KURELAKAN MAMA DENGAN DOA, KUTERIMA BAPA USKUP DENGAN SUKACITA

Demikianlah kata-kata luar biasa dari Romo NELLES, yang ibunya meninggal dunia tiga hari yang lalu.

Tiba-tiba pesan WhatsApp dari Romo Nelles

“Selamat pagi Bapa Uskup. Mama Bibiana akan dimakamkan hari ini. Beta rencana pulang saat 40 hari. Jadwal Bapa Uskup berjalan sebagaimana yg direncanakan. Makasi Bapa Uskup.”

Tadi pagi kapal yang kami tumpangi sandar di pelabuhan Sanana pada pukul 09.00 terlambat 2 jam dari waktu yang direncanakan sebelumnya.

Setelah sarapan pagi di rumah salah satu keluarga Betania, kami siapkan diri untuk misa Requiem pada pukul 10.00 mendoakan dan mohon keselamatan jiwa bagi ibu BIBIANA LANDANG, ibunda dari Romo Vikep Talimas, Rm. NELLES OPENG.

Memang sejak mendengar berita kematian ibundanya, saya langsung kirim pesan singkat kepada Romo Nelles: “NELLES, Cari kesempatan utk pergi menguburkan mamamu.” Namun, karena bertepatan dengan kunjungan saya ke wilayahnya maka Romo NELLES rela melepaskan kepergian ibunda yang mengandung, melahirkan dan merelakannya menjadi seorang Romo demi tugasnya sebagai seorang Romo Vikep. Sungguh, sebuah tindakan pengorbanan yang tampa pamrih. Suatu ketulusan karena cintanya kepada Gereja Kristus yang dilayaninya.

Maka dalam Kotbah, saya teringat akan ritus yang sudah jarang dipraktekan dalam misa tahbisan yakni “Cerita tentang tradisi “MANUTERGIUM.” ( manutergium alias lap tangan ini dilepaskan ikatannya dari tangan imam? Jawabnya, setelah imam baru menerima (atau menyentuh) piala dan patena yang diberikan uskup. Imam kemudian menuju ke meja samping untuk membersihkan minyak dengan roti dan jeruk dan kemudian dengan air dan sabun. Manutergium ini kemudian disimpan oleh pelayan sampai akhir upacara). Seturut tradisi, masing-masing imam baru akan memiliki dan menggunakan manutergiumnya sendiri-sendiri. Setelah digunakan dalam Misa Tahbisannya, manutergium ini kemudian dipersembahkan kepada ibu sang imam, bisa pada akhir Misa Tahbisan atau pada Misa Syukur Perdananya. Ketika sang ibu wafat dan dibaringkan dalam peti jenazah, manutergium ini dibalutkan pada tangannya. Pada hari penghakiman nanti, pada waktunya kita semua dibangkitkan, saat Kristus bertanya kepada sang ibu, “Apa yang telah engkau lakukan bagi-Ku?” Sang ibu dapat menghunjukkan manutergium itu, “Aku telah mempersembahkan putraku, ya Tuhan.”

Ibu Bibiana telah menyerahkan putranya menjadi Imam Kristus dalam Gereja-Nya maka surga adalah imbalan yang setimpal baginya.

Terima kasih Romo NELLES atas pengorbanmu yang luar biasa Gereja Kristus. Tuhan Yesus pasti akan memberkatimu dan menjagamu selalu selamanya sampai akhir hayat.

Kami sekrang berisitiraht sejenak untuk santap siang, dan setelah itu akan berangkat dengan SPEEDBOAT ke Pulau TALIABU pada pukul 14.00 siang.

Mohon doa untuk kami dan teristimewa Romo NELLES OPENG yang sangat terberkati ini.

Salam, doa dan berkatku untuk para sahabat ( Mgr. INNO NGUTRA: Minnong – Duc in Altum )

keuskupan amboina

Recent Posts

GEREJA KECIL BANDA NEIRA BANGKIT KEMBALI

Sepenggal Kisah dari Domba-Domba Kecil di Banda Neira “Gedung kami dihancurkan dan dibakar, tapi puing-puingnya…

11 hours ago

JADILAH SHALOM BAGI SESAMAMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA BANDA NEIRA, MALUKU TENGAHJumat, 18 Oktober 2024Pesta St. LukasInjil: Luk.…

14 hours ago

MENCARI-CARI KESALAHAN DARIPADA MENGAKUI KEBENARAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEKamis, 17 Oktober 2024Injil: Luk. 11 : 47 -…

2 days ago

MENJADI BERKAT BUKAN BEBAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISERabu, 16 Oktober 2024Injil: Luk. 11 : 42 -…

3 days ago

MAMA, AKU INGIN BERSEKOLAH

Kisah Romo Erol dari Taliabu, Part 2 Para sahabat, mari kita membantu Romo Erol untuk…

3 days ago

BERPENAMPILAN PARLENTE DENGAN MULUT MANIS

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESelasa, 15 Oktober 2024Injil: Luk. 11 : 37 -…

4 days ago