DAILY WORDS
HARI BIASA, PEKAN BIASA XVII
PW ST. YOAKIM & STA. ANA – ORANG TUA SP MARIA
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : SIR 44: 10-15
MAZMUR : MZM 132: 11.13-14.17-18
INJIL : MAT 13: 16-17
@ Daily Words readers yang budiman, selamat bersua kembali setelah kurang lebih dua minggu DW tidak kami terbitkan oleh karena alasan teknis. Puji Tuhan, alasan kemacetan itu telah mendapat solusinya. Above all, GOD IS SO GOOD. Thank you for all who always be there to support me anytime I am in need of your help.
@ Di hari kita memperingati dan memberi hormat pada orang tua dari SP Maria, saya mengajakmu semua untuk merenungkan peran orang tua dalam pembentukan iman dan akhlak anak. Putera Sirakh menegaskan bahwa leluhur yang adalah orang-orang termasyur, dengan segala karya besarnya, senantiasa diceritakan turun temurun oleh anak-anak dan cucu mereka. Lewat cerita, keturunan (anak & cucu) mereka pun setia menjalankan perintah Allah dan menjaga dengan setia perjanjian antara Allah dan bangsa pilihanNya, Israel. Ingat apa yang diwariskan dalam keluarga Yahudi. Para orang tua, ketika duduk makan Paskah bersama anak-anaknya, akan menceritakan bagaimana Allah dalam kuasaNya membawa nenek moyang mereka keluar dari penindasan Mesir dibawah pimpinan Musa.
@ Moment duduk dan makan bersama di sekeliling meja perjamuan menjadi saat berahmat untuk menceritakan karya agung Allah dan kewajiban bangsa Israel dalam menanggapi karya agung Allah itu. PEMAZMUR memberi gambaran kepada kita, salah satu dari apa saja yang menjadi isi percakapan atau wacana di sekeliling meja perjamuan. Di dalamnya, orang tua membekali anaknya tentang kesetiaan Allah dalam memenuhi janjiNya. Allah bersumpah setia kepada Daud jika Dia akan mendudukkan anaknya di atas takhtanya. Allah berjanji bahwa Sion akan menjadi tempat kedudukan-Nya, tempat peristirahatanNya selamanya. Inilah wejangan-wejangan penting yang selalu diulangi oleh orang tua -orang tua bangsa Yahudi kepada anak-anaknya. Dalam hal ini, keluarga adalah basis dan atau wadah dasar dan utama bagi penanaman iman anak. Keluarga adalah DAPUR IMAN, tempat anak mulai mengenal Allah dan karyaNya. Mari kita lihat kenyataan yang ada keluarga-keluarga kristiani di era digital ini. Apakah masih ada keluarga yang menggunakan moment “duduk di sekeliling meja perjamuan” sebagai saat berahmat untuk mensyeringkan pengalaman iman, pendidikan dan pengetahuan? Ataukah sebaliknya, baik suami maupun istri, orang tua maupun anak, masing-masing sibuk dengan gadget-nya?
@ Warisan dan Pengalaman yang membangkitkan KEBAHAGIAAN. Ketika anak-anak Yahudi mendengar cerita dari orang tuanya tentang Pengalaman Exodus dan berbagai macam karya besar Allah dalam sejarah keselamatan bangsa Israel oleh Allah, mereka menjadi bahagia dan berbangga sebagai BANGSA PILIHAN ALLAH. Mereka menyadari keterpilihannya sebagai bangsa yang istimewa. Cerita karya Allah atas leluhur Israel merupakan warisan suci/legacy suci yang akan diceritakan turun temurun. Di dalam Perjanjian Baru, keselamatan oleh Allah terwujud dan dialami di dalam Yesus Kristus. Dia adalah mesias yang dinantikan oleh para nabi dan raja. Maka, patutlah jika Yesus menyebut Para MuridNya BERBAHAGIA karena mereka SEDANG ADA & MENGALAMI karya keselamatan itu yaitu YESUS KRISTUS. Para murid Yesua mestinya merupakan angkatan YANG PALING BERBAHAGIA- PALING BERUNTUNG karena boleh ada dan hidup bersama Yesus – Sang Mesias- Penyelamat Dunia. Begitupun dengan orang tua Maria (Yohakim & Ana) dan orang tua Yesus (SP Maria & Yosef). Kesadaran akan keterpilihan Maria sebagai Bunda Putera Allah telah membawa satu kebahagiaan tersendiri. Kebahagiaan ini yang melahirkan tanggung jawab dalam diri Maria untuk tetap setia pada kehendak Allah, apa pun beratnya salib yang harus ditanggungnya. Maria, sudah tentu mendapat pendidikan dan pengajaran iman dari ayah dan ibunya yang merupakan orang tua Yahudi yang taat dan setia pada tradisi atau warisan suci.
@ Bagaimana dengan kita? Pesan dari permenungan di atas jelas untuk kita cermati. Pertama, kita patut meneruskan kebiasaan “duduk di sekeliling meja perjamuan” dan mendengar cerita atau pengajaran penting dari orang tua, baik tentang adat istiadat masing-masing maupun tentang tradisi iman kristiani. Kedua, orang tua juga perlu menanam di dalam hati anak akan warisan suci yang mestinya membuat mereka bangga, yaitu EKARISTI KUDUS. Mendengar firman dan menerima Tubuh dan Darah Kristus adalah saat-saat berahmat yang mestinya membuat kita BAHAGIA. Bahagia karena Allah memperhitungkan kita untuk masuk dalam PERJAMUAN EKARISTI KUDUS. Bahagia karena kita dikunjungiNya lewat menyantap SABDA & TUBUH DARAN-NYA. Ketiga, jiwa atau roh dari Ekaristi mestinya diteruskan di rumah atau di dalam komunitas manapun, di dalamnya orang tua dan anak atau anggota komunitas duduk dan syering pengalaman suka dan duka.
Demikian goresanku hari ini. Pesawat sebentar lagi landing. Ya, sekedar mengisi waktu penantian untuk tba di Pulau Bunga alias FLORES. Have a wonderful day filled with love and mercy. Warm greeting from Nusa Bunga. With Love and Prayers❤❤❤🙏🙏🙏🙏