TERSIKSA KARENA SIGNAL, TERPESONA KARENA CINTA

Kunjungan Kanonik Mgr. Inno Ngutra, Uskup Diosis Amboina di Paroki-paroki Pinggiran di Pulau Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur ( Seri – 11)

” Tak mudah bagiku untuk hidup tanpa signal, namun pesona hidup masyarakat kecil nan sederhana di pulau Teor telah mengubahku untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam nan jauh, karena kuyakin pada wajah-wajah merekalah kutemukan cinta Tuhanku.”

Lima hari hidup bersama masyarakat pulau Teor, pulau kecil dengan keterbatasan jaringan internet dan listrik memang tidaklah mudah bagiku, namun hati terasa aman dan tentram dengan semua pesona keindahan alam yang masih asrih.

Aku ini bukan orang yang pandai bergaul sehingga lebih banyak menghabiskan waktu dengan handponeku. Maka ketiadaan signal selama berhari-hari di pulau Teor awalnya sungguh menyiksaku, namun pengalaman di pulau Teor perlahan-lahan telah mengubahku. Aku tiba pada sebuah kesadaran untuk lebih banyak mengerjakan hal penting yakni melayani umat dibanding menyibukan diri dengan media sosial semata.

Saat aku diberikan kepercayaan untuk pelayanan di tempat seperti ini, mulut memang sangat gampang untuk mengucap ‘ya saya siap’, namun untuk mengerjakannya masih ada banyak keluhan di bibir. Menjadi pelayan Tuhan di daerah kepualaun bukanlah hal yang mudah. Kadang terlintas dibenakku, jika suatu saat keadaan menuntutku untuk melayani umat Tuhan di tempat-tempat seperti terpencil di pulau Teor ini, apakah aku siap, karena bagi katekis muda sepertiku dengan pengalaman yang masih sedikit, bukanlah hal yang gampang. Banyak kekurangan yang kutemukan di dalam diriku, namun yang selalu muncul dibenakku yakni “kerjakanlah bagianku, dan biarlah sisanya diselesaikan dan disempurnakan oleh Tuhan.

Aku adalah orang yang suka tantangan. Kerinduan terdalamku adalah melayani umat Tuhan di daerah yang sulit untuk dijangkau, sehingga kunjungan ke pulau Teor ini adalah pengalaman yang paling berharga bagiku. Aku dapat merasakan susah senangnya menjadi pelayan Tuhan di daerah seperti terpencil seperti di pulau Teor ini.

Untuk saudara-saudari terutama adik-adik mahasiswa/i dan katekis muda; Menjadi seorang pelayan Tuhan bukanlah hal yang mudah. Kadang kita akan lebih memilih melayani umat Tuhan di tempat yang lebih mudah, dibandingkan tempat-tempat terpencil seperti ini. Namun percaya dan yakin bahwa di tempat-tempat seperti inilah kita akan merasakan dan mengalami arti sesungguhnya dari sebuah pelayanan.

Satu pelajaran penting yang kudapatkan di pulau Teor adalah kadang kita akan tiba di suatu moment di mana semua kecanggihan peralatan dirasa tidak berguna agar hanya Tuhan dan umat kecil-Nyalah yang menjadi penting di hati dan pikiran kita.

Akhir kata, terima kasih untuk sang Gembala yang sangat luar biasa Mgr. Seno Ngutra, Pr, untuk pengalaman berharga ini.

Coretan hati dari seorang yang tergores hatinya karena cinta Ilahi di pulau Teor.

Oleh: Katekis Lusy Sedubun