CINTA DAN PERMATA


Hari Minggu Biasa XXVIII
Keb. 7:7-11; Ibr. 4:12-13; Mrk. 10:17-30 (Mrk. 10:17-27).
Minggu, 13 Oktober 2024

Harta ini dapat bermacam-macam. Harta dapat berupa materi, uang, jabatan. Tetapi harta juga dapat berupa kebahagiaan, kejujuran, cinta kasih, kesetiaan. Harta yang paling hakiki bukanlah materi, tetapi hati yang penuh cinta. Materi bisa saja punah, tetapi cinta akan tetap abadi. Yesus dalam injil hari ini menasehati seorang yang kaya untuk melihat harta yang hakiki. Orang kaya tersebut datang kepada Yesus untuk meminta petunjuk tentang kehidupan kekal. Orang ini ingin tahu tentang bagaimana memperoleh kehidupan kekal. Orang ini sudah menjalankan berbagai aturan keagamaan. Dia merasa bahwa aturan-aturan itu dapat menjadi jaminan baginya untuk memperoleh kehidupan kekal. Namun rupanya dia masih memiliki hati yang terikat dengan kekayaannya. Yesus mengatakan, bahwa jika dia ingin memperoleh kehidupan kekal, maka dia harus menjual segala hartanya. Yesus berkata, Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mrk. 10:21).
Kalimat Yesus di atas mengajak orang kaya tersebut untuk memiliki cinta. Salah satu bentuk dari cinta yang Yesus ingin tekankan adalah memberi. Orang kaya tersebut belum bebas dari ikatan harta. Dia rupanya begitu menyembah hartanya. Dia begitu melekat erat pada hartanya. Tidak ada cinta yang mau memberi dibalik segala harta dan kekayaan yang orang kaya ini miliki.
Harta, berupa materi, uang, jabatan yang kita miliki patut kita syukuri. Sebagai orang beriman, kita patut bersyukur atas rahmat ini. Namun harta ini tidaklah berguna bila tanpa cinta. Yesus menghendaki agar harta-harta ini tidak menjadikan kita kikir dan menutup diri terhadap orang lain. Yesus menasehati orang kaya dalam injil untuk dia harus terbuka bagi orang lain dan mau memberi dengan penuh cinta. Yesus menghendaki agar kita tidak dibawah kontrol harta atau materi. Segala materi atau kekayaan boleh kita miliki, tetapi hidup bukan pertama-tama untuk mengumpulkan segala sesuatu, tetapi hidup juga untuk berbag kasih, senyuman, kejujuran, kesetiaan. Ini harta sejati. Orang yang tidak membebaskan dirinya dari ikatan harta atau materi, tidak akan pernah mau memberi kepada orang lain.
Oleh sebab itu, kekayaan sesungguhnya adalah hati yang penuh cinta yang mau memberi. Segala hal kita boleh miliki tetapi harus dibarengi dengan kerelaan untuk memberi dengan jujur, tulus, ikhlas, dan rendah hati. Mengangungkan harta, materi, uang atau kekayaan lain adalah sia-sia dan mengantar kita pada kesombongan. Dari kesombongan munculah iri hati, benci, dan berbagai dosa lain. Hati penuh cinta yang terbuka mengantar kita untuk tidak menjadi serakah dan mengidolakan harta di atas segala-galanya. Sebagai orang beriman yang memperkaya kita adalah cinta yang mau memberi, bukan uang atau materi. Amin. #novlymasriat.