MEREKA PUN PUTRA-PUTRIKU

Kunjungan Kanonik Mgr. Inno Ngutra, Uskup Diosis Amboina di Paroki Pinggiran di Maluku Barat Daya ( Jumat, 26 November 2022 : Seri – 02)

“Sepertinya Sang Bunda melihat raut wajah kagetku, maka muncul bisikan dari dalam kalbuku, ” Jangan heran, karena mereka pun adalah putra-putriku.”

Hari ini ketika kami memasuki gedung gereja Protestan Maluku di Tiakur pulau Moa untuk menjadi narasumber dalam kegiatan ” Dialog Lintas Agama,” aku pun agak terperanjat kaget karena persis di samping kiri kanan mimbar pemimpin ibadat ada 2 gambar besar Bunda Maria memeluk Yesus Putranya, yang setelah kegiatan kuminta photographer mengambil gambarku dan hasilnya seperti yang Anda lihat dalam postingan ini.

Melihat foto Bunda di situ, aku pun mengeluh kecil kepadanya, ” Bunda, mengapa engkau ada di sini? Ia pun menjawabku, ” Apakah engkau heran karena aku tinggal di sini?” Aku pun menyahutnya, ” Tapi kan mereka tidak menghormatimu ( berdevosi ) kepadamu seperti yang dilakukan oleh putra-putrimu dalam Gereja Katolik? ” Ia pun menjawabku, ” Mereka tidak berdevosi kepadaku, bukan berarti mereka tidak menghormatiku, kan?” Ia pun melanjutkan, ” Dengarlah aku, sekalipun mereka tidak menghormatiku tapi aku sebagai ibu pemberian Yesus kepada semua pengikut-Nya akan memperlakukan mereka sebagai putra-putriku sesuai dengan permintaan Putraku dari tiang gantungan , ” Ibu, inilah anakmu !” ( Luk. 19 : 26 )

Aku pun terpaku diam merenung tentang hati keibuan Maria, Bunda kita; Bagaimana mungkin ia akan membiarkan jiwa-jiwa binasa dalam dosa? Tidak! Ia pasti mau menyelamatkannya biar pun cuma satu orang saja, kecuali jiwa itu sendiri memilih untuk binasa.

Kisah kecil ini mengajariku tentang beberapa keutamaan kristiani yang sangat keibuan bahwa;

1) Dalam kehidupan rohani, jangan cepat menghakimi orang lain hanya karena mereka berbeda atau tidak menunjukkan caranya mereka berdoa atau menyembah Yang Ilahi seperti kita;

2) Jangan pernah berlaku sebagai hakim Ilahi yang berani mengklaim bahwa yang satu diterima oleh Sang Khalik dan yang lain tidak berkenan di hadirat-Nya;

3) Bunda kita Maria memiliki hati yang luasnya lebih dari samudra di dunia ini sehingga kita pasti tidak tahu caranya orang lain berenang ke tepian hati Sang Bunda kita.

Tiba-tiba suara itu muncul lagi dan berkata, percayalah bahwa” Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia (Luk. 1:48) karena aku tak pernah menolak seorang jiwa pun menjadi putra atau putriku.

Aku pun keluar dari gedung gereja Protestan itu dengan seuntai doa, ” semoga kelak semua pengikut Yesus bisa menyapa Maria sebagai Bunda mereka sesuai dengan perintah Yesus , ” Inilah Bundamu!” ( Luk. 19 : 27 )

Doakanlah domba-domba kecilku di pulau-pulau terluar ini

Terimalah salam, doa dan berkatku untuk para sahabat ( Mgr. Inno Ngutra : Minnong – Duc in Altum )