DARI KERAPUHAN BERANJAK MENJADI SAKSI IMAN

DAILY WORDS, RABU, 29 JUNI 2022
PEKAN BIASA XIII
HR ST. PETRUS & PAULUS, RASUL
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : KIS 12: 1-11
MAZMUR : MZM 34: 2-3. 4-5.6-7.8-9
INJIL : MAT 16: 13-19

@ Baik Rasul Petrus maupun Rasul Paulus, keduanya punya sejarah yang unik sebelum menjadi penyaksi iman dan peletak dasar Gereja. Petrus, seorang nelayan sederhana. Bukan seorang tokoh intelektual yang brilian. Petrus adalah sosok yang selalu mau tampil jadi pahlawan untuk membela Yesus. Namun justru menjadi orang pertama yang menyangkal Yesus tiga kali. Ingin tampil seperti Sang Guru namun tidak diimbangi iman yang dalam. (Pengalaman Petrus yang mau berjalan di atas air mengikuti Yesus). Petrus-lah yang secara tepat menjawab pertanyaan Yesus, siapakah sesungguhnya Yesus itu. Dari jawaban yang tepat ini, Yesus menegaskannya sebagai ucapan Allah sendiri lewat mulut Petrus. Dia, Petrus, lewat pengalaman-pengalaman kejatuhan, akhirnya bangkit menjadi seorang yang dipercayakan oleh Tuhan menjadi pemegang kunci Kerajaan Surga. Dan di atasnya, Tuhan mendirikan GerejaNya yang kudus.

@ Berbeda dengan Petrus, Paulus adalah seorang intektual Yahudi yang pandai berbicara. Kepandaiannya menggiringnya menjadi seorang pemimpin yang sombong yang memburu para pengikut Kristus untuk dibunuh. Tuhan menangkapnya dalam perjalanannya ke kota Damsik. Inilah titik balik yang kita kenal sebagai saat pertobatan Saulus dan menjadi penyaksi iman yang akhirnya mati demi Kristus. Paulus-lah yang merintis penyebaran Injil kepada bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi. Paulus menjadi misionaris yang meretas penyebaran Injil keluar dari kungkungan bangsa Yahudi. Paulus, dia beranjak dari sebuah model hidup yang kelam menuju kepada sebuah kebangkitan baru bagi pertumbuhan iman kristiani.

@ Dari pengalaman ziarah iman kedua rasul besar Gereja Kudus ini, ada satu dua hal yang mungkin darinya dapat kita contohi. Pertama, kesederhanaan hidup dan latar belakang seseorang tidak menjadi kendala berarti bagi kiat kita untuk menjadi penyaksi iman. Dari kesederhanaan inilah, Tuhan memerlukan Petrus dan kita sekalian untuk menjadi saksi cinta kasih Tuhan. Kedua, pengalaman jatuh ke dalam dosa bukan menjadi halangan bagi kita untuk menjadi murid Tuhan. Allah tidak memperhitungkan seberapa banyak kita jatuh. Allah selalu menantikan pertobatan kita untuk menjadi saksi iman. Jatuh itu pengalaman manusiawi namun bangkit dan memulai sesuatu yang baru adalah sesuatu yang mulia. Petrus dan Paulus telah melalui jalan ini. Ketiga, waspadalah terhadap sikap TAHU SEGALANYA dan menjadi SOMBONG. Allah memperhitungkan kerendahan hati hambanya untuk melakukan karya pewartaan Injil ke seluruh dunia. Keempat, belajar dari rasul Paulus untuk menjadi jembatan saksi iman bagi dunia di tengah tingginya pertumbuhan fanatisme iman dan agama yang sempit. Paulus mengajarkan kita bagaimana berdialog dengan agama dan budaya- budaya lainnya sambil tetap berdiri kokoh di atas dasar iman yang kita yakini benar. Have a wonderful evening, filled love and mercy. God bless you..❤❤❤🙏🙏🙏🙏..