Dibuang Sayang Ooo….Oo…o…Ooo….Oo…o… Di hati ini ada CINTADi mata ini ada CINTADi Mulut ini ada…
BOLEH KAH AKU MENCIUMMU, BAPA USKUP?
Sepenggal Kisah Saudaraku ABA dari Kota Banda Naira

Permintaan di atas keluar dari mulut ABA di akhir pertemuan kami di hotel miliknya tempat kami menyantap makanan siang kemarin.
Kemudian Aba melanjutkan: “Bila Imam Besar Istiqlal bisa mencium kepala Bapa Paus, aku pun bisa mencium kepala saudaraku, Bapa Uskup.”
Kemarin siang ketika kami santap siang di hotel Cilu Bintang Estate di Banda Naira, tiba-tiba datanglah seorang bapa sebaya yang memperkenalkan diri sebagai pemilik hotel. Sapaan akrabnya “ABA.” Beliau seorang Muslim taat namun sangat moderat, toleran dan nasionalis.
Beliau bertutur: “Bapa Uskup, ketika ada masyarakat menolak pembangunan kembali gedung gereja Katolik di atas tanah milik Gereja Katolik, saya langsung menelpon bapa Camat dan mengatakan, jangan membuat nama kita berdua tercemar hanya karena masyarakat menolak pembangunan gedung gereja Katolik itu. Kita ingin menciptakan Banda Naira menjadi kota Nusantara mini yang dihuni oleh semua orang yang berbeda agama dan keyakinan dengan damai.” Sungguh, aku benar-benar dibuat terkagum-kagum dengan cara berpikir Aba yang sangat moderat, toleran dan nasionalis itu.
Setelah santap siang yang enak, hasil masakan dari istri Aba, kami pun pamit pulang. Tapi Aba bilang: “Bapa Uskup, mohon bertahan sebentar. Aku ingin memberikan sesuatu kepada Bapa Uskup sebagai kenang-kenangan.” Beliau lalu membuka lemari koleksi barang-barangnya dan mengeluarkan cendra mata berupa “buah pala.” Sebelum menyerahkannya kepadaku, beliau berujar: “Kalau Imam Besar Istiqlal bisa mencium kepala Bapa Paus, aku pun bisa mencium kepala saudaraku, bapa Uskup.” Maka aku pun menimpalinya: “Iya saudaraku, Aba. Jika Paus bisa mencium tangan Imam Besar, maka aku pun akan mencium tanganmu sebagai seorang saudara dalam kemanusiaan, walaupun kita berbeda agama.”
Karena itu, bagiku jika sebuah persahabatan sudah sampai ke tingkat seperti di atas maka tidak ada lagi sekat dan tembok yang berdiri di antara kita. Sebaliknya yang ada hanyalah jembatan kemanusiaan yang membuat kita saling saling mengunjungi dan bertemu untuk menghormati satu sama lain walaupun masing-masing mengenakan baju keagamaan yang berbeda warna.
Dalam doa malamku, aku hanya berharap dan berdoa semoga di seantero Nusantara ini, lahirlah sosok-sosok ABA yang baru, yang menjadi pelopor kemanusiaan, keberagaman dan toleransi, sehingga di mana pun kita berada di Nusantara ini, yang kita alami dan temui hanyalah kedamaian, sukacita dan kegembiraan.
Terima kasi saudaraku, ABA dari Banda Naira. Tetaplah menjadi pengayom bagi masyarakat beragama di Kota Banda Naira yang indah dengan laut Banda yang terkenal itu.
Dari tepi Laut Banda, Kutuliskan ini untuk para sahabat ( Mgr. Inno Ngutra : Minnong – Duc in Altum )
You may also like
Related Posts
- KAMI INGIN DOAKAN BAPA USKUP
- BERKATILAH KAMI, BAPA USKUP
Catatan Kecil Mgr. Inno, Uskup Amboina selama Kunjungan Kanonik di Aru Utara ( Tgl 1…
- KAMI HANYA INGIN MELIHAT BAPA USKUP KAMI
Kunjungan Kanonik Mgr. Inno Ngutra, Uskup Diosis Amboina di Paroki-paroki Pinggiran di Kepulauan Sula (…
Archives
- August 2025
- July 2025
- June 2025
- May 2025
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- October 2024
- September 2024
- August 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- July 2022
- June 2022
- May 2022
- April 2022
Categories
- APP 2025
- banda naira
- Beranda Nuhu Yuut
- berita dari kei kecil
- berita duka
- Berita Keuskupan
- BKSN
- Bulan Liturgi Nasional
- Daily Words
- Downlaod
- ekaristi
- Embun Pagi
- Filsafat
- Frits H. Pangemanan
- Hari Lahir Kota Ambon
- HUT Episkopal
- Jumaat Agung
- Kamis Putih
- Katedral Ambon
- Kepausan
- Kevikepan Kei Kecil
- Kevikepan KKT/MBD
- Kevikepan Kota Ambon
- Kevikepan seram
- Kewikepan Seram
- kolese Joannes Aerts Kei Besar
- Kolose Andreas Sol
- Kolose YPKKA
- Komisi Kateketik
- Komisi Kepemudaan
- Komisi Kitab Suci
- komisi liturgi
- Komisi Pendidikan
- Komisi Seminari
- Kompasiana
- KOMSOS
- Kronik
- Kuasi Paroki Wowonda
- kunjungan kanonik
- Kunjungan Uskup
- Kuria MAM
- KWI
- LAPORAN MUSPASPAS
- mahasiswa katolik
- malaysia
- mars projo
- misa krisma
- Misionaris Marauke
- MUSPASPAS 2024
- MUSPASPAS2024
- OFM
- OMK
- Opini
- Paroki
- Paroki Passo
- Paroki Pinggiran
- Paroki St. Mathias Saumlaki
- Pesan Natal
- Prapaskah
- Rapat Kuria
- Refleksi Pastoral
- Rekoleksi
- Rekoleksi Para Imam
- Renungan
- rumah unio langgur
- satucintaseribusenyum
- Sejarah Kota Ambon
- Sejenak Sabda
- SEKAMI
- sekami
- Stasi Banda Neira
- STFSP-Pineleng
- STPAK Ambon
- Surat Gembala
- Tahun Yubelium
- Tri Hari Suci
- unio projo
- Uskup Seno Ngutra
- Vatikan
- Wilayah
- Wilayah Aru
- Wilayah Buru
- Wilayah Kei Besar
- Wilayah Kei Kecil
- Wilayah Kota Ambon
- Wilayah KTT
- wilayah malut
- Wilayah Talimas
- wisata rohani airlow
- YPKKA