DAILY WORDS, SABTU, 4 JUNI 2022
PEKAN PASKAH VII
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : KIS 28: 16-20. 30-33
MAZMUR : MZM 11:4-5. 7
INJIL : YOH 21: 20-25
@ Di hari ke-9 Novena Roh Kudus, hari sebelum kita merayakan Pentekosta, Gereja Kudus menghantar kita dengan kisah akhir dari Perjalanan Paulus hingga sampai di kota Roma & Penginjil Yohanes pun menutup tulisannya tentang Yesus dan karya-Nya yang berakhir dengan ajakan Yesus kepada Petrus untuk mengikuti Dia. Bagian akhir dari Kisah Para Rasul tentang Paulus yang berkiprah di kota Roma dan bagian akhir dari Injil Yohanes yang menceritakan tentang dilema Petrus dan ajakan Yesus untuk mengikuti Dia, rasanya seperti puncak dari perjalanan kerasulan Paulus dan puncak dari karya Yesus. Mungkin saya keliru jika secara serta merta melihat kisah akhir dari kedua buku ini sebagai PUNCAK. Mungkin juga ini bukan PUNCAK tetapi akhir yang MENGESANKAN. Mengapa?
@ Pertama, Paulus tidak pernah menyerah dan berhenti mewartakan Kristus kepada segala bangsa. Dari kota ke kota, masuk keluar kampung, memintassn perbatassn negeri-negeri, dia diterima, dia juga ditolak, bukan hanya oleh bangsanya sendiri melainkan juga oleh bangsa dan budaya lain. Dia bahkan dipenjara, ditinggalkan, diusir, didera dan ditolak, namun he never gave up/tidak pernah berhenti atau putus asah. Paulus, dalam kerapuhan manusiawinya, tetap tegar mewartakan cinta Tuhan, bahkan sampai di kota Roma – pusat kerajaan Romawi yang berkuasa waktu itu. Mengikuti dan mewartakan Kristus yang bangkit adalah SEBUSH HARGA MATI.
@ Demikian pun dengan kisah Petrus pada penghujung injil Yohanes yang kita dengar hari ini. Petrus pernah bersumpah tidak akan membiarkan Putera Manusia (Yesus) yang adalah mesias mengalami penderitaan. Dia melanggar sumpah-nya dengan berlari meninggalkan Yesus di Taman Getzemani. Dia bahkan menyangkal Yesus di saat Yesus sedang diadili. Dia juga mungkin salah satu dari keduabelas rasul yang kembali ke Galilea dengan penuh rasa kecewa atas Yesus yang mati di Kayu Salib. Dia adalah salah satu dari para murid Yesus yang pernah ada dalam kebimbangan jika Tuhan sungguh bangkit dari antara orang mati. Dia juga yang mengalami penampakan-penampakan Yesus sebelum peristiwa Yesus naik ke Surga. Dia-Simon Petrus, juga yang menjawab pertanyaan Yesus tentang CINTA-NYA SEBAGAI GEMBALA dengan memakai kata PHILIA, sebuah gambaran kerapuhan-ketak-berdayaannya di hadapan Yesus Tuhan yang telah mencintai manusia secara AGAPE. Di akhir dari semuanya, dengan melihat pengalaman jatih dan bangunnya Petrus, Yesus tidak PUTUS ASAH atas Petrus. Jesus never gives up on Petrus- Yesus tidak pernah putus asah atas kerapuhan Petrus. Satu-satunya ajakan Yesus atas Petrus adalah IKUTLAH AKU. Sekali lagi, ajakan IKUTLAH AKU tetap menjadi harga mati bagi Petrus dan kawan-kawannya.
@ Belajar dari pengalaman pergumulan iman St. Paulus sampai ke kota Roma dan belajar dari St. Petrus yang akhirnya dikuasai oleh belaskasih Allah untuk tetap mengasihi dan mengikuti Yesus dalam kerapuhannya, kita sekalian- dalam dan lewat peran kita masing-masing, dan dalam kerapuhan dan keterbatasan kita, TETAP SETIA MENGIKUTI YESUS. Memang ada saat dimana saya (sebagai imam) dan saudara-saudari dalam dan lewat peranmu masing-masing, merasa sendirian-ditinggalkan-putus asah-merintih dalam doa dan kesunyian, menggugurkan air mata dalam senyap. Namun hari ini, Yesus yang menyapa Simon Petrus yang lagi sedih hatinya, juga menyapa kita sekalian dengan kata-kata: IKUTLAH AKU. Ya, “Ikutlah Aku” tetap sebuah harga mati….happy weekend to you all. Selamat menutup Novena Roh Kudus. May the Holy Spirit strengthen our hearts and mind to continue to be Jesus’ followers…..🙏🙏🙏🙏🙏