DUCK IN ALTUM”(Bertolak ke tempat yang lebih dalam)


Oleh Mahasiswa: Welhelmina Londar
Semester: IV

Pada saat yang mulia Mrg, Inno Ngutra mengirim sebuah pesan singkat kepada saya untuk melakukan pelayanan dan pembinaan untuk para calon Krimawan/Krisnawati di Paroki St Maria Imaculata Wahai. Dengan penuh kepercayaan dan keberanian yang tinggi saya bersedia dan menerima tawaran dari Bapa Uskup. Di dalam hati, saya merasa senang karena masih diberi kesempatan kedua kalinya oleh bapak Uskup untuk melakukan pelayanan ke daerah-daerah terpencil. Dengan melewati perjalanan yang cukup panjang akhirnya saya bersama sembilan katekese sampai di paroki St Maria Imaculata Wahai. Di sana kami hendak bertemu dengan Rp Kundrat Patty, SVD yang merupakan pastor paroki di wahai dan di sambut baik oleh beliau walaupun hanya di depan gerbang gereja tetapi beliau dengan senang hati menerima kami. Setelah itu kami di bagi menjadi dua-dua orang ke rukun-rukun yang ada di paroki wahai dan saya bersama kakak tingkat saya mendapatkan tempat pelayanan yang sama di RK St Yoseph Kobi.


Di tempat pelayanan kami, tepatnya pada RK St Yoseph Kobi kami melakukan perkenalan bersama umat rukun di sana dengan jumlah mereka yang sangat sedikit yaitu hanya ada lima keluarga. Pada saat sebelum saya tiba di tempat tersebut untuk melakukan pembinaan kepada para calon krisma, yang terlintas dalam pikiran saya adalah saya akan memberikan pembinaan untuk anak-anak dan remaja tapi nyatanya apa yang saya pikirkan itu tidak sesuai dan saya bersama kakak tingkat saya memberikan pembinaan bukan untuk anak dan remaja melainkan kepada orang dewasa.

Awalnya saya merasa ragu akan kemampuan saya sendiri bukan karena tidak mampu atau tidak tahu melakukan pembinaan untuk para calon krisma tetapi karena belum diajarkan oleh para pengajar maka sayapun tidak terlalu tahu mengajarkan kepada mereka. Tetapi puji Tuhan sayapun masih ingat pada saat mengikuti pembinaan penerimaan Komunio Pertama dan penerimaan sakramen Krima yang diajarkan oleh kakak-kakak pembina pada saat saya masih berada di kampung halaman saya dan di situlah saya mengajarkan kepada umat yang berada di RK St Yoseph Kobi dan semua proses pembinaan berjalan baik dan lancar dan di tempat itu juga umat sangat menyayangi kami dan melayani kami dengan senang hati.

Salah satu hal yang membuat saya bangga terhadap diri sendiri yaitu pada saat saya di berikan kepercayaan serta kesempatan oleh teman-teman ketekis untuk menjadi MC menyongsong kegiatan hari Valentine ( Hari kasih sayang ) dari awal sampai pada akhirnya berjalan dengan baik walaupun kadang terjadi kesalahan-kesalahn kecil namun itu tidak membuat saya sedih melainkan saya bangga terhadap diri saya sendiri. Dengan mengikuti berbagai macam kegiatan yang telah dirancang oleh kami para ketekis akhirnya semua berjalan lancar dan para puncaknya yaitu pada saat penerimaan sakramen Krima pada tanggal 19 February 2023 di paroki St Maria Imaculata Wahai puji Tuhan semuanya berjalan dengan lancar hingga pada akhirnya kami semua kembali kepada tempat tinggal kami masing-masing
Satu hall yang saya mau katakan dari pengalaman saya ini yaitu “Jangan pernah takut untuk melakukan segala sesuatu walaupun kadang tidak sesuai dengan harapan kita tetapi percayalah semua berjalan dengan baik dan lancar jika kita memiliki keberanian dan pantang menyerah dalam keadaan senang ataupun sulit sekalipun dan yakinlah bahwa Tuhan selalu bersama-sama dengan kita”.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada yang mulia Mrg, Inno Ngutra yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan yang sangat luar biasa untuk kedua kalinya kepada saya untuk pergi ke berbagai pelosok dengan motto yang berjudul “DUCK IN ALTUM” dan dengan semangat yang tinggi serta memberikan senyuman kepada semua yaitu dengan tema ” Satu Cinta Seribu Senyum” . Ucapan terima kasih juga kepada pastor paroki St Maria Imaculata Wahai Rp Kundrat Patty, SVD yang mana telah menerima saya selama pelayanan di paroki Wahai dan ada begitu banyak hal yang saya dapatkan di sana entah pengalaman yang sedih, kecewa bahkan tawa dan bahagia yang saya dapat tetapi saya sangat bersyukur untuk semua yang saya dapatkan dan dari pengalaman tersebut dapat membuat saya menjadi pribadi yang lebih tegar dan kuat dalam keadaan apapun.

Ucapan terima kasih yang sangat mendalam juga kepada umat paroki Wahai, khususnya kepada umat rukun St Yoseph Kobi yang telah menerima, melayani, serta menyanyangi saya seperti anak mereka sendiri. Dan terima kasih atas kebersamaan, serta partisipasi umat semua selama pelayanan saya di RK St Yoseph Kobi .

Terima kasih..!