempurnaan di dalam Dia. Kita ingat apa yang menjadi isi dari perintah Tuhan yang dibawa oleh Musa turun dari gunung Sinai. Di dalamnya berisikan kebijakan-kebijakan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia. Hanya di dalam dan lewat hukum atau perintah Tuhan inilah manusia dapat menggapai KEBIJAKSANAAN. Oleh karena itu, sebagaimana diserukan PEMAZMUR hari ini, marilah kita membangun kerinduan yang terdalam ( deepest desire ) pada perintah -perintah Tuhan lebih dari pada merindukan emas bahkan daripada emas tua. Kerinduan yang dalam pada Tuhan kita wujudkan dengan berpegang pada firman -firman-Nya karena kita yakin bahwa Taurat Tuhan lebih berharga dari ribuan keping perak, kata Pemazmur hari ini.

Sesungguhnya KEBIJAKSANAAN adalah harta SURGAWI yang tak ternilai. Allah adalah KEBIJAKSANAAN itu sendiri. Kerajaan-Nya dikuasai dan dipengaruhi oleh KEBIJAKSANAAN. Kebijaksanaan sungguh-sungguh meraja di dalam Kerajaan. Di dalamnya, ada cinta kasih dan pengampunan, ada damai dan sukacita. Itulah harta terpendam yang mestinya menjadi kerinduan terdalam dari setiap umat manusia beriman. Cinta kasih, damai dan pengampunan adalah situasi dan kondisi yang menandakan kehadiran Allah. Maka, untuk cinta, pengampunan dan damai, orang dapat saja kehilangan hal-hal duniawi lainnya demi membangun cinta kasih, damai dan pengampunan. Mirisnya, orang-orang dalam dunia modern ini lebih mengarahkan kerinduannya pada hal-hal yang cepat legam dimakan waktu. Manusia jaman ini lebih cenderung mengejar hal-hal lahiriah yang bersifat sementara. Manusia modern yang konsumeristik lebih memusatkan perhatiannya pada apa yang diingikan dan bukan pada apa yang dibutuhkan. Manusia jaman ini lebih mengarahkan dirinya pada penumpukan harta berupa uang dan barang lainnya, pengejaran status social (kuasa), dst.

Sebagai pengikut Kristus, hari ini kita semua digerakkan oleh firman Tuhan untuk kembali mengarahkan hati kita kepada-Nya – SANG KEBIJAKSANAAN ITU SENDIRI. Mengarahkan hati kepada Tuhan artinya membangun kerinduan yang mendalam hanya kepada-Nya. Hendaknya hati kita terbuka untuk dipengaruhi oleh daya Ilahi dan oleh Roh Kudus. Di dalam Roh Kudus, melalui perkataan dan perbuatan, kita mau menyerupai gambaran Kristus sendiri sebagaimana ditegaskan St. Paulus kepada jemaat di Roma hari ini. Menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya berarti kita mau melepaskan segala kelekatan duniawi sebagaimana Kristus sendiri dan siap disalibkan bersama dengan-Nya. Lewat penyaliban ini, kita berkomitmen untuk menanggalkan segala sesuatu yang dapat membelokkan arah pikiran dan kerinduan kita. Penyaliban bersama Kristus di salib artinya kita menanggalkan segala jenis kerinduan pada hal-hal yang bersifat sementara dan membangun kerinduan yang paling dalam hanya pada Tuhan – pada KEBIJAKSANAAN – pada perintah-perintah-Nya – pada tindakan-tindakan cinta kasih dan pengampunan, dst.

Tentang “ membangun kerinduan yang dalam” di dalam hidup, saya mengajak kita untuk saling mendoakan. Semoga oleh gerakan Roh Kudus, kita semua dapat membangun kerinduan pada hal-hal yang benar. Kita tidak seperti masyarakat jaman now yang mengisi hari-hari hidupnya dengan mengharapkan atau merindukan “ angka-angka ajaib” untuk mendulang uang segudang dalam sekejab (TOGEL). Hendaknya kita sungguh membangun kerinduan hanya pada KEBIJAKSANAAN – pada ALLAH dan bukan setiap saat memiikirkan uang. Bangun tidur mikir uang dan mau pergi tidur mikirnya juga uang melulu. Bahayanya, seseorang sangat terobsesi dengan harta atau uang. Kita saling mendoakan, semoga kita sungguh membangun kerinduan pada apa yang sungguh – sungguh kita butuhkan dan bukan hanya pada apa yang kita inginkan. Ya, sebagai orang beriman, saya sungguh membutuhkan TUHAN di dalam hidup ini, dan bukan sekedar menginginakan DIA. Hendaknya kita membangun kerinduan yang benar pada hal-hal yang bersifat “ rohani dan kekal ” dan bukan pada hal-hal duniawi yang bersifat sementara yang bakal hancur dimakan ngengat dan karat. Pada akhirnya, kita mestinya membangun kerinduan yang paling dalam ( deepest desire ) hanya pada ALLAH – SANG KEBIJAKSANAAN KEKAL, yang akan memengaruhi seluruh langkah laku hidup kita. Jangan pernah jadikan Allah bagian dari Garage Sale!! Semoga demikian – have a blessed Sunday filled with a genuine love and forgiveness. Warm greetings from Masohi manise….. padrepiolaweterengsvd