Day: June 21, 2025

MENEMUKAN KEPENUHAN DALAM TUHAN 

HR Tubuh dan Darah Kristus/Minggu, 22 Juni 2025 Kej. 14:18-20; 1Kor. 11:23-26; Luk. 9:11b-17 Semua orang mengejar kebahagiaan. Hidup bahagiaadalah dambaan setiap orang. Banyak hal yang diupayakanuntuk mencapai kebahagiaan tersebut. Sebagian orang yang mengukur kebahagiaan pada materi. Harta dipandang sebagaistandar kebahagiaan. Namun di lain sisi, ada orang yang tidaksemata-mata memandang materi pokok kebahagiaan. Kebahagiaan terletak pada hati. Kebahagiaan ini tidak diukuroleh harta, uang, atau materi. Ketenangan hati adalah tandakebahagiaan. Selain itu, kebahagiaan juga tidak berarti ketikakita hanya sukses. Paus Fransiskus dalam beberapa momenmenekankan bahwa kebahagaiaan tidak berarti tidak memilikikegagalan dalam hidup. Hidup bahagia bukan berarti tidakmemiliki badai, kekecawaan, dan keputusasaan. Hidupbahagia berarti ketika kita menemukan kekuatan dalampengampunan, harapan dalam pertentangan, ketenangandalam ketakutan, cinta dalam perselisihan. Kebahagiaan juga bukan hanya ketika kita merayakan keberhasilan, tetapi juga ketika kita belajar dari kegagalan.  Yesus adalah sumber kekuatan. Dialah kebahagiaansejati. Dia melengkapi segala kekurangan yang kita miliki, dan menganugerahkan kebagiaaan bagi kita. Ketika orang-orang lapar, putus harapan, Dia membantu untuk menemukankebahagiaan di tengah penderitaan. Para murid merasakhawatir terhadap banyak orang yang mengikuti perjalananYesus. Mereka meminta Yesus untuk menyuruh merekapulang karena akan mengalami kesulitan untuk memberimakan dan penginapan bagi orang-orang tersebut. Tetapijustru mengingatkan para murid bahwa memberi makan dan penginapan adalah tanggungjawab para murid. Lalu Yesusmengadakan mujizat. Dia menggandakan lima roti dan duaikan untuk dimakan (lima ribu laki-laki, tidak termasukperempuan, dan anak-anak).  Para murid dan semua orang saat itu memiliki keterbasan, tetapi mengalami kepenuhan, bahkan kelimpahan di dalam Yesus. Sesudah dimakan banyakorang, masih terdapat sisah ikan dan roti dua belas bakul. Kebahagiaan dalam Tuhan berlimpah ruah. Untuk itu, kepenuhan kebagahagiaan sejati ada di dalam Tuhan. Sebagaiorang beriman, Tuhan adalah sumber kekuatan dan satu-satunya kepenuhan (serta kelimpahan) kebahagiaan. Tuhantidak pernah akan mengencawakan. Dia bahkan akan memberilebih dari yang kita minta.  Hari ini, kita juga merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini mengingatkan kita tentang maknaEkaristi kudus. Setiap kali kita mengikuti Ekaristi, kitamenerima tubuh dan darah Kristus. Yesus sungguh-sungguhhadir dalam Ekaristi. Tubuh dan Darah-Nya dipersembahkankepada kita dalam Ekaristi. Kristus selalu mendampingiGereja-Nya terutama dalam kegiatan-kegiatan liturgis. Iahadir dalam Kurban Misa, baik dalam pribadi pelayan, “karena yang sekarang mempersembahkan diri melaluipelayanan imam sama saja dengan Dia yang ketika itumengorbankan Diri di kayu salib, maupun terutama dalam(kedua) rupa Ekaristi (SC, art. 7). Gereja memiliki sejumlahpelayanan, tetapi liturgi, terutama Ekaristi adalah sebuahperayaan paling agung karena di dalam perayaan inilah Tubuhdan Darah Kristus sungguh-sungguh hadir. Untuk itu, denganperayaan ini, kita dipanggil untuk tetap mencintai Ekaristi. Pertemuan paling nyata dengan Tuhan terjadi dalam Ekaristi. Menghindari Ekaristi, maka menghindari pertemuan denganTuhan. Semakin sering bertemu dengan Tuhan dalam Ekaristi, maka semakin kita menjadi kudus (bdk. SC, art. 7).  Anak-anak yang pada hari ini menerima Tubuh dan Darah Kristus diajak untuk mencintai Ekaristi. Orang tua-orang tua memiliki tanggungjawab yang penting untuk selalumengajak anak-anak untuk menerima Tubun dan Darah Kristus melalui misa, baik misa harian maupun misamingguan. Orang tua-orang tua memang sibuk denganberbagai pekerjaan, tetapi harus tetap berkomitmen untukmenciptakan suasana doa dalam rumah tangga,

KEHADIRAN NYATA KRISTUS DI DALAM EKARISTI

INTISARI FIRMAN TUHANMinggu, 22 Juni 2025HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUSInjil: Luk. 9 : 11b – 17 Pada hari ini, kita merayakan KEHADIRAN NYATA KRISTUS DI DALAM EKARISTI sehingga kita tidak hanya mendengarkan Dia yang bersabda, melainkan juga memaknai Dia yang berkorban memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai santapan jiwa kita. Maka beberapa kebenaran iman yang