DAILY WORDS, JUMAT, 01 JULI 2022
PEKAN BIASA XIII
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : AM 8: 4-6.9-12
MAZMUR : MZM 119: 2.10.20.30.40. 131
INJIL : MAT 9: 9-13
@ Kekelaman bangsa Israel telah ada di ambang pintu. Kehancuran kerajaan semakin dekat jika perilaku para pemimpin Israel dan kaum elite-nya tetap saja bobrok. Orang miskin ditindas. Orang-orang dari golongan atas menempuh segala macam jalan yang manipulatif untuk terus memperkaya diri dan kelompok. Allah Israel yang selalu berpihak pada yang miskin-yang kecil-yang terpinggirkan, tidak tinggal diam melihat kenyataan pahit yang menimpa orang-orang kecil. Sebagai sebuah peringatan, bencana segera menimpa bangsa pilihan Allah. Israel akan mengalami kehancuran oleh serangan bangsa -bangsa lain. Pada saat bencana ini terjadi, barulah mereka sadar akan FIRMAN TUHAN yang telah lama mereka dengar lewat seruan para utusan Tuhan sendiri. Ketika sedang dalam penderitaan oleh karena penindasan bangsa-bangsa lain, pada saat inilah orang-orang Israel duduk dan meratap, mengenang kembali masa-masa indah berada di negeri yang berlimpah susu dan madu -SION. Dalam kesengsaraan, orang-orang Israel merasa lapar dan haus akan KEHADIRAN ALLAH di dalam hidup mereka. Mereka lapar dan haus akan KATA-KATA PENEGUHAN dan PENGHIBURAN dari Allah sendiri. Dalam himpitan penderitaan Israel, mereka rindu dan mau mendengarkan lagi SERUAN-TEGURAN-AWASAN dari Tuhan lewat para nabi termasuk Amos.
@ Pada saat mengalami penderitaan yang luar biasa, orang-orang Israel menjadi sadar bahwa segala macam ketamakan, kerakusan akan harta duniawi, segala macam ambisi untuk mengumpulkan harta dan memperoleh kekuasaan, SEMUANYA BAKAL BERLALU. TIDAK ADA YANG KEKAL. Harta duniawi akan hancur dimakan ngengat. Kekuasaan di atas dunia ini tidak pernah kekal. Satu saat akan berakhir. Israel, sebagaimana dikidungkan oleh Pemazmur, akhirnya sadar sungguh bahwa manusia bukan saja hidup dari roti saja. Makanan jasmani tidak menjamin kedamaian dan ketentraman jiwa. Hanya ada di dalam Tuhan dan mentaati firmanNya, itu sudah cukup untuk mengalami ketentraman hati. Kesadaran akan hal ini, membuat Israel menjadi sangat RINDU akan firman Tuhan dan kehadiranNya.
@ Ya, harta duniawi tidak menjamin segalanya. Matius, si pemungut cukai pun mengalami hal ini. Karena itu, dia dengan segera melepaskan dan meninggalkan segalanya termasuk bisnisnya yang koruptif, dan mengikuti Tuhan. Sapaan Yesus “IKUTLAH AKU” seakan menyentuh-menggugah hatinya dan serempak membangun suatu KERINDUAN YANG DALAM untuk ada bersama dengan Tuhan. Yesus pun mendatangi rumah Matius dan makan bersama dengan para pemungut cukai dan para pendosa. Ternyata para pemungut cukai memiliki KERINDUAN YANG DALAM untuk ada di hadirat Tuhan dan mendengar firmanNya. Harta duniawi yang sudah mereka kumpulkan bertahun-tahun tidak lagi mwnjadi jaminan satu-satunya bagi hidup dan ketentraman hati mereka. Sekarang, mereka lebih merindukan SABDA ILAHI – SABDA ALLAH.
@ Sebagaimana orang Israel dalam Perjanjian Lama dan Matius-Pemungut Cukai dalam Perjanjian Baru, marilah kita, di awal bulan Juli ini, membangun suatu kerinduan yang lebih berarti atau bermakna, yaitu RINDU AKAN SABDA ILAHI, RINDU MENYANTAP TUBUH dan DARAH KRISTUS – SABDA YANG TELAH MENJELMA MENJADI MANUSIA. Kita membangun kerinduan akan makanan rohani, bekal bagi jiwa kita menuju Yerusalem yang Baru. Have a wonderful Friday, filled with a deep desire of Jesus’ presense in our lives. Warm greetings to you all…❤❤❤🙏🙏🙏🙏🙏