DATANGLAH DI KANDANG KAMI WALAUPUN KAMI BUKAN DOMBA GEMBALAANMU

Sama seperti di wilayah lain, maka selama kunjungan kanonik di pesisir Barat pulau Yamdena ini, beberapa desa dan jemaat Gereja Protestan Maluku pun kusinggahi, kusapa dan kukuatkan, bahkan sebisa mungkin menyumbang sejauh mampu. Maka di Lingada ketika menyaksikan keterlibatan jemaat GPM ( Gereja Protestan Maluku ) dan melihat proses pembangunan gedung gereja mereka maka saya pun menyumbang plafon dan untuk kegiatan ibu-ibu jemaat.

Hari ini ketika datang ke pulau Fordata dan diterimakan di pusat paroki, pimpinan kecamatan dan gereja-gereja di 2 kampung tetangga pun mengundangku; ” Bapa Uskup, memang kami bukan domba-domba di kandangmu, tapi mohon datanglah dan doakanlah kami juga. ” Undangan ini mengingatkanku akan sabda Yesus, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yoh 10:16)

Setelah diterima secara adat di dua desa Protestan ini, saya pun diajak untuk mengunjungi dua denominasi; GPM Rumgeur, di mana Romo Vikjen dan saya menyumbang 50 sak semen dan 50 Alkitab, dan Gereja Sejarah Ketebusan ( GSK ) Romean di mana kami berdua menyumbang 100 buah Alkitab.

Lewat tindakan kecil ini aku hanya berharap ” agar para pemimpin agama lain pun ketika berkunjung ke wilayah-wilayah di seluruh Provinsi Maluku ini, mereka tidak hanya mengunjungi dan memberi kekuatan dan peneguhan kepada jemaat mereka, tapi juga jemaat agama dan gereja lain, sehingga kedamaian di bumi raja-raja ini benar-benar tercipta.

Aku hanya berandai tapi lebih sebagai sebuah doa kecilku, ” Semoga para pimpinan agama dan gereja hanya mewartakan damai, sukacita dan persaudaraan, bukan menjelekkan yang lain apalagi sampai memprovokasi jemaatnya untuk membenci, menolak dan melukai mereka yang tidak seagama atau segereja dengan mereka. Demikian pun jika memungkinkan maka para pemimpin agama-agama bisa membantu semampu mereka, karena sekecil apa pun bantuan tapi sangat berarti bagi mereka yang membutuhkannya.

Santa Teresa dari Calkuta mengingatkan bahwa ” kualitas perbuatan kita terukur bukan dari jumlah dan besarnya, melainkan dari seberapa besar cinta yang kita letakkan pada sebuah tindakan.

Dari atas batu karang Desa Awear di Pulau Fordata, Tanimbar ( Mgr. Inno Ngutra )