MARI BERAKIT KE HULU -SAATNYA MENGINTROSPEKSI DIRI – DARI SUMBER YANG MANA AKU BERASAL

DAILY WORDS, SELASA, 25 JUNI 2024
PEKAN XII MASA BIASA
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : II RAJ 19:9b – 11. 14 – 21. 31 – 35a. 36
MAZMUR : MZM 48: 2– 3a. 3b – 4. 10 – 11
INJIL : MAT 7: 1: 6. 12 – 14

( Kupersembahkan Goresan Sederhana ini untuk Para Anggota WKRI di HUT-mu yang ke – 100 )

@ Cerita ini selalu saya syeringkan pada saat pembinaan orang tua/orang tua wali calon Baptis: seorang ibu datang kepada saya sambil mengeluh, “Pastor, anak saya yang masih berusia 4 tahun ini terlalu “ cakadidi ” dan ‘ isi bagarak ” (artinya anaknya sangat aktif ( hyper active ). Dia tidak bisa tenang di tempat, loncat sana loncat sini, panjat ini dan itu. Pokoknya tidak ada waktu jedah untuk berhenti bergerak. Saya tidak tahu lagi mau buat bagaiamana?” Saya lalu bertanya kepada si ibu,” Kira-kira selama masa anak di dalam kandungan, jenis-jenis lagu mana yang selalu ibu dengar? Apakah ibu sering memainkan lagu klasik instrumental untuk ibu dengar dan nikmati? Ataukah jenis lagu-lagu joget jaman ini semisal GEMU – FAMIRE yang ibu sering dengar salama masa kehamilan?” Ibu itu pun menjawabnya dengan tersipu malu, “Saya sering dengar lagu-lagu joget baik yang dari Maluku maupun yang dari Flores.” Meskipun tanpa menyebut judul lagu mana yang sering didengar olehnya, saya sudah yakin kalau ibu itu pun sering mendengar lagu GEMU FAMIRE , yang sebagian dari syair itu berbunyi, “ Putar ke kiri e, nona manis putar la ke kiri, ke kiri, ke kiri, ke kiri dan ke kiri, ke kiri manise. Putar ke kanan e, nona manis putarlan ke kana,ke kanan, ke kanan, ke knana, ke kanan manise …”. Mungkin saja karena anak sejak dari dalam kandungan ibu sering mendengar lagu dengan motive dan syair demikian, setelah dilahirkan, dalam masa pertumbuhan, dia menjadi begitu hyper active, yang dalam bahasa Ambon disebut “terlalu cakadidi dan isi bergerak”. Apa yang ditanam sejak masa pembentukan di dalam rahim ibu, itulah yang akan tampak di dalam diri anak saat dia dalam masa pertumbuhan. Saya selalu tekankan di dalam proses pembinaan orang tua/orang tua wali bahwa setiap tutur kata, tindakan, isi pikiran, perasaan, ekspresi wajah, jenis lagu yang sering didengar, semuanya akan terekam sangat rapih di dalam diri janin yang sedang tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibu.

@ Inti dari cerita yang saya syeringkan adalah: KELUARGA ADALAH DAPUR IMAN. Jika keluarga menghidupi iman secara sungguh lewat doa dan perbuatan-perbuatan baik/kasih, saya yakin anak yang tumbuh dan berkembang di dalam situasi demikian akan memancarkan apa yang telah direkamnya sejak masa dini. Sebaliknya anak yang tidak mendapat cukup kasih sayang dari kedua orang tua atau terlalu dimanjakan oleh orang tua bahkan opa dan oma, anak itu akan memancarkan keluar sikap yang tentunya berbeda dengan anak yang tumbuh dalam disiplin hidup rohani dan disiplin hidup karya yang memengaruhi dan menumbuhkan jiwa anak yang disiplin dan kreative. Benar apa yang diajarkan oleh Yesus dalam injil suci hari ini. Setiap buah yang baik, datang dari pohon yang baik. Atau setiap pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya, setiap pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik pula. Berdasarkan ajaran Yesus ini, setiap keluarga khususnya orang tua patut “ bergerak ke hulu ” atau berintrospeksi diri untuk melihat apakah di saat pemnbentukan dan pertumbuhan anak, mereka telah menyiapkan lahan dan suasana atau atmosphere yang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

@Di tahun 2010, dalam satu pertemuan para cendikiawan Muslim Indonesia dan Turki di Kantor Konsulate Indonesia di Houston, saya juga sempat diundang dan bertemu dengan begitu banyak kaum intelektual dari kedua negara ini. Ketika sedang berada di luar Gedung untuk menikmati rokok GG mad in Indonesia, seorang anggota cendikiawan Muslim asal Turki berkomentar begini: “.. wahhh Indonesia itu luar biasa. Soekarno sudah memberi dasar yang bagus yaitu dasar Pancasila. Meskipun Indonesia sangat divers, persatuan dan kesatuan tetap terjaga oleh karena dasar Pancasila. ” Saya cukup terkesan dengan komentar seorang cendikiawan Muslim ini. Orang-orang dari luar sana mempunyai stereotype yang baik tenang Indonesia dan memuji alam demokrasi yang bertumbuh secara harmonis dalam keragaman budaya, bahasa dan suku serta agama. Inilah kekhasan yang selalu menjadi ciri utama yang kita bawa terlebih ke ranah internasional. Jika pemimpin kita baik dan menghidupi dasar falsafah hidup yang baik dan konsiten, tentu masyarakat yang hidup dibawah kepemimpinannya menjadi aman, damai, tentram. Orang atau pribadi yang lahir dari dalam masyarakat yang demikian, akan selalu memancarkan sesuatu yang baik dan positive kepada sesama di sekitarnya bahkan kepada dunia internasional.

@ Hal ini telah ditunjukkan oleh raja Yosia, yang kisahnya kita dengar di dalam bacaan pertama hari ini. Dalam kepemimpinannya, dia dengan rendah hati mendengarkan bisikan Allah lewat kata-kata yang termaktub di dalam kitab yang ditemukan oleh imam Besar Hilkia dan dibacakan oleh Safan – panitera raja di hadapannya. Raja bahkan mengumpulkan seluruh rakyat Yehuda dan penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam dari yang kecil sampai yang besar dan dihadapan mereka, emmbacakan kita perjanjuian yang ditemukan di rumah Tuhan itu. Atas kepemimpinan Raja Yosia, mereka mengadakan pembaharuan perjanjian dengan Tuhan. Mereka berjanji untuk hidup dengan mengikuti Tuhan dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan segenap jiwa. Tindakan raja Yosia ini merupakan satu langkah yang luar biasa. Dia sungguh mengarahkan semua rakyatnya kepada suatu tujuan yang baik dan masa depan yang cerah ceriah. Inilah tipikaL pemimpin yang baik dan patut dicontohi. Ada satu keyakinan umum yang mengatakan demikian, “Jika kepala atau pemimpinnya baik, tentu saja dia mempunyai orang-orang atau pribadi-pribadi yang dipimpin itu baik”. Pegang dahulu kepalanya, tentu seluruh badan dan ekornya akan mengikuti seluruh pergerakannya. Dari kepala keluarga atau orang tua yang baik, bertumbuhlah anak-anak secara baik dan bakal mempunyai integritas diri dan kerohohanian yang tidak perlu diragukan lagi. Sungguh, keluarga adalah DAPUR IMAN. Pemimpin adalah SOKO GURU atau TELADAN yang menentukan arah dan langkah sebuah himpunan atau badan.

@ Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) telah lahir dan berjalan sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang berspiritualitaskan ajaran-ajaran Katolik selama 100 tahun. Tentu saja ini bukan sebuah rentan waktu yang singkat. WKRI sudah sampai pada usia yang matang dan dewasa. Kita mengucapkan selamat berbahagia kepada WKRI di hari yang Istimewa ini sambil berdoa, semoga WKRI baik pemimpin dan anggota-anggotanya tetap memiliki kepribadian dan kharakter yang tangguh, kokoh, berwibawa, spirtual dan menjadi suri teladan baik secara organisatoris maupun secara individual. Kita berharap, dari dalam tubuh WKRI, lahir ibu-ibu yang spiritual, peduli, kreatif, dedikatif dan mengedepankan kejujuran, ketulusan dan cinta damai. Jika demikian, WKRI akan selalu menjadi DAPUR IMAN yang baik dan menciptakan pemimpin-pemimpin yang handal dalam masyarakat dan bangsa Indonesia yang kita cintai ini. Di HUT yang ke-100 ini, jangan lupa berakit ke hulu, jangan lupa berintrospeksi, jangan lupa belajar dari sejarah berdirimu agar tetap bergerak maju dengan visi dan misi yang telah diretas oleh para pendirimu. Again, happy 100 anniversary WKRI. Have a wonderful and peaceful day filled with love and compassion. Warm greetings to everybody . padrepiolaweterengsvd 🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽